Setelah mendengar ucapan Nino kini Aldebaran dan Andin menjadi diam. Mereka lagi memikirkan gimana nasib anak kandung nya di luar sana tanpa mereka.
Tiba-tiba saja Nino mengingat nama yaitu ' Alana ' ketika Elsa tadi berbicara dengan seseorang di telepon.
"Al Andin kayaknya saya baru inget kalau Elsa sempat menyebutkan nama Alana pada saat telepon sama seseorang.." ujar Nino kepada aldebaran dan Andin.
Aldebaran dan Andin terkejut mendengar nama Alana. Entah kenapa hati kecil nya bilang Alana adalah anak kandung nya. Tapi mereka menepis pikiran tersebut karena mereka tau pasti itu semua engga mungkin.
"Alana?." Ujar Andin dan Aldebaran secara bersamaan.
Nino pun mengangguk kan kepalanya.
"Iyaa tadi Elsa sempet mengucapkan nama ' alana.'.." ujar Nino kepada aldebaran dan Andin.
Tiba-tiba..
"Alana memang anak kandung Kalian.." ujar seseorang yang tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapan mereka.
Deg.
Seperti mendengar suara petir di hari yang cerah Aldebaran dan andin begitu kaget mendengar ucapan orang tersebut.
"Jangan pernah main-main sama saya.." ujar Aldebaran dengan pandangan lurus dan nada dingin nya.
"Saya serius. Alana memang anak kandung kalian. Dan Nalla yang kalian rawat sejak kecil itu adalah anak kandung kami.." ujar seseorang tersebut yang ternyata adalah pak Dani dan istri nya.
Iyaa pak Dani dan istri nya memutuskan untuk mengatakan yang sejujurnya setelah mendengar percakapan aldebaran, Andin dan Nino tadi.
Andin tiba-tiba saja langsung terduduk lemas di tempat duduk yang sudah di sediakan di sana.
"Andin.." ujar Aldebaran sambil menatap Andin.
"Mamah.." ujar Reyna dan Nalla sambil duduk di samping Andin.
Andin menggeleng kan kepalanya.
"Engga ini ga mungkin.." Ujar Andin sambil menangis.
Andin masih tidak percaya dengan semua kenyataan hari ini.
Rasanya bener-bener hancur.
"Sekarang saya minta cerita kan semuanya dari awal..!" Perintah aldebaran kepada pak dani.
Pak Dani dan istrinya terdiam.
"Bilang atau saya laporkan kalian ke kantor polisi Sekarang juga." Ujar Aldebaran menatap tajam pak Dani dan istrinya.
"Baik saya akan ceritakan.." jawab pak Dani kepada Aldebaran.
"Beberapa tahun yang lalu saya dan elsa bekerja sama untuk mencelakakan istri bapak ketika di toilet kampus.."
Bruk.
Belum sempat pak Dani menyelesaikan ucapannya ternyata Aldebaran sudah lebih dulu menonjok pipi sebelah kanannya.
"Jadi kamu yang waktu itu membuat istri saya terpeleset di toilet kampus?.!"
"Lebih tepatnya itu salah Elsa karna dia yang menyuruh saya untuk melakukan itu.."
"Elsa..!" Ujar Aldebaran dengan tangan mengepal dan geram.
"Lalu?." Tanya Andin kepada pak Dani.
"Setelah itu saya di suruh pergi dari Jakarta dan beberapa bulan kemudian saya kembali lagi kesini karna istri saya melahirkan di Jakarta. Dan pada saat istri saya melahirkan saya tidak mempunyai biaya nya dan saya akhirnya memutuskan untuk menelpon Elsa untuk meminta bantuan uang dari nya..."
"Dan akhirnya Elsa setuju untuk membantu saya tapi dengan syarat anak kami harus di tukar dengan anak kalian.."
Bruk.
Lagi dan lagi aldebaran menonjok pak Dani dan kali ini dengan begitu keras.
"Bodoh..!"
"Kenapa kamu mau di suruh sama Elsa?!" Ujar Aldebaran sambil menarik kerah baju pak Dani.
"Kami waktu itu tidak ada pilihan lain dan Elsa juga bilang kalau anak kami di urus sama kalian hidupnya akan bahagia.."
