You Are Everything To Me

By Wulann_07

378K 25.4K 6.7K

Aku bahagia bisa di pertemukan sama kamu mas laki-laki pertama yang aku cintai begitu dalam setelah papah.- A... More

Chapter 01 (Andin kenapa?)
Chapter 02 ( Andin hamil?)
Chapter 03 ( Bahagia )
Chapter 04 ( Mengalah )
Chapter 05 ( Terimakasih )
Chapter 06 ( Perhatian )
Chapter 07 ( Firasat )
Chapter 08 ( merelakan? )
Chapter 9 ( Percaya )
Chapter 10 ( mimpi )
Chapter 11 ( sadar? )
Chapter 12 ( Pulang? )
Chapter 13 ( Kembar?)
Chapter 14 ( Nama )
Chapter 15 ( Akhirnya.. )
Chapter 16 ( Liburan )
Chapter 17 ( Persiapan )
Chapter 18 ( Bali )
Chapter 19 ( Aldebaran ngidam? )
Chapter 20 ( Ngidam sate? )
Chapter 21 ( Ada apa? )
Chapter 22 ( ' Kamu dimana Din?' )
Chapter 23 ( Sembunyi )
Chapter 24 ( Bertemu )
Chapter 25 ( Memilih? )
Chapter 26 ( ' Aku harus pergi pah ' )
Chapter 27 ( Pergi? )
Chapter 28 ( 'Kamu siapa?' )
Chapter 29 ( Berusaha )
Chapter 30 ( ' Aku Reyna mah ' )
Chapter 31 ( Gagal )
Chapter 32 ( Memori )
Chapter 33 ( Tembakan? )
Chapter 34 ( Tertangkap )
Chapter 35 ( ' Papah bisa main bola?' )
Chapter 36 ( bulan ke delapan )
pengumuman
Chapter 37 ( Rencana Kejutan Spesial )
Chapter 38 ( Terharu )
Chapter 39 ( Andin Sakit Perut? )
Chapter 40 ( 'Nathan Aksa Starlight Alfahri' )
Chapter 41 ( ' Nalla Andini Sunshine Alfahri ' )
Chapter 43 ( Di Tukar? )
Chapter 44 ( Sabar )
Chapter 45 ( ikatan batin )
Chapter 46 ( Kekurangan Darah )
Chapter 47 ( Titik Terang? )
Chapter 48 ( Terbongkar? )
Chapter 49 ( Kebenaran )
Chapter 50 ( Tidak Percaya )
Chapter 51 ( Jangan Pergi )
Chapter 52 ( Kenapa? )
Chapter 53 ( Surat )
Chapter 54 ( Hancur )
Chapter 55 ( Tidak Percaya )
Chapter 56 ( Handphone )
Chapter 57 ( Tangga )
Chapter 58 ( ' Maafin Nalla Pah ' )
Chapter 59 ( Mengikhlaskan )
Chapter 60 ( Donor Ginjal? )
Chapter 61 ( Bahagia Yang Sesungguhnya )
Chapter 62 ( Keputusan )
Chapter 63 ( Bantuan )
Pengumuman
Chapter 64 ( Kabar baik )
Chapter 65 ( Nalla )
Chapter 66 ( Gagal menyelamatkan )
Pengumuman
Chapter 67 ( Terakhir )
Chapter 68 ( Bingung )
Pengumuman
Chapter 69 ( Akhir dari segala nya? )
Chapter 70 ( Kebahagiaan )
Chapter 71 ( Cemburu )
Pengumuman Cerita Aladin
Chapter 72 ( Kebersamaan )
Chit Chat
Chapter 73 ( Sekolah baru )
Pengumuman
Info
Chapter 74 ( Jurang )
Chapter 75 ( Sad ending? )
( Info season 2 )
( Baca yu guys )
Chapter 76 ( Ending )
Season 2
Chapter 01 ( 4 Tahun Kemudian )
Chapter 02 ( Petunjuk )
Pertanyaan
Hadiah ( Kouta gratis )
Chapter 03 ( Mall )
Chapter 04 ( ' Andini Kharisma Putri ' )
Chapter 05 ( ' Anak ku ' )
Chapter 06 ( Menikah? )
Curhat
Chapter 07 ( ' Aku bahagia ' )
I'm back
Chapter 08 ( ' Rayhan ' )
Chapter 09 ( Pergi )
Cerita baru
Chapter 10 ( Surat )
Baca aja
Chapter 11 ( Teka-teki )
( Author )
Chapter 12 ( Bertahan )
Baru
Chapter 13 ( Telepon )
sharing
Chapter 14 ( Rayhan putra alfahri -Kembali-)
author

