SEASON 2
Rayhan yang melihat om Gunawan ingin menusuk kan sesuatu di perut Andin lantas dengan sangat cepat Rayhan langsung mencegah nya dengan memeluk Andin.
"ANDIN.." Ujar Aldebaran yang spontan juga menghampiri Andin agar om Gunawan tidak menusuk Andin.
Jbeb.
Deg.
"RAYHAN.."
Aldebaran langsung berhenti tepat di belakang Rayhan. Dia kalah cepat dengan Rayhan. Dan alhasil Rayhan yang tertusuk demi menyelamatkan Andin.
Andin yang terkejut lantas langsung merasakan bahwa Rayhan yang tadi nya memeluk dirinya begitu erat kini pelukan nya tersebut seakan lemah.
"Ray-han.." Ujar Andin sambil mengusap rambut Rayhan dengan lembut.
Aldebaran lantas langsung menghampiri Rayhan.
"Rayhan.."
Rayhan yang tertusuk bukan nya kesakitan dia malah tersenyum sangat manis.
"Ak-u Gapapa." Ujar Rayhan lantas langsung melepaskan pelukannya dengan Andin sambil memegangi punggung nya yang banyak mengeluarkan darah.
Mendengar suara Rayhan seperti itu Andin lantas menangis.
"Enggak, enggak, ini enggak mungkin. Kamu gapapa kan nak? kamu baik-baik aja kan sayang?." Ujar Andin sambil menggenggam tangan Rayhan yang dingin.
Rayhan tersenyum." Mam i'm okay.." Ujar Rayhan sambil menyentuh pipi Andin dengan lembut.
Aldebaran meneteskan air mata nya. Dia tidak mau terjadi sesuatu kepada Rayhan ataupun Andin. Dia baru saja bertemu dengan anak dan istrinya.
"Mamah tau kamu terluka. Kenapa kamu malah melindungi mamah nak.." Ujar Andin kepada Rayhan sambil menangis.
"Karena Rayhan adalah anak mamah, Rayhan sayang sama mamah, Rayhan enggak mau mamah kenapa-kenapa.." Jawab Rayhan sambil menatap Andin.
Hati nya udah cukup sakit melihat mamah nya buta. Jadi dia tidak mau mamah nya kenapa-kenapa lagi.
"Tapi kamu membahayakan diri kamu sendiri nak.."
"Mah aku lebih baik terluka dari pada liat mamah menderita. Dan luka ini ju-ga enggak sakit kok mah yah.." Ujar rayhan kepada Andin dengan kesadaran nya yang hampir melemah.
Mereka yang di sana hanya menyaksikan percakapan antara ibu dan anak.
"Kamu berkorban untuk mamah yang tidak bisa membahagiakan kamu nak.." Ujar Andin kepada Rayhan sambil menangis.
"Mamah salah, selama ini mamah yang bikin hidup aku jadi berwarna. Mamah mati-matian berjuang untuk melahirkan aku agar aku bisa hadir di dunia, dan ini belum seberapa atas semua pengorbanan mamah untuk aku.." Ujar Rayhan kepada Andin.
Andin semakin menangis ketika mendengar ucapan Rayhan.
"Rayhan sayang mamah. Maafin rayhan belum bisa bahagiain mamah, maafin rayhan karena selalu menyusahkan mamah.." Ujar Rayhan dengan nada yang kini melemah.
Bruk.
Rayhan jatuh pingsan di pelukan Aldebaran.
"Ya Allah Rayhan.." Ujar Aldebaran dengan begitu panik ketika melihat Rayhan pingsan.
Andin pun ikut panik.
"Sayang, rayhan kamu kenapa nak.." Ujar Andin sambil menangis. Dia membenci dirinya sendiri karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk melindungi Rayhan.
"Kamu mau kemana!." Ujar om Gunawan kepada Andin.
"Om Gunawan benar-benar keterlaluan! Selama ini aku udah baik sama om, tapi sekarang ini balasan om untuk aku?! OM JAHAT!." Ujar Andin kepada om Gunawan sambil menangis.
