SEASON 2
Andin menatap wajah sang anak dengan kesedihan yang mendalam. Ini benar-benar masih seperti mimpi. Rayhan, anak nya, putra yang selalu ada di samping dirinya kini telah menutup mata untuk selamanya.
"Enggak! Ini enggak mungkin, Rayhan enggak mungkin ninggalin mamah kan nak?." Ujar Andin menangis terisak sambil memandang wajah Rayhan.
Aldebaran pun sangat amat terpukul. Bahkan sangat Terpukul. Dia baru saja mengetahui bahwa rayhan adalah anak nya. Dia baru bisa memeluk rayhan sebentar tapi sekarang pelukan nya dengan Rayhan kali ini adalah pelukan terakhir nya.
"Rayhan bangun! Jangan tinggalkan papah nak. Papah masih butuh kamu, papah belum menjadi papah yang baik untuk kamu, papah belum bisa bahagiain kamu.." Ujar Aldebaran menangis sambil memeluk Rayhan dengan erat.
"Kamu enggak boleh ninggalin papah Rayhan, enggak boleh.." Ujar Aldebaran sambil memandang wajah pucat Rayhan.
Sedangkan Andin? Andin tiba-tiba saja jatuh pingsan. Agam yang berada di belakang Andin lantas langsung mengangkat Andin untuk membawa nya masuk ke dalam ruangan UGD.
"Ya Allah Andin.." Ujar Agam langsung menggendong Andin.
Mamah Rosa, Reyna, Nathan, Serta Alana memandang wajah Rayhan dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Rayhan bangun!! Maafin papah nak, maafin papah.." Ujar Aldebaran menangis histeris.
"Papah memang papah yang enggak berguna untuk kamu, papah gagal melindungi kamu.." Ujar Aldebaran menyalahkan dirinya sendiri sambil memukul-mukul kepalanya dengan keras.
Mamah Rosa yang melihat aldebaran seperti itu lantas langsung menghampiri Aldebaran.
"Al cukup Al.." Ujar mamah Rosa sambil menenangkan aldebaran dan menangis.
Aldebaran menoleh ke arah mamah Rosa.
"Mah cucu mamah.." Ujar Aldebaran tidak sanggup meneruskan kata-katanya kepada mamah Rosa.
Mamah Rosa semakin menangis mendengar ucapan Aldebaran.
"Cucu mamah? I-ni cucu ma-mah?." Tanya mamah Rosa dengan nada gemetar sambil memandang wajah Rayhan.
Aldebaran mengangguk kan kepalanya sambil menangis.
"Ya Allah Rayhan.." Ujar mamah Rosa menangis histeris sambil memeluk Rayhan dengan erat.
"Pah.."
Aldebaran lantas langsung menoleh ke arah anak-anak nya.
"Dia adik kamu nak.." Ujar Aldebaran sambil menangis kepada anak-anak nya.
Reyna, Nathan, dan alana tercengang di tempat. Adik? Jadi selama ini adik yang mereka nantikan masih hidup? Tapi kini adik yang mereka nantikan telah pergi.
"Adik? Rayhan adik aku?.." Ujar Nathan sambil meneteskan air mata nya menatap wajah rayhan.
Aldebaran mengangguk kan kepalanya lemah.
"Dia adik laki-laki kamu nak, adik yang selama ini kamu dambakan kehadiran nya.." Ujar Aldebaran kepada Nathan sambil meneteskan air mata nya.
Nathan menatap sendu wajah Rayhan. Hati nya benar-benar sakit melihat Rayhan yang tertidur seperti itu.
"Ray-han.." Ujar Nathan dengan nada gemetar Sambil memegang tangan Rayhan.
Dan detik itu pula Nathan, alana, dan Reyna langsung menangis kencang. Mereka masih tidak percaya bahwa adik yang selama ini mereka harapkan kehadiran nya telah pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.
"RAYHAN BANGUN! Jangan tinggalin kakak Han, kakak bahkan belum sempat main bareng sama kamu.." Ujar Nathan sambil menatap Rayhan dan menangis.
"Rayhan bangun dek, kamu bahkan belum sempat melihat wajah kakak kamu.." Ujar reyna menangis menatap Rayhan.
"Jadi selama ini mimpi aku adalah benar bahwa aku memang punya adik yang tampan seperti kamu Rayhan, tapi Kenapa sekarang kamu malah pergi.." Ujar Alana sambil menangis histeris.
Tes.
