You Are Everything To Me

By Wulann_07

378K 25.4K 6.7K

Aku bahagia bisa di pertemukan sama kamu mas laki-laki pertama yang aku cintai begitu dalam setelah papah.- A... More

Chapter 01 (Andin kenapa?)
Chapter 02 ( Andin hamil?)
Chapter 03 ( Bahagia )
Chapter 04 ( Mengalah )
Chapter 05 ( Terimakasih )
Chapter 06 ( Perhatian )
Chapter 07 ( Firasat )
Chapter 08 ( merelakan? )
Chapter 9 ( Percaya )
Chapter 10 ( mimpi )
Chapter 11 ( sadar? )
Chapter 12 ( Pulang? )
Chapter 13 ( Kembar?)
Chapter 14 ( Nama )
Chapter 15 ( Akhirnya.. )
Chapter 16 ( Liburan )
Chapter 17 ( Persiapan )
Chapter 18 ( Bali )
Chapter 19 ( Aldebaran ngidam? )
Chapter 20 ( Ngidam sate? )
Chapter 21 ( Ada apa? )
Chapter 22 ( ' Kamu dimana Din?' )
Chapter 23 ( Sembunyi )
Chapter 24 ( Bertemu )
Chapter 25 ( Memilih? )
Chapter 26 ( ' Aku harus pergi pah ' )
Chapter 27 ( Pergi? )
Chapter 28 ( 'Kamu siapa?' )
Chapter 29 ( Berusaha )
Chapter 30 ( ' Aku Reyna mah ' )
Chapter 31 ( Gagal )
Chapter 32 ( Memori )
Chapter 33 ( Tembakan? )
Chapter 34 ( Tertangkap )
Chapter 35 ( ' Papah bisa main bola?' )
Chapter 36 ( bulan ke delapan )
pengumuman
Chapter 37 ( Rencana Kejutan Spesial )
Chapter 38 ( Terharu )
Chapter 39 ( Andin Sakit Perut? )
Chapter 40 ( 'Nathan Aksa Starlight Alfahri' )
Chapter 41 ( ' Nalla Andini Sunshine Alfahri ' )
Chapter 42 ( Terpukul )
Chapter 43 ( Di Tukar? )
Chapter 44 ( Sabar )
Chapter 45 ( ikatan batin )
Chapter 46 ( Kekurangan Darah )
Chapter 47 ( Titik Terang? )
Chapter 48 ( Terbongkar? )
Chapter 49 ( Kebenaran )
Chapter 50 ( Tidak Percaya )
Chapter 51 ( Jangan Pergi )
Chapter 52 ( Kenapa? )
Chapter 53 ( Surat )
Chapter 54 ( Hancur )
Chapter 55 ( Tidak Percaya )
Chapter 56 ( Handphone )
Chapter 58 ( ' Maafin Nalla Pah ' )
Chapter 59 ( Mengikhlaskan )
Chapter 60 ( Donor Ginjal? )
Chapter 61 ( Bahagia Yang Sesungguhnya )
Chapter 62 ( Keputusan )
Chapter 63 ( Bantuan )
Pengumuman
Chapter 64 ( Kabar baik )
Chapter 65 ( Nalla )
Chapter 66 ( Gagal menyelamatkan )
Pengumuman
Chapter 67 ( Terakhir )
Chapter 68 ( Bingung )
Pengumuman
Chapter 69 ( Akhir dari segala nya? )
Chapter 70 ( Kebahagiaan )
Chapter 71 ( Cemburu )
Pengumuman Cerita Aladin
Chapter 72 ( Kebersamaan )
Chit Chat
Chapter 73 ( Sekolah baru )
Pengumuman
Info
Chapter 74 ( Jurang )
Chapter 75 ( Sad ending? )
( Info season 2 )
( Baca yu guys )
Chapter 76 ( Ending )
Season 2
Chapter 01 ( 4 Tahun Kemudian )
Chapter 02 ( Petunjuk )
Pertanyaan
Hadiah ( Kouta gratis )
Chapter 03 ( Mall )
Chapter 04 ( ' Andini Kharisma Putri ' )
Chapter 05 ( ' Anak ku ' )
Chapter 06 ( Menikah? )
Curhat
Chapter 07 ( ' Aku bahagia ' )
I'm back
Chapter 08 ( ' Rayhan ' )
Chapter 09 ( Pergi )
Cerita baru
Chapter 10 ( Surat )
Baca aja
Chapter 11 ( Teka-teki )
( Author )
Chapter 12 ( Bertahan )
Baru
Chapter 13 ( Telepon )
sharing
Chapter 14 ( Rayhan putra alfahri -Kembali-)
author

Chapter 57 ( Tangga )

2.9K 257 120
By Wulann_07

Setelah bicara dengan Andin tadi, Kini Aldebaran beranjak untuk berjalan mencari keberadaan Alana.