"Saya jahat karena kamu menolak menikah dengan saya Andin!."
"KARENA AKU UDAH PUNYA SUAMI OM!." Ujar Andin dengan nada emosi kepada om Gunawan.
"Mana suami kamu hah?! Saya berhak bersikap seperti ini karna Tante risa telah menukar kamu dengan uang saya.." Ujar om Gunawan kepada Andin.
Mendengar ucapan om Gunawan, rasanya aldebaran ingin menghabiskan orang itu detik ini pula.
Plak.
Andin kembali menampar om Gunawan.
"OM JAHAT! OM PRIA YANG BENAR-BENAR JAHAT! AKU BENCI OM!." Ujar Andin kepada om Gunawan dengan nada yang benar-benar marah.
Belum sempat menjawab ucapan Andin, om Gunawan tiba-tiba saja pingsan.
Aldebaran lantas langsung menatap ke arah agam. Agam ternyata melemparkan vas bunga tepat di muka nya om Gunawan.
"Thank you!." Ujar Aldebaran kepada Agam.
"Rayhan bangun nak.."
"Ndin kita bawa rayhan ke rumah sakit yah.." Ujar Aldebaran kepada Andin.
Andin hanya mengangguk kan kepalanya. Andin seperti nya belum begitu sadar bahwa yang bicara dengan nya adalah Aldebaran suami tercinta nya.
"Gam tolong bantuin Andin yah, bisa kan?." Ujar Aldebaran kepada Agam.
"Bisa pak Al.." Jawab Agam kepada Aldebaran.
"Ayo ndin.." Ujar Agam sambil menuntun Andin yang kini tengah panik karena kondisi Rayhan.
'Rayhan anak papah, plis jangan kaya gini nak..'Batin Aldebaran sambil menatap bibir Rayhan yang pucat sekali.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Kini mereka semua telah sampai di rumah sakit indah harapan. Aldebaran yang begitu khawatir lantas langsung membawa Rayhan menuju ruangan UGD di ikuti dengan agam yang sedang menuntun Andin.
Sesampainya di dalam UGD, aldebaran lantas langsung meletakkan Rayhan di tempat tidur rumah sakit.
"Mohon maaf bapak dan ibu silahkan tunggu di luar.." Ujar suster tersebut kepada Aldebaran, Andin dan Agam.
"Suster tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya sus.." Ujar Andin kepada suster tersebut sambil meneteskan air mata nya.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien.." Ujar suster tersebut kepada Andin.
Setelah itu Andin lantas langsung di bawa keluar oleh Agam.
"Selamatkan putra saya.." Ujar Aldebaran Kepada suster tersebut sambil menatap Rayhan.
"Pasti pak.."
Aldebaran pun lantas langsung membalikkan badannya untuk berjalan keluar.
Sesampainya di luar, aldebaran lantas langsung menatap Andin yang sedang menangis tersedu-sedu. Andin- nya masih sama seperti dulu. Dia lantas menatap Andin dengan pandangan sedih.
'Ini yang saya benci dari dulu ndin. Saya gagal buat jaga kamu dan putra kita..' Batin Aldebaran menatap Andin.
Aldebaran paham, sepertinya Andin belum sadar bahwa diri nya ada di dekat Andin.
Aldebaran kemudian langsung berjalan menghampiri Andin.
Tanpa bicara apapun tiba-tiba saja Aldebaran memeluk Andin dengan begitu erat. Dan Andin yang mendapat kan pelukan seperti itu lantas langsung terkejut.
Deg.
Nyaman. Kata itu lah yang bisa menggambarkan isi hati Andin ketika mendapatkan pelukan tersebut.
"Sayang.." Ujar Aldebaran dengan nada yang begitu lirih sambil meneteskan air mata nya.
Deg.
Andin terpaku di tempat.
'Suara itu?.' batin Andin bersuara ketika menyadari bahwa dirinya kenal dengan suara tersebut.
"Saya tau kamu masih hidup.." Ujar Aldebaran sambil mengeratkan pelukannya dengan Andin. Rasanya untuk saat ini dia tidak mau melepaskan pelukannya dengan Andin.