Chapter 42 ( Terpukul )

4.2K 259 67
By Wulann_07

Dokter yang mendengar ucapan Aldebaran lantas Langsung menghampiri Aldebaran.

"Ada apa pak?."

"Ini anak saya kenapa dok, kenapa tiba-tiba anak saya sesak napas kaya gini.." ujar Aldebaran dengan nada yang begitu panik.

Dokter tersebut kemudian mengambil Nalla dari tangan aldebaran dan memeriksa nya.

"Bapak silahkan tunggu di luar dulu.." ujar suster kepada Aldebaran.

"Tapi sus anak saya gapapa kan?." Ujar Aldebaran dengan nada panik kepada suster tersebut.

"Berdoa ya pak semoga bayi bapak baik-baik aja.."

Aldebaran lantas langsung keluar dari ruangan tersebut dengan muka cemas nya.

~~~~~~~~~~
Clek.
Semua yang ada di sana menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka.

Ternyata Aldebaran yang keluar dari ruangan tersebut.
Mereka semua yang melihat Aldebaran keluar dari ruangan tersebut dengan muka yang cemas sekaligus sedih lantas langsung menanyakan nya kepada Aldebaran.

"Al gimana?." Tanya papah Surya kepada aldebaran.

Aldebaran menoleh ke arah papah Surya.

"Alhamdulillah pah Andin sama anak kami udah baik-baik aja.."

"Alhamdulillah ya Allah.."

"Bu Rosa cucu kita kembar Bu.." ujar mamah Sarah sambil memeluk mamah Rosa.

"Iyaa Bu Sarah cucu kita kembar.." ujar mamah Rosa sambil tersenyum.

"Tapi.."

Mereka semua lantas Langsung menoleh ke arah Aldebaran.

"Tapi kenapa Al?.." tanya mamah Rosa kepada Aldebaran.

Aldebaran diam.
Dia tidak sanggup menceritakan nya. Hati nya belum sembuh melihat Andin yang lemah seperti tadi, sekarang ditambah dia harus melihat anak nya ga baik-baik aja tadi.

"Al kenapa?.." Tanya papah surya Kepada Aldebaran.

Aldebaran Kemudian duduk di bangku yang sudah tersedia di sana.

Dia menutup mukanya dengan telapak tangan nya.

"Al ada apa sayang?." Tanya mamah Rosa kepada Aldebaran dengan nada panik.

Aldebaran menggeleng kan kepalanya sambil meneteskan air matanya.

Mereka semua bingung kenapa Aldebaran tiba-tiba seperti itu, apa yang sebenarnya terjadi.

Mereka semua akhirnya diam membiarkan aldebaran memenangkan pikiran nya terlebih dahulu.

Tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruangan tersebut.

Mereka yang ada di sana lantas langsung menghampiri dokter tersebut.

"Permisi.."

"Ada yang mau saya bicarakan kepada keluarga Bu Andin.." ujar dokter tersebut kepada semuanya.

"Ada apa dok?." Tanya Aldebaran dengan nada panik.

"Silahkan ikut kami pak Bu.." ujar dokter tersebut kepada semua yang ada di sana.

Mereka semua pun lantas langsung mengikuti dokter tersebut untuk menuju ruangan nya.