Aldebaran ingin meminta maaf kepada Alana karna sudah memarahinya tadi.

"Ki liat Alana?". Tanya Aldebaran kepada Kiki ketika melihat Kiki berada di ruang tamu.

"Engga liat mas Al.." jawab Kiki kepada Aldebaran.

Setelah mendengar jawaban Kiki, Aldebaran lantas langsung pergi lagi untuk mencari keberadaan Alana.

"Papah.."

Mendengar ada yang manggil namanya Aldebaran lantas langsung menoleh ke arah belakang.

"Reyna, Nathan.." ujar Aldebaran ketika mengetahui siapa yang memanggil nya.

Reyna dan Nathan langsung berjalan menghampiri Aldebaran.

"Papah lagi cari Alana yah?." Tanya Nathan kepada Aldebaran.

"Iyaa nak papah lagi cari Alana. Kalian tau Alana dimana?." Tanya aldebaran Kepada Reyna dan Nathan.

"Alana ada di taman rumah pah.." jawab Reyna ketika mendengar ucapan Aldebaran.

"Yaudah kalau gitu papah mau ketemu Alana.."

"Pah, mamah dimana?." Tanya Nathan kepada Aldebaran ketika tidak melihat Andin.

"Mamah lagi istirahat di kamar sayang.." jawab Aldebaran Kepada Nathan.

Nathan pun hanya mengangguk kan kepalanya.

"Yaudah papah ketemu Alana dulu yah.." pamit Aldebaran sambil menatap Reyna dan Nathan secara bergantian.

"Iyaaa pah.."

"Kak kayaknya kita harus jalani misi kita sekarang.." ujar Nathan kepada Reyna.

"Kamu yakin rencana kita ini akan berhasil?." Tanya Reyna kepada Nathan dengan begitu ragu.

"Yakin kak. Nanti make handphone aku aja.."

"Yaudah terus sekarang kita kemana?". Tanya Reyna sambil menatap Nathan.

"Kita ke kamar nya Alana dan Nalla, kita liat dulu Nalla lagi ngapain kalau ternyata situasi aman kita langsung masuk dan taro handphone aku di sana..". Jelas Nathan kepada Reyna sambil tersenyum.

"Pinter juga nih adik kakak..". Ujar Reyna sambil mencubit pipi Nathan dengan gemas.

"Anak Siapa dulu gitu dong.."

"Yaudah ayok mumpung lagi sepi nih.." ujar Reyna kepada Nathan.

Nathan pun lantas mengangguk kan kepalanya.

Kemudian mereka berdua langsung berjalan menuju kamar Alana dan Nalla untuk menjalankan misi mereka.

~~~~~~~~~~~~
Sesampainya di taman rumah ternyata benar ada Alana di sana. Alana sedang duduk sendirian sambil menatap langit.

"Alana.." panggil Aldebaran ketika melihat Alana.

Alana yang nama nya di panggil lantas langsung menoleh menatap Aldebaran.

"Papah.."

Aldebaran kemudian langsung duduk di samping alana.

"Pah benar bukan Alana kok pah, Alana gak mungkin tega ngelakuin hal seperti itu kepada saudara Alana sendiri.." ujar Alana sambil menunduk kan kepala nya karna tidak berani menatap wajah papah nya yaitu aldebaran.

Aldebaran yang melihat Alana menunduk kan kepalanya lantas tersenyum.

"Maafin papah yah.." ujar Aldebaran sambil tersenyum kepada Alana.

Alana yang mendengar aldebaran meminta maaf kepada dirinya lantas langsung menatap aldebaran.

"Maafin papah Karna udah gak percaya sama Alana, maafin papah Karna tadi papah marahin Alana.." ujar Aldebaran kepada Alana sambil mengusap rambut Alana dengan lembut.

Alana yang mendengar ucapan Aldebaran lantas langsung tersenyum juga.

"Papah percaya sama Alana?." Tanya Alana dengan meneteskan air matanya menatap Aldebaran.

Aldebaran tersenyum dan mengusap air mata di pipi Alana.

"Papah percaya kok sama Alana.." jawab Aldebaran menatap Alana sambil tersenyum.

Bruk.
Alana lantas langsung memeluk Aldebaran dengan erat.

"Makasih pah, makasih karna udah mau Percaya sama Alana.." ujar Alana ketika berada di pelukan Aldebaran.

"Maafin papah juga yah karna tadi papah udah marahin kamu dan gak percaya sama kamu.."

"Alana akan selalu maafin papah Karna papah gak pernah salah di mata Alana.." ujar Alana Kepada Aldebaran sambil tersenyum.

Aldebaran pun lantas tersenyum dan mencium rambut Alana dengan lembut.

'Kamu memang anak baik sayang, sifat kamu sama sekali seperti mamah yang gak pernah menyalahkan apapun kesalahan papah. Papah bersyukur karna punya kamu di hidup papah..' batin Aldebaran bersuara sambil mengusap rambut Alana dengan lembut.