Deg.
"Mas Al?." Ujar Andin dengan nada yang gemetar. Dia masih tidak percaya bahwa laki-laki di hadapan nya ini adalah suami yang dia cintai.
Aldebaran mengangguk kan kepalanya." Iya ndin saya suami kamu, saya aldebaran Alfahri.." Jawab Aldebaran kepada Andin.
Andin yang mendengar ucapan tersebut lantas langsung mengeratkan pelukannya.
"Mas Al.." Ujar Andin sambil menangis sesenggukan.
"Aku kangen kamu mas, aku pikir aku udah enggak bisa memeluk kamu seperti ini. Rasanya sekarang aku seperti sedang bermimpi untuk yang kesekian kalinya.." Ujar Andin Kepada Aldebaran.
"Kamu enggak lagi mimpi sayang. Ini benar-benar saya suami kamu.." Ujar Aldebaran kepada Andin sambil mengelus rambut Andin dengan lembut.
Andin semakin menangis. Dia tidak menyangka bahwa orang yang sejak tadi bersama dirinya itu adalah suami nya.
"Maafin saya tidak ada di samping kamu saat itu, maafin saya karna tidak bisa menguatkan kamu di saat kamu sedang berjuang untuk melahirkan anak kita, maafin saya baru bisa menemui kamu sekarang.." Ujar Aldebaran kepada Andin sambil meneteskan air mata nya.
"Enggak mas, ini bukan salah kamu. Harus nya aku yang minta maaf. Maafin aku karena tidak ada di samping kamu selama 4 tahun lama nya untuk Menjaga anak-anak kita.." Ujar Andin kepada Aldebaran sambil menangis.
"Andai saja Waktu itu akan menuruti ucapan kamu mas, mungkin sekarang kita udah sangat bahagia.." Ujar Andin kepada Aldebaran.
"Tapi sekarang kebahagiaan kita telah kembali ndin. Kita berdoa semoga Rayhan baik-baik saja yah.." Ujar Aldebaran kepada Andin.
"Aamiin ya Allah.."
"Saya begitu merindukan kamu ndin.." Ujar Aldebaran sambil mencium rambut Andin.
"Aku juga mas.."
"Tuhan memang sangat baik ndin. Tuhan tau apa yang hamba nya inginkan.." Ujar Aldebaran kepada Andin.
Andin dan Aldebaran lantas langsung mengeratkan pelukan mereka. 4 tahun lama nya mereka menahan rasa kangen seperti ini. Dan kini momen bahagia itu telah kembali menghampiri nya.
Agam tidak menyangka bahwa bos nya ini adalah suami dari Andin. Suami yang sejak dulu Andin cari. Dia bahagia melihat Andin menemukan suami nya. Tapi di sisi lain hati nya juga sakit melihat ini.
Tapi tiba-tiba saja handphone Aldebaran berdering. Menandakan ada panggilan masuk untuk dirinya.
'Mamah'
"Sebentar yah mamah telepon.." Ujar Aldebaran kepada Andin ketika mengetahui bahwa mamah nya menelpon diri nya.
Via telepon
"Halo mah..Oh ya mah mumpung mamah lagi telepon Al, Al punya kabar bahagia untuk mamah dan anak-anak.." Ujar Aldebaran dengan tersenyum kepada mamah Rosa.
"Al.." Ujar mamah Rosa sambil menangis.
"Mamah nangis? Ada apa mah?." Tanya Aldebaran panik Kepada mamah Rosa.
"Al anak kamu jatuh dari balkon.." Ujar Mamah rosa kepada Aldebaran.
Deg.
"Ya Allah jatuh dari balkon? Siapa mah?." Ujar Aldebaran kepada mamah Rosa dengan nada gemetar.
Andin lantas ikut panik mendengar ucapan Aldebaran.
Bersambung....
Rayhan memang anak yang baik🥺
Akhirnya mereka bersatu kembali 🥺
Jatuh dari balkon? Siapa? Apakah mamah Rosa sedang membohongiku aldebaran?