"Dan membiarkan anak saya hidup dengan penderitaan yang anda berikan?!." Ujar Aldebaran dengan sangat amat emosi.
"Kalian tega menukar anak kalian sendiri hanya demi uang? Di mana hati nurani kalian sebagai orang tua? Apa kalian tidak bisa mikir panjang sebelum bertindak?." Ujar Andin kepada pak Dani dan istrinya.
"Dan begitu jahat nya kalian membuat anak saya menderita tapi anak kalian bahagia dengan kepalsuan nya.." Lanjut Andin sambil menangis terisak.
Mamah Rosa juga menangis mendengar kenyataan ini.
Sedangkan Nino? Dia hanya diam dan dia juga begitu kecewa dengan sikap nya Elsa.
"Kami minta maaf. Waktu itu kami tidak bisa berpikir dengan panjang. Kami benar-benar lagi butuh uang waktu itu.." ujar Istri nya pak Dani kepada Aldebaran dan Andin.
"Tidak ada satu orang tua pun yang tega menukar anak nya sendiri hanya demi uang itu ga ada.." ujar Andin kepada pak Dani dan istrinya.
"Kecuali mereka bener-bener udah tidak memiliki rasa kasih sayang sedikit pun terhadap anak kandungnya sendiri.." lanjut Andin sambil menampar pipi Istri nya pak Dani.
Plak.
"Ini belum seberapa dengan apa yang kalian lakukan terhadap anak saya.." ujar Andin menatap tajam pak Dani dan istrinya.
"Saya masih tidak menyangka bahwa ada orang tua yang tega terhadap anak sendiri nya.." ujar Aldebaran dengan nada yang benar-benar dingin.
"Semoga perbuatan Kalian ini bisa mendapatkan maaf dari anak Kalian sendiri nantinya.." ujar Aldebaran Kepada pak Dani dan istrinya.
Pak Dani dan istrinya hanya bisa menunduk kan kepalanya. Dia baru sadar kalau perbuatan nya ini begitu sangat jahat.
Kemudian aldebaran lantas mengeluarkan handphone nya dan menelepon seseorang.
Via telepon.
"Halo ren tolong kamu cari Elsa sekarang juga dan bawa kehadapan saya." Ujar Aldebaran to the poin dengan nada dingin nya.
"Baik pak.." jawab Rendy kepada Aldebaran.
Kemudian sambungan telepon pun lantas terputus.
Nino hanya diam ketika aldebaran menyuruh Rendy untuk mencari Elsa dan membawanya kesini. Nino paham perbuatan Elsa kali ini benar-benar tidak bisa untuk di maafkan.
"Saya minta maaf.." ujar pak dani dan istri nya merasa bersalah.
"Permintaan maaf Kalian tidak semudah kami maafkan seperti kalian yang menukar anak kami waktu itu.." ujar Andin tanpa menatap pak dani dan istri nya.
"Jangan pernah berharap untuk bisa mendapatkan maaf dari saya.." ujar Aldebaran dengan nada yang begitu dingin.
Pak Dani dan Istrinya benar-benar semakin merasa bersalah kepada Aldebaran dan Andin. Mereka menyiksa Alana dengan kejam tapi anak mereka di bahagiakan oleh orang tua kandung Alana sendiri.
"Mas Alana anak kandung kita mas.." ujar Andin sambil memeluk Aldebaran dengan erat.
"Iyaa sayang saya juga bener-bener bahagia kalau ternyata Alana lah anak kandung kita.." ujar Aldebaran sambil membalas pelukan Andin.
Tidak lama kemudian ternyata handphone Aldebaran berdering menandakan ada panggilan masuk untuk nya.
Via telepon.
"Halo ren.."
"Halo pak saya mau menginformasikan bahwa ternyata mba Elsa kabur pak.." ujar Rendy.
"Apa Elsa kabur??! Kok bisa.."
"Saya juga ga tau pak, tadi waktu saya ke rumah nya ternyata mamah nya pak Nino juga lagi menangis karna katanya Elsa pamit Pergi dan membawa koper nya.."
"Saya ga mau tau kamu harus cari Elsa sampai dapat." Ujar Aldebaran.
"Baik pak.."