~~~~~~~~~~~~~~~
Reyna dan Nathan kini telah berada di depan pintu kamar Nalla.

"Kak ini Nalla lagi ngapain yah?." Ujar Nathan kepada Reyna.

"Kakak juga gak tau nih, tapi kayaknya sepi. Apa mungkin Nalla nya tidur?."

"Mungkin, apa kita langsung masuk aja?." Tanya Nathan sambil melihat Reyna.

"Nanti ketahuan sama Nalla gak?." Ujar Reyna kepada nathan.

"Semoga aja gak kak kan kita datang nya pura-pura mau liat keadaan Nalla aja. Kalau ternyata Nalla nya tidur langsung deh kita taro handphone aku di sana.." Ujar Nathan Kepada Reyna.

"Yaudah ayok masuk.."

Reyna dan Nathan pun lantas langsung masuk ke dalam.

Sesampainya di dalam ternyata mereka tidak melihat ada Nalla di sana.

"Loh nalla nya kemana?." Ujar Reyna yang tidak melihat Nalla ketika mereka masuk kamar.

"Apa mungkin Nalla di kamar mandi?." Ujar Nathan Kepada Reyna.

"Kayaknya iyaa Nalla di kamar mandi.."

"Yaudah cepat Nathan taro handphone kamu di tempat yang gak mungkin dapat di liat oleh Nalla, dan jangan lupa juga arahin kamera nya dengan benar.." ujar Reyna kepada Nathan dengan terburu-buru.

"Iyaa kak.."

Nathan pun lantas langsung meletakkan handphone nya di belakang vas bunga yang ada di sana dan mengarahkan nya dengan benar agar bisa merekam kejadian yang terjadi.

"Cepat Nathan.." seru Reyna dengan sedikit panik karna takut Nalla tiba-tiba keluar dari kamar mandi.

Dan setelah selesai menjalankan ide nya, Reyna dan nathan langsung pergi keluar.

"Alhamdulillah kita gak Ketahuan sama Nalla.." ujar Reyna ketika sudah berada di luar kamar.

"Iyah kak, aku udah panik banget tadi.." ujar Nathan sambil menatap Reyna.

"Yaudah kita langsung pergi aja dari sini nanti takut ada yang lihat kita.."

"Ayok kak.."

Mereka berdua pun lantas Langsung pergi Meninggalkan kamar Nalla dan Alana.

~~~~~~~~~~~~
Kini Aldebaran dan Alana masih di taman rumah mereka.

"Pah gimana kondisi nalla?." Tanya Alana kepada Aldebaran.

"Alhamdulillah Nalla gapapa kok.." jawab Aldebaran kepada alana sambil tersenyum.

"Alhamdulillah.."

"Yaudah pah aku mau ketemu Alana dulu yah.." ujar Alana sambil menatap Aldebaran.

"Yaudah, kalian jangan ribut yah papah gak suka kalau liat Kalian ribut.." ujar Aldebaran sambil mengusap rambut Alana dengan lembut.

Alana pun mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum.

~~~~~~~~~~~
Kini Alana sudah Sampai di depan kamar nya dengan kamar Nalla.
Kemudian Alana pun langsung masuk ke dalam.

Sesampainya di dalam Alana melihat Nalla yang baru keluar dari kamar mandi.