~~~~~~~~~~~~~
"Silahkan pak Bu duduk.." ujar dokter tersebut kepada Aldebaran dan semua  yang ada di sana.

"Ini sebenarnya ada apa dok? Istri dan anak saya baik-baik aja kan?." Tanya Aldebaran dengan muka panik.

Dokter tersebut menghela napasnya.

"Alhamdulillah istri bapak baik-baik aja, dan sebentar lagi istri bapak juga akan kami pindahkan ke ruang rawat inap..Tapi karna memang jahitan nya belum kering jadi istri bapak harus di rumah sakit dulu sampai luka jahitan nya mengering.." jelas dokter tersebut kepada Aldebaran.

"Alhamdulillah ya Allah.."

"Dan kondisi anak bapak.."

Mereka semua yang ada di sana tegang mendengar ucapan dokter.

"Anak saya kenapa?."

"Sebenarnya saya ga tega memberi tahukan kondisi anak bapak.."

"Ada apa dok sebenarnya?." Tanya Aldebaran kepada dokter tersebut dengan sangat amat khawatir.

"Setelah saya periksa tadi ternyata anak perempuan bapak mengalami sakit asma ringan pak.." jelas Dokter tersebut kepada Aldebaran.

Deg.
Hati aldebaran hancur mendengar penjelasan dokter tersebut.

"Ya Allah ini ga mungkin.." ujar Aldebaran dengan nada lemas sambil meneteskan air matanya.

"Ya Allah cucu papah.." ujar papah Surya sambil meneteskan air matanya.

"Bu Sarah cucu kita Bu.." ujar mamah Rosa sambil menangis memeluk mamah Sarah.

"Iyaa Bu ya Allah.." ujar mamah Sarah sambil menangis juga.

Aldebaran menutup matanya dengan kedua tangannya.

'Ya Allah nak kenapa kamu bisa sampai seperti ini nak, padahal papah baru aja bahagia melihat kamu, Nathan, dan juga mamah baik-baik aja, tapi sekarang setelah mendengar kondisi kamu hati papah kembali hancur sayang..' Batin Aldebaran menangis.

"Jadi untuk sekarang ini anak bapak Belum bisa di satukan dengan ibu nya karna anak bapak harus kami bawa ke ruangan khusus bayi untuk mendapatkan penanganan yang bagus..." ujar dokter tersebut kepada Aldebaran.

Kini semua yang ada di ruangan tersebut menangis dalam diam.
Mereka semua terluka. Terlebih lagi aldebaran, apa yang bakal Aldebaran katakan kepada Andin nanti.

"Maafin aku sayang.." ujar Aldebaran sambil membayangkan wajah Andin.

~~~~~~~~~~~
Setelah dari ruangan dokter, Aldebaran kini berada di tempat ruangan khusus bayi.

Aldebaran menatap Nalla dari luar jendela dengan pandangan sendu.

Dia meletakkan tangan nya di depan jendela sambil menatap Nalla yang sedang memejamkan matanya.

"Anak papah..." Ujar Aldebaran sambil tersenyum menatap Nalla.

"Gimana kondisi kamu nak? Kamu baik-baik aja kan? Kamu harus kuat ya. Mamah, papah, dan juga kak Nathan akan selalu ada di samping kamu sayang.."

"Baru aja kamu lahir ke dunia nak tapi kamu udah sakit seperti ini sayang..". ujar Aldebaran sambil meneteskan air matanya.

"Papah baru aja bahagia karna kamu dan kak Nathan hadir di hidup papah, tapi sekarang hati papah kembali hancur mendengar kondisi kamu. Apa yang harus papah katakan kepada mamah kamu sayang.." ujar Aldebaran dengan lirih sambil menatap Nalla.

~~~~~~~~~~~~
Elsa dan Nino yang mendengar kabar dari mamah Sarah bahwa Andin telah melahirkan lantas langsung menuju rumah sakit sejahtera.