Hati Aldebaran semakin teriris ketika melihat air mata Rayhan turun tapi masih dengan mata yang terpejam.
"Papah tau kamu masih berat ninggalin kami, jadi papah mohon kamu bangun yah kita hidup berkumpul bersama sama mamah, papah, omah, dan adik-adik kamu.." Ujar aldebaran sambil mengusap air mata yang jatuh di pipi Rayhan dengan tangan yang gemetar.
"Bangun sayang..." Ujar Aldebaran sambil mengusap rambut Rayhan dengan lembut.
"RAYHAN.." Ujar seorang wanita berteriak histeris dan menghampiri Rayhan dengan di tuntun oleh laki-laki di belakang nya.
"Rayhan, Rayhan bangun nak. Mamah disini sayang, mamah janji akan selalu ada di samping kamu, mamah janji mamah enggak akan sedih lagi di depan Rayhan. Tapi Rayhan harus bangun, Rayhan enggak boleh tidur kaya gini, Rayhan enggak boleh tinggalin mamah.." Ujar Andin menangis histeris sambil menatap wajah rayhan yang pucat.
Aldebaran memeluk Andin. Memberikan nya kekuatan. Disini pasti yang sangat Terpukul adalah Andin. Dia yang berjuang sendiri untuk menghidupkan rayhan. Bahkan Andin belum sempat melihat wajah Rayhan dari Rayhan kecil.
"Mas Rayhan enggak mungkin ninggalin aku kan mas? Rayhan enggak mungkin ninggalin kita. Dia udah janji kok sama aku akan selalu ada di samping aku, tapi kenapa Rayhan sekarang malah tidur kaya gini? Aku enggak suka.." Ujar Andin kepada Aldebaran sambil menangis histeris.
"Saya tau dan saya paham apa yang kamu rasakan sekarang. Saya pun ikut terpukul ndin, saya baru aja bertemu dengan Rayhan tapi sekarang Rayhan malah pergi.." Ujar Aldebaran sambil memeluk Andin dengan erat. Mereka disini sama-sama Sangat terpukul.
"Permisi pak Bu, rayhan harus kami bawa.." Ujar suster tersebut kepada Aldebaran dan Andin.
"Enggak! Kalian enggak boleh bawa anak saya pergi! Rayhan masih hidup, dia hanya tidur.." Ujar Andin kepada suster tersebut.
"Ibu harus ikhlas.."
"Mas Rayhan enggak boleh di bawa pergi, aku enggak mau kehilangan Rayhan.." Ujar Andin kepada Aldebaran.
Aldebaran semakin memeluk Andin dengan erat. Memberikan nya kekuatan. Anak-anak mereka pun lantas langsung memeluk Andin dengan erat.
"Masih ada saya ndin, ada anak-anak kita, ada mamah. Kamu enggak sendirian.." Ujar Aldebaran kepada Andin.
"Tapi Rayhan belum merasakan kebahagiaan yang sempurna mas, aku belum sempat menuruti keinginan Rayhan untuk beliin Rayhan sepatu, Rayhan masih punya keinginan yang belum tercapai.." Ujar Andin kepada Aldebaran sambil menangis.
Aldebaran tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa menangis.
"Kami ijin bawa anak bapak dan ibu.." Ujar suster tersebut lantas langsung mendorong tempat tidur yang sedang di tiduri oleh Rayhan.
"RAYHAN!." Teriak Andin dengan begitu kencang sambil menangis histeris.
"Kuat sayang.." Ujar Aldebaran menguatkan Andin.
"Hiks.. Rayhan.."
"Maaf pak Bu, ini ada kertas peninggalan dari putra bapak dan ibu. Seperti nya kertas ini sudah lama dan saya menemukan kan nya di saku celana anak ibu dan bapak.." Ujar dokter tersebut sambil memberikan kertas itu kepada Aldebaran.
Aldebaran lantas langsung mengambil kertas tersebut.
Dengan perlahan aldebaran membuka kertas tersebut.
"Mohon maaf sebelumnya tadi saya sempet baca dan memang sebelum Rayhan kondisi nya drop Rayhan sempet sadar sebentar dan mengatakan ke saya bahwa dia ingin mata yang sekarang dia miliki harus jadi milik ibu nya.." Ujar dokter tersebut kepada Aldebaran dan Andin.
Deg.
Detik itu pula hujan tiba-tiba saja turun. Andin masih terpaku di tempat. Sedangkan Aldebaran dan yang lain nya masih syok mendengar ucapan dokter tersebut.