"Nalla.." panggil Alana Kepada Nalla  sambil tersenyum.

"Gimana keadaan kamu?." Tanya Alana kepada Nalla.

"Gak usah pura-pura perhatian deh.."

"Oh ya Alana gimana rasanya di marahin dan gak di percaya sama semua orang yang ada di rumah ini?." Tanya Nalla Kepada Alana sambil tersenyum sinis.

Alana hanya tersenyum mendengar ucapan Nalla.

"Alana senang kok karna semua yang ada di sini percaya sama Alana.."

Nalla menatap Alana dengan pandangan tidak suka.

"Gak usah mimpi deh kan tadi kamu liat dengan begitu jelas pada saat papah marahin kamu.."

"Papah tadi emang marahin Alana tapi papah udah minta maaf kok sama alana.." ujar Alana kepada Nalla sambil tersenyum.

Nalla marah mendengar ucapan Alana.

Bruk.
Nalla mendorong Alana hingga membuat Alana terjatuh.

"Awwwsss.."

Nalla tersenyum melihat Alana terjatuh.

Alana menatap Nalla.

"Kenapa? Gak suka aku dorong kamu?." Ujar Nalla sambil menatap Alana.

"Kamu Kenapa jadi jahat sama Alana? Apa salah Alana sama Nalla?." Ujar Alana kepada Nalla dengan nada lirih nya.

Nalla terdiam.

"Alana bahkan tidak pernah berbuat jahat sama Nalla tapi kenapa Nalla tega fitnah alana.." ujar Alana sambil menangis menatap Nalla.

"Karna aku benci sama kamu.."

"Kenapa? Apa salah Alana ?." Ujar Alana sambil menatap Nalla dengan pandangan sedih nya.

"Kamu emang gak punya salah sama aku, tapi kehadiran kamu di sini sangat amat begitu salah di mata aku.." ujar Nalla sambil meneteskan air matanya.

"Kamu tau gimana rasanya jadi aku? Aku harus menerima kenyataan bahwa aku bukan anak kandung mamah sama papah. Aku yang udah bertahun-tahun tinggal di sini sama mereka Ternyata aku bukan anak kandung mereka. Sakit Alana sakit rasanya.." ujar Nalla kepada alana sambil menangis.

Alana memandang Nalla dengan pandangan kasihan dan sedih.

"Sedangkan kamu? Kamu orang yang gak pernah kami kenal ternyata anak kandung mamah sama papah."

"Nalla, walaupun kamu bukan anak kandung mamah sama papah tapi kamu tetap menjadi putri kecil di hati mamah sama papah.." ujar Alana sambil menatap Nalla.

Nalla menangis.

"Kamu ga perlu takut kasih sayang mamah dan papah berubah untuk kamu itu tidak akan mungkin.."

"Kamu bisa ngomong kaya gitu karna kamu gak ngerasain rasanya jadi aku.." ujar Nalla Kepada Alana.

Alana meneteskan air matanya.

"Kamu salah.."

"Aku pernah ngerasain apa yang kamu rasain, bahkan lebih sakit dari yang kamu rasain sekarang.." ujar Alana sambil menatap Nalla dengan menangis.

"Bertahun-tahun alana hidup di dalam penderitaan yang Alana alami sendiri, alana tidak pernah mendapatkan kasih sayang lebih dari orang tua yang dulu alana anggap sebagai orang tua kandung alana, alana harus hidup dalam lingkungan orang-orang yang benci sama Alana, Alana harus bisa mencari uang sendiri untuk membeli keperluan buat Alana, ayah dan ibu makan.." ujar Alana sambil menangis.

Nalla pun menangis juga mendengar ucapan Alana.

"Alana tau Nalla orang baik, Alana yakin ini bukan sifat aslinya Nalla.." ujar Alana sambil menatap Nalla dengan pandangan sedih.

"Nalla gak usah takut kasih sayang mamah sama papah Berubah karna itu gak akan mungkin.." Lanjut Alana sambil menatap Nalla.

Mendengar ucapan Alana hati Nalla begitu menjadi tenang. Dia berjalan untuk menghampiri Alana dan ingin memeluk nya. Karna jauh di lubuk hati nya Nalla sebenarnya Nalla juga sayang sama alana.

Pada saat ingin memeluk Alana tiba-tiba saja di dalam kamar tersebut terdengar suara handphone berdering.