"Sayang kita ngapain si kesini.." ujar Elsa kepada Nino dengan muka kesal.

"Jenguk Andin lah masa beli baju, lagian kamu tuh ya Andin itu kakak kamu sa, dia baru aja melahirkan masa kamu ga mau jenguk.." ujar Nino kepada Elsa.

"Iyaa kan kamu tau dari dulu aku ga pernah akur sama mba Andin.."

"Iyaa tetap aja dia itu kakak kamu.."

"Bilang aja kamu emang sengaja pengen liat mba andin karna kamu masih ada rasa untuk mba Andin.." ujar Elsa kepada Nino.

"Kamu tuh ga pernah berubah dari dulu.." ujar Nino yang kemudian meninggalkan Elsa.

"Sayang kok ninggalin si.." teriak elsa kepada Nino.

"Sebenernya malas banget gua kesini cuma jenguk mba andin sama bayi nya yang ada nanti mba Andin sambil Aldebaran malah ngeledek gua karna sampai sekarang gua sama Nino belum punya anak.." ujar Elsa kepada dirinya sendiri.

Elsa pun lantas langsung berlari untuk mengejar Nino.

~~~~~~~~~~
Setelah melihat kondisi nalla sekarang aldebaran kembali melihat kondisi Andin.

Dan setibanya di sana ternyata Andin belum sadarkan diri.

"Al yang sabar ya sayang, yang kuat..Kamu harus kuat di depan Andin supaya Andin juga kuat.." ujar mamah Rosa kepada Aldebaran.

"Al ga sanggup mah, al ga bisa melihat anak Al sendiri menderita.." ujar Aldebaran dengan nada lirih.

Papah Surya dan mamah Sarah hanya memandang Aldebaran dengan wajah sedih.

"Assalamu'alaikum.." ujar Nino dan Elsa yang baru saja tiba di dalam ruangan Andin.

"Waalaikumsalam.."

"Mah pah.." ujar Nino dan Elsa sambil mencium tangan mamah Sarah dan papah Surya.

Nino dan Elsa merasa bingung kenapa semua nya bersedih.

"Mah.." ujar Elsa kepada mamah Sarah.

"Kenapa sa?."

"Ini ada apa mah? Kok semua nya pada sedih.. Emang mba andin kenapa?." Tanya Elsa kepada mamah Sarah.

"Andin baik-baik aja kok sa dan anak nya juga lahir dengan selamat.."

"Wahh Alhamdulillah.." ujar Nino kepada mamah Sarah.

"Terus ini kenapa pada sedih?."

"Anak Al dan Andin yang perempuan.." ujar mamah Sarah kepada Elsa.

"Kenapa mah?." Tanya Nino kepada mamah Sarah.

Mamah Sarah menghela napasnya.

"Tadi waktu anak Al dan Andin yang perempuan lahir, tiba-tiba saja Nalla sesak napas.."

"Ya Allah.." ujar Nino kepada mamah Sarah.

"Terus?."

"Dan tadi dokter menyuruh kami ke ruangan nya, dan ketika di sana dokter mengatakan kalau ternyata Nalla sakit asma ringan.." jelas mamah Sarah kepada Nino dan Elsa.
Nino dan Elsa kaget mendengar ucapan mamah Sarah. Bayi yang baru lahir aja udah sakit seperti itu.

"Dan Al sangat amat terpukul dia juga bingung apa yang harus dia katakan kepada Andin nanti tentang kondisi anak perempuan nya. Apalagi sekarang Nalla tidak boleh di satukan dulu dengan Andin, Nalla harus mendapatkan perawatan khusus.." lanjut mamah Sarah kepada Nino dan Elsa.

"Ya Allah kasihan banget bayi nya padahal dia baru aja lahir ke dunia.." ujar Nino dengan nada sedih.

"Kamu ngapain sedih si sayang itu kan anak nya mba Andin sama Al jadi kamu ga usah ikut sedih juga.." ujar Elsa Kepada Nino.

Nino menggeleng kepalanya. ". Kamu ga ada rasa kasihan gitu sedikit aja untuk ponakan kamu sa.." ujar Nino kepada Elsa.