Setelah itu sambungan telepon pun lantas terputus.
"Lihat kelakuan istri kamu Nino. Dia tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia malah kabur.." ujar Aldebaran kepada Nino.
"Atas nama Elsa saya bener-bener minta maaf al Andin. Saya juga memang udah cape banget sama sikapnya Elsa.." ujar Nino Kepada Aldebaran.
'Jangan kamu pikir walaupun kamu kabur hidup kamu akan tenang Elsa. Tidak semudah itu. Kamu salah karna telah memulai perang dengan saya.' batin Aldebaran bersuara.
'Mba ga nyangka kamu setega itu Elsa. Mba masih bisa maafin kesalahan kamu sebelum-sebelumnya. Tapi untuk kali ini mba ga yakin bisa maafin kamu..' batin Andin bersuara.
Tiba-tiba..
"Permisi dengan keluarga pasien nalla.." Tanya dokter tersebut.
Mereka semua lantas berdiri dan langsung menghampiri dokter tersebut.
"Kami hanya ingin memberitahu bahwa pasien atas nama Nalla kondisi nya sudah baik-baik saja dan sekarang Nalla sudah sadar.." ujar dokter tersebut.
"Alhamdulillah.."
"Kalau begitu kalian silahkan masuk untuk menjenguk pasien, tapi anak kecil tidak boleh masuk yah.."
"Baik Dok.."
Kemudian mereka semua pun lantas masuk ke dalam untuk menemui Nalla.
Reyna Nathan berada di luar dan di temani oleh nino.
"Nino titip Reyna dan Nathan sebentar yah.." ujar mamah Rosa kepada Nino.
"Iyaa Tante.."
~~~~~~~~~~~
Kini mereka semua pun telah berada di dalam. Mereka semua lantas berjalan menghampiri Nalla yang ternyata benar sudah sadar.
"Mamah papah.." ujar Nalla dengan nada lemas ketika melihat Andin dan Aldebaran.
Hati aldebaran dan andin sakit mendengar Nalla memanggil nya dengan sebutan papah dan mamah. Mereka harus menerima kenyataan bahwa Nalla memang bukan anak kandung nya.
"Mah pah.." ujar Nalla Sambil menatap Andin dan Aldebaran secara bergantian.
"Kenapa nak?." Tanya Andin kepada Nalla.
"Mamah sama papah sayang sama aku?." Tanya Nalla kepada Aldebaran dan Andin.
"Sayang dong.." ujar Andin dan Aldebaran Secara bersamaan.
"Mamah sama papah ga akan ninggalin aku kan? Aku takut sendirian.."
"Kamu ga akan sendirian kok karna kamu akan memiliki ayah dan ibu baru.." ujar Aldebaran sambil mengusap rambut Nalla.
"Bapak dan ibu ini adalah orang tua kalian juga .." Lanjut Aldebaran kepada Nalla.
Deg.
Nalla kaget mendengar ucapan Aldebaran.
"Engga, aku ga mau punya orang tua baru lagi selain mamah Andin dan papah Al." Ujar Nalla kepada Aldebaran dan Andin.
"Sayang ga boleh bicara seperti itu walau bagaimanapun mereka ini orang tua kalian juga.." ujar Andin Kepada Nalla.
"Engga mah orang tua Nalla cuma mamah sama papah doang ga ada yang lain.." ujar Nalla kepada Aldebaran dan Andin.
Pak Dani dan istrinya lantas bersedih dan menyesali perbuatannya dulu.
Tiba-tiba..
"Apakah di sini ada keluarga atas pasien yang bernama Alana?." Tanya dokter tersebut dengan begitu panik.
"Saya Papah nya dok.." jawab Aldebaran kepada dokter tersebut.
"Iyaa dok saya mamah nya.." ujar Andin kepada dokter tersebut.
"Maafkan kami pak Bu. Kami tidak bisa menyelamatkan nyawa anak bapak dan ibu.."
Deg.
Bersambung..
Akhirnya pak Dani dan Istrinya berkata jujur..
Hati-hati ya Elsa karna seperti nya sifat asli dari seorang aldebaran Alfahri akan segera keluar..
Ya Allah Alana 😭
Ini ga mungkin 😭
Selamat membaca dan good night guys:)