Mendengar suara handphone Nalla lantas mengurungkan niatnya untuk menghampiri Alana.

"Handphone siapa itu?." Ujar Nalla sambil menatap ke sekeliling nya.

Alana juga lantas langsung berdiri ketika Mendengar suara handphone berdering.

Nalla terus menatap ke sekeliling nya untuk mencari keberadaan handphone tersebut.

Pada saat menatap ke arah vas bunga tiba-tiba saja Nalla melihat ada benda asing di belakang vas bunga tersebut.

Nalla pun langsung berjalan menghampiri vas bunga tersebut dan mengambil benda itu.

"Handphone?." Ujar Nalla ketika ternyata ada handphone yang terletak di sana.

Nalla kaget ketika melihat handphone tersebut tengah merekam kejadian yang tadi.

"Siapa yang berani merekam kaya gini di kamar Nalla?.!" Ujar Nalla dengan nada marah nya.

Nalla langsung menatap tajam Alana.

"Ini pasti ulah kamu kan? Kamu sengaja merekam seperti ini supaya papah sama mamah tau apa yang sebenarnya terjadi, iyaa kan?!." Marah Nalla kepada Alana.

"Bukan aku Nalla, aku aja belum punya handphone.." ujar Alana membela dirinya.

Nalla lantas Langsung menatap handphone tersebut.

"Ini seperti handphone nya Nathan.."

Setelah mengetahui siapa pemilik handphone tersebut, Nalla langsung berjalan dengan cepat untuk mencari keberadaan Reyna dan Nathan.

Alana yang melihat Nalla pergi lantas langsung mengikuti nya.

~~~~~~~~~~
"Kak kira-kira rencana kita berhasil gak?." Ujar Nathan dengan nada takut kepada Reyna.

"Semoga aja berhasil dek.." ujar Reyna sambil hendak turun dari tangga karna ingin menuju ruangan bawah.

Pada saat hendak ingin turun dari tangga tiba-tiba saja ucapan Nathan membuat Reyna menjadi kaget.

"Ya Allah kak.." ujar Nathan kepada Reyna.

"Ih Nathan bikin kaget aja si untung kakak gak jatuh Nih ke bawah.." ujar reyna kepada nathan.

"Maaf kak, abis nya aku kaget dong.."

"Kenapa emang nya?." Tanya Reyna kepada Nathan.

"Ini gawat kak.."

"Gawat kenapa?." Tanya Reyna dengan nada panik nya kepada Nathan.

"Sekarang jam berapa?." Tanya Nathan kepada Reyna.

"Jam 10 kayaknya.."

Nathan terkejut mendengar ucapan Reyna.

"Ya Allah.."

"Ihh Nathan kenapa si?."

"Alarm di handphone aku belum aku Matiin kak.." seru Nathan begitu panik Kenapa Reyna.

"Ya Allah Nathan kok bisa si?."

"Aku lupa kak.."

"Gimana dong ini.." ujar Reyna kepada Nathan dengan nada panik.

Belum sempat Nathan membalas ucapan reyna, tiba-tiba saja Nalla memanggil nama mereka dengan keras.

"Kak Reyna , kak Nathan..!" Teriak nalla dengan begitu keras Kepada Reyna dan Nathan.

Reyna dan Nathan yang mendengar ucapan Nalla lantas langsung menoleh ke belakang.

~~~~~~~~~~~~~~
Di sisi lain Andin yang sedang berada di luar kamar karna ingin mencari aldebaran tiba-tiba saja mendengar suara teriakkan Nalla.

"Itu kaya suara nalla? Ada apa ya?." Ujar Andin sambil pergi untuk mencari keberadaan Nalla.

Andin mencari Nalla di kamar nya. Dan pada saat tiba di kamar nya ternyata Nalla tidak ada di sana.