"Engga ada..Aku malah seneng biarin aja biar mba Andin dan Al juga ngerasain apa yang aku rasain dulu ketika kehilangan anak kita.." ujar Elsa kepada Nino.

"Elsa kamu ga boleh ngomong kaya gitu.."

"Jaga ucapan kamu sa dia itu keponakan kamu sendiri.." ujar Nino kepada Elsa.

Elsa lantas memalingkan wajahnya.

Dan tiba-tiba saja tangan Andin yang berada di genggaman aldebaran bergerak menandakan Andin akan sadar.

Aldebaran yang melihat tangan Andin bergerak lantas langsung menghapus air matanya.

"Andin.."

"Din.."

Andin lantas langsung membuka matanya.

Mereka yang melihat Andin membuka matanya lantas Langsung tersenyum.

"Mas.." ujar Andin kepada Aldebaran dengan dengan nada lemas.

"Alhamdulillah ya Allah kamu udah sadar.." ujar Aldebaran sambil tersenyum dan mencium kening Andin.

Andin meraba perut nya yang perih.

"Awwsss.." ringis Andin ketika merasakan perih di Perutnya.

"Kenapa sayang?."

"Gapapa cuma perih aja Perut aku kenapa ya?."

"Kamu abis di Operasi Din.."

Andin kaget mendengar ucapan Aldebaran.

"Operasi?."

Aldebaran mengangguk kan kepalanya.

"Terus Anak kita udah lahir dengan selamat kan mas.." ujar Andin sambil menatap Aldebaran.

"Seingat aku sebelum aku pingsan aku sempat mendengar tangisan bayi, itu Nathan atau Nalla mas?." Tanya Andin kepada Aldebaran dengan muka bahagia.

Hati aldebaran pedih melihat wajah bahagia Andin.

"Mas kok diam.."

"Itu Nathan sayang.." ujar Aldebaran kepada Andin sambil tersenyum.

"Alhamdulillah ya Allah akhirnya anak kita udah lahir mas.." ujar Andin kepada Aldebaran sambil tersenyum.

Aldebaran pun lantas tersenyum juga.

"Berarti operasi aku untuk melahirkan Nalla mas?." Tanya Andin kepada Aldebaran.

Mendengar nama Nalla hati Aldebaran hancur kembali.

"Iyaa sayang.."

"Nalla baik-baik aja kan? Aku mau ketemu sama Nathan dan Nalla mas.." ujar Andin kepada Aldebaran sambil tersenyum.

Deg.
Semua yang ada di sana terdiam.
Mereka bingung harus bicara apa.

Dan tiba-tiba..

"Permisi.."

"Nathan sudah bisa di satukan dengan ibunya.." ujar suster tersebut sambil menggendong nathan dan memberikan nya kepada Andin.

Tes.
Air mata Andin menetes ketika melihat Nathan berada di tangan nya.

"Kalau begitu saya permisi.." pamit suster tersebut kepada semuanya.

"Terimakasih sus.."

Andin menangis bahagia melihat Nathan.

"Mas anak kita udah lahir mas.." ujar Andin kepada Aldebaran sambil menangis bahagia.

"Iyaa sayang.." jawab Aldebaran sambil tersenyum dan mengelus rambut Andin.

"Nathan tampan Sekali seperti kamu.." ujar Andin sambil mengusap lembut pipi Nathan.

"Iyaa sayang dia tampan.." jawab Aldebaran sambil mengelus pipi Nathan.

"Pah mah liat deh cucu papah sama mamah tampan sekali.." ujar Andin kepada papah Surya, mamah Rosa, dan mamah Sarah.

"Iyaa Din tampan seperti papah Waktu muda dulu.." ujar papah Surya kepada Andin.

"Cucu omah yang satu ini memang sangat tampan.." ujar mamah Rosa kepada Andin sambil tersenyum.

"Ohh ya Nalla dimana mas?." Tanya Andin kepada Aldebaran.

Deg.