"Ja-di maksud dokter?." Tanya Aldebaran kepada dokter tersebut.
"Anak bapak ingin mata nya di donorkan untuk ibu nya pak.." Ujar dokter tersebut kepada Aldebaran.
Deg.
Detik itu pula rasanya tubuh Andin semua nya menjadi lemas. Rayhan memberikan mata nya untuk ibu yang seperti dirinya?
Aldebaran lantas langsung membaca surat tersebut.
•Flasback Rayhan•
Kini Rayhan tengah duduk di bangku kamar nya sambil memandang wajah dia di depan cermin. Sejak tadi Rayhan terus memikirkan kondisi Andin.
"Aku enggak tega lihat mamah kaya gini terus.." Ujar Rayhan dengan nada sedih kepada dirinya sendiri.
"Mamah selama ini udah banyak berkorban untuk menghidupkan aku, mencukupi semua kebutuhan aku, selalu ada di samping aku, selalu mengajarkan aku untuk berbuat baik kepada siapapun sekalipun orang itu udah jahat.."
Rayhan lantas langsung memikirkan sesuatu yang entah kenapa memang dia rasa ini adalah tindakan yang tepat.
Rayhan lantas langsung mengangkat tangan nya untuk menyentuh kedua mata nya.
"Mata ini nanti nya akan aku berikan untuk mamah.." Ujar Rayhan dengan tersenyum manis.
"Walaupun aku yakin mamah sendiri enggak akan bisa terima mata aku, tapi aku akan tetap berusaha supaya mamah bisa terima mata aku.."
Rayhan lantas langsung mengeluarkan buku kecil dan merobek nya selembar lalu menuliskan sesuatu di sana.
Diary Rayhan
Untuk mamah tersayang
Halo mah..
Entah kenapa aku merasa ketika mamah baca surat ini aku udah enggak bisa jagain mamah..
Mah..
Mamah tau enggak cinta aku buat mamah itu sebesar apa? Rasanya cinta aku untuk mamah luas nya seperti dunia ini mah, bahkan seperti tetesan air hujan yang jatuh dan tidak bisa terhitung banyaknya seperti apa..
Mah..
Terimakasih banyak untuk semuanya..
Terimakasih banyak udah berjuang untuk menghadirkan aku di dunia ini..
Aku tau kala itu pasti mamah benar-benar berada di posisi yang sangat sulit, keadaan mamah buta, mamah terpisah sama papah, tapi mamah tetap semangat di depan aku. Mamah tetap menjadi mamah yang kuat untuk aku.
Mah..
Entah apa yang harus Rayhan lakukan untuk membalas semua pengorbanan mamah. Rayhan berterimakasih sama Allah karena telah mengirimkan mamah yang begitu sempurna untuk Rayhan. Terimakasih ya mah udah sayang dan cinta sama Rayhan.
Mah..
Ketika Rayhan pergi lebih dulu meninggalkan mamah, Rayhan cuma punya satu permintaan terakhir Rayhan untuk mamah. Rayhan mau mamah terima mata Rayhan yah, Rayhan mau mata Rayhan akan jadi milik Mamah. Mamah enggak perlu khawatir, Rayhan akan sangat amat bahagia apabila mamah mau terima mata Rayhan. Oh yah mah suatu saat kalau mamah ketemu papah bilang sama papah Rayhan sayang banget sama papah. Rayhan sayang mamah, I Love You mah..
Sejak saat itu Rayhan selalu membawa kertas itu kemana-mana. Kenapa? Karna dia mau mamah nya membaca surat ini tanpa harus dia yang memberikan nya.
Tes.
Air mata aldebaran jatuh seketika ketika membaca surat rayhan. Rasanya benar-benar sakit membaca surat itu. Dan kini aldebaran benar-benar menyesal kenapa baru sekarang dia menemukan Rayhan.
"ARGHHHH!." Teriak aldebaran dengan begitu keras sambil menonjok dinding rumah sakit dengan begitu keras.
Aldebaran lantas langsung jatuh terduduk. Dia menutup kedua mata nya menggunakan telapak tangan nya.
"RAYHAN PAPAH SAYANG KAMU NAK!." Ujar Aldebaran dengan begitu keras diiring dengan tangisan yang mendalam.
'Maafin papah Rayhan..'
Bersambung....
Nyesek banget nulis nya🥺😭
Rayhan anak baik🥺
Rayhan anak yang kuat 🥺
Gimana Chapter kali ini?🥺