"Loh ini Nalla gak ada, kemana ya Nalla?". Ujar Andin sambil berjalan lagi untuk mencari keberadaan Nalla.

~~~~~~~~~~~~~
Nalla langsung berjalan menghampiri Reyna dan Nathan yang berada di dekat tangga.

"Apa maksud kak Nathan taro handphone buat rekam sesuatu di kamar Nalla?." Tanya Nalla sambil menatap Nathan.

Nathan dan Reyna terdiam.

"Jawab kak!."

"Nalla gak boleh ngomong keras gitu sama kak Nathan.." tegur Alana kepada Nalla.

"Kamu diam deh..".

"Jawab aku kak Nathan..!"

"Iyah kakak yang taro handphone kakak di kamar kamu.." ujar Nathan kepada Nalla.

"Buat apa?."

"Karna kakak ingin cari bukti bahwa yang jahat itu kamu bukan Alana.." ujar Nathan kepada Nalla.

Nalla dan Alana kaget mendengar ucapan Nathan.

"Kak Nathan.." ujar Alana sambil menatap Nathan.

Tiba-tiba saja Nathan kemudian mengambil handphone yang ada di tangan Nalla.

"Handphone ini akan kakak kasih kepada papah, mamah, dan omah.." ujar Nathan ketika sudah mendapatkan handphone nya.

Nalla kaget karna handphone yang di tangan nya tiba-tiba berhasil di ambil oleh Nathan.

"Kembalikan handphone nya.." ujar Nalla sambil berusaha mengambil handphone tersebut.

"Kakak gak akan biarkan Alana terus di fitnah sama kamu.." ujar Nathan kepada Nalla.

Nalla dan nathan saling ribut untuk menyelamatkan handphone itu.

"Nalla, Nathan , udah jangan bertengkar ini di tangga loh nanti kalian jatuh.." ujar Reyna kepada Nalla dan Nathan.

Tapi Nalla dan Nathan tidak mendengar ucapan Reyna.

"Kak Reyna Gimana ini.." ujar Alana kepada Reyna dengan panik.

"Kakak juga gak tau.."

"Balikin handphone nya..!"

"Kakak gak akan biarkan handphone ini jatuh di tangan kamu.."

"Balikin kak..!"

"Engga akan Nalla..!"

Di sisi lain Andin yang melihat Nalla dan Nathan bertengkar di dekat tangga lantas langsung menghampiri nya.

"Ya Allah Nathan nalla.." ujar Andin dengan panik sambil berlari ke arah mereka.

"Mamah.." ujar Alana dan Reyna dengan kaget ketika melihat Andin sedang berlari menghampiri mereka.

"Nalla, Nathan sudah.." ujar Andin sambil memisahkan nalla dan Nathan.

"Engga mah aku gak akan biarin handphone ini kembali ke tangan Nalla.." ujar Nathan kepada Andin.

"Balikin kak..!" Ujar Nalla sambil ingin merebut kembali handphone tersebut.

Nalla dan Nathan pun kembali bertengkar merebut kan handphone tersebut.

"Alana cepat panggil papah.."

Alana lantas langsung berlari untuk turun ke lantai bawah dan mencari aldebaran.

"Nalla, Nathan sudah sayang.." ujar Andin sambil berusaha memisahkan mereka.

"Balikin kak handphone..!" Ujar Nalla sambil berusaha merebut handphone tersebut dari tangan Nathan.

"Engga akan Nalla..!"

Nalla dan Nathan masih merebut kan handphone tersebut. Nalla yang berusaha keras untuk mengambil handphone nya sedangkan Nathan yang terus menghindar supaya Nalla tidak bisa mengambil handphone dari tangan nya.

Dan tiba-tiba saja Nalla tidak sengaja ingin mendorong Nathan tapi ternyata malah Andin yang terjatuh dari tangga dan berguling-guling ke bawah.

"Mamah..!" Teriak Reyna dengan histeris ketika melihat Andin terjatuh ke bawah.

Deg.

Nathan dan Nalla kaget bukan main ketika melihat mamah nya yaitu Andin jatuh dari tangga.

"Andin..!" Teriak Aldebaran begitu kencang ketika melihat Andin jatuh dari atas.

"Mamah.." ujar Alana dengan nada yang begitu lirih dan menangis.









Bersambung..
Kok jadi tegang gini si nulis nya huaaa😭
Alarm ya ampun 😭
Nalla apa yang udah kamu lakukan 😭
Andinn😭


Hi guys Gimana nih part nya udah aku panjangin kan?😭
Ini sebagai ganti nya karna kemarin" aku ga up 😭
Oh yaa aku cuma mau bilang waktu baca nya jangan emosi dan harus banyak-banyak Elus dada yah karna sikap nya nalla kali ini 😭

Selamat membaca dan good night semua:)

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 7.6K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
2.3M 35.2K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
529K 2.2K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
16.9M 751K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...