Mereka semua diam. Mereka bingung harus ngomong apa ke Andin.

"Kok suster cuma bawa Nathan doang Nalla nya Kemana.."

Aldebaran menatap satu persatu yang ada di ruangan nya.

"Kok pada diam si Nalla kemana?." Tanya Andin sekali lagi kepada semuanya.

"Anak mba belum bisa di satukan dengan mba.."

Mereka semua lantas menoleh ke arah sumber suara tersebut.

Aldebaran menatap tajam Elsa.

"Loh emang nya kenapa?."

Diam.

"Mas.." ujar Andin kepada Aldebaran.

"Em Nalla.." ujar Aldebaran yang belum sanggup menceritakan nya kepada Andin.

"Mas ada apa.." tanya Andin sambil menatap Aldebaran.

Aldebaran diam. Dia bingung harus bilang apa.

"Nalla sakit asma ringan mba mangka nya dia butuh perawatan yang lebih.." ujar Elsa Kepada andin.

Deg.
Hati Andin hancur mendengar nya.

"Engga mungkin.." ujar Andin sambil menangis.

"Ini ga mungkin kan mas? Nalla baru aja lahir jadi dia ga mungkin Sakit.." ujar Andin kepada Aldebaran sambil menangis.

Oek.oek.oek..
Nathan menangis.

Mamah Rosa yang melihat Nathan menangis lantas langsung menggendong Nathan.

"Mas ini ga mungkin kan mas Nalla ga mungkin sakit.." ujar Andin menangis sambil memukul badan Aldebaran.

Hancur sudah hati aldebaran sekarang melihat Andin terluka seperti ini.

Aldebaran lantas memeluk Andin dengan erat.

"Nalla gapapa kok sayang dia baik-baik aja.." ujar Aldebaran sambil menangis juga.

"Nalla ga mungkin sakit mas.."

Andin kemudian melepaskan pelukannya.

"Aku mau ketemu Nalla.." ujar Andin sambil melepas infusan di tangan nya.

"Andin.."

"Hei kamu baru sadar sayang .." ujar Aldebaran menahan Andin untuk turun.

"Aku mau ketemu Nalla..."

"Sayang kamu masih lemas nak.." ujar papah Surya kepada Andin.

"Aku mau ketemu Nalla pah dia butuh aku.."

Andin terus berontak dan ingin turun dari tempat tidur nya, Tapi Aldebaran selalu menahan Andin dengan cara memeluk nya.

"Mas lepasin aku mas aku mau ketemu Nalla.." ujar Andin kepada Aldebaran sambil menangis.

"Sayang kamu harus tenang kamu ga boleh kaya gini, Nalla pasti sedih liat kamu kaya gini.." ujar Aldebaran sambil mengusap rambut Andin.

"Aku mau ketemu sama Nalla.." ujar Andin kepada Aldebaran.
Namun ucapan Andin kali ini terdengar lemah sekali.

Dan..
Bruk.
Andin pingsan tepat di pelukan Aldebaran.

"Ya Allah Andin.." ujar Aldebaran panik ketika melihat Andin pingsan.

Mereka semua yang ada di sana juga panik ketika melihat Andin pingsan di pelukan Aldebaran.

Bersambung...
Huaaa seperti nya kali ini sangat mengandung bawang 😭
Nalla kasihan banget kamu nak😭
Semoga Nalla segera pulih 😭
Ga tega liat andin😭
Yang kuat Al😭

Selamat membaca guyss..
Seperti nya chapter kali ini kembali mengandung bawang 😭

Semangat yah puasa nya besok..
Jangan lupa sahur...

Good night semua..

Continue Reading

You'll Also Like

3M 152K 62
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
7.2M 351K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
510K 2.8K 24
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
338K 26.3K 57
Elviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya...