Sepasang suami istri yang saling mencintai yakni Aldebaran dan Andin kini sudah sampai di rumah pondok pelita.
"Mas kita kok kesini? Engga jadi pergi? Terus kalau engga jadi kenapa harus ke salon mas.." ujar Andin bingung kepada Aldebaran.
"Nanti juga kamu tau..". Untuk kesekian kalinya Aldebaran berujar seperti itu kepada Andin.
Andin hanya menghela nafas nya.
"Kamu pake ini yah.." ujar Aldebaran kepada Andin.
"Penutup mata? Buat apa mas ga mau ah aku.." tolak Andin kepada Aldebaran.
"Kamu jangan aneh-aneh deh..", lanjut Andin kepada Aldebaran.
"Aneh gimana si Din ini cuma make penutup mata aja.."
"Iyaa buat apa?." Tanya andin yang kesekian kalinya kepada Aldebaran.
"Nanti ka-.." belum sempat Aldebaran melanjutkan omongan nya Andin sudah terlebih dulu memotong ucapan nya.
"Iyaa oke aku make.." pasrah Andin Kepada Aldebaran.
Aldebaran pun lantas tersenyum tipis dan langsung memakai kan andin penutup mata.
"Jangan ngintip yah.." ujar Aldebaran kepada Andin.
Andin menggeleng kan kepalanya.
"Sebentar saya bukain kamu pintu dulu.."
Aldebaran pun lantas turun dari mobil nya dan membukakan pintu untuk Andin.
"Ayo hati-hati.."
Andin pun lantas turun dari mobil dengan hati-hati.
"Mas jangan tinggalin aku yah." Ujar Andin sambil memegang tangan Aldebaran.
"Engga sayang.."
Aldebaran langsung menuntun Andin untuk masuk ke dalam pondok pelita.
Setibanya di dalam, Aldebaran melihat banyak sekali orang yang sudah sampai dan berada di dalam.
Dan di sana tentunya sudah pasti ada mamah Rosa, papah Surya, mamah Sarah, Reyna, Mirna, Kiki, Uya, temen-temen kantor Aldebaran, bahkan Nino dan Elsa pun hadir di sana.
"Mas masih lama ini buka nya?." Tanya Andin kepada Aldebaran.
Aldebaran tidak menjawab.
Dia menghampiri mamah Rosa dan mengambil bunga yang ada di tangan mamah rosa.
Andin yang menyadari Aldebaran tidak menjawab ucapan nya lantas langsung panik.
"Mas kamu masih disini kan?."
"Mas Al jangan buat aku takut.."
Aldebaran lantas langsung menyuruh Mirna untuk melepaskan penutup mata yang di pake Andin tanpa bersuara.
Mirna langsung menghampiri Andin dan memberi aba-aba Karna dia mau melepaskan penutup matanya.
1
2
3
Duar.
Suara petasan terdengar keras di telinga Andin ketika penutup mata nya terbuka.
"HAPPY BIRTHDAY ANDINI KHARISMA PUTRI ALFAHRI!.." Teriak semua orang di sana dengan lampu yang begitu indah dengan disertai petasan.
Deg.
Hati Andin begitu terpukau melihat pemandangan indah di depan matanya.
Mata Andin berkaca-kaca sekarang.
Dia terharu melihat ini semua, bahkan dirinya sendiri pun tidak Ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahun nya.
Andin lantas langsung membalikkan badannya kebelakang.
"Mas Al.." ucapan Andin terhenti ketika melihat yang di belakang nya ternyata bukan aldebaran melainkan Mirna.
"Mirna?." Ujar Andin kepada Mirna.
Mirna pun lantas tersenyum.
"Mas Al kemana?." Tanya Andin Kepada Mirna.
"Liat aja ke depan.." ujar Mirna sambil meninggalkan Andin.
Andin tanpa aba-aba pun lantas langsung kembali menoleh ke arah depan.
Dan..
"HAPPY BIRTHDAY SAYANG..! " Ujar Aldebaran sambil memegang bunga di tangan nya yang begitu besar.
Tes.
Andin lantas tidak bisa menahan air matanya.
"Mas kamu ingat?." Tanya Andin dengan meneteskan air mata nya.
"Pasti sayang.." jawab Aldebaran sambil tersenyum.
Andin lantas memeluk Aldebaran begitu erat.
Aldebaran pun lantas Langsung membalas pelukan Andin.
"Makasih mas.." ujar Andin kepada Aldebaran sambil menangis bahagia.
"Sama-sama sayang.."
"Selamat ulang tahun yah semoga kamu sehat selalu, di mudahkan segala urusan nya, dan semoga persalinan nya nanti berjalan dengan lancar.." ujar Aldebaran kepada Andin dengan nada lembut dan mencium kening Andin.
Andin hanya bisa tersenyum dan menangis bahagia.
Aldebaran yang melihat Andin menangis lantas menghapus air mata Andin.
"Kok nangis si.." ujar Aldebaran sambil tertawa.
Andin memukul Aldebaran lembut.
"Ishh kan kamu yang bikin aku nangis.." ujar Andin Kepada Aldebaran.
Aldebaran tersenyum.
"Terima dulu dong bunga nya.." ujar aldebaran sambil memberikan bunga nya kepada Andin.
Andin tersenyum dan langsung mengambil bunga di tangan Aldebaran dan mencium nya.
"Harum aku suka.." ujar Andin kepada Aldebaran sambil tersenyum manis.
Aldebaran tersenyum.
"Kok rame banget mas?." Tanya Andin heran kepada Aldebaran.
"Iyaa saya yang ngundang Mereka karna ini sangat spesial.." ujar Aldebaran sambil mengelus rambut Andin.
Andin pun lantas tersenyum.
"Happy birthday anak papah.." ujar papah Surya yang sudah ada di dekat Andin.
"Happy birthday ya Andin.." ujar mamah Sarah Kepada andin sambil tersenyum.
"Makasih pah mah udah sempetin datang kesini.." ujar Andin kepada papah Surya dan mamah sarah.
"Semoga persalinan kamu nanti berjalan dengan lancar tanpa halangan apapun yah." Ujar papah Surya kepada Andin.
"Aamiin.."
"Happy birthday menantu mamah.." ujar mamah Rosa kepada Andin sambil memeluk nya.
"Makasih mah.."
"Semoga cucu omah serta mamah nya baik-baik aja nanti selama proses persalinan nya.." ujar mamah Rosa sambil tersenyum.
"Aamiin mah makasih doa nya.." ujar Andin Kepada mamah Rosa.
"Sama-sama sayang.."
"Selamat ulang tahun ya mba semoga ibu dan bayi nya Sehat selalu.." ujar Elsa Kepada andin.
"Happy birthday ya din.." ujar Nino kepada andin.
"Makasih kalian udah datang.." ujar Andin kepada Elsa dan Nino.
"Kita kesana yuk ketemu teman-teman saya.." ajak aldebaran Kepada papah Andin.
Andin pun mengangguk kan kepalanya.
"Pah mah sebentar yah.." ujar Aldebaran kepada Mamah rosa, papah Surya dan juga Mamah Sarah.
Mereka berdua lantas langsung menghampiri teman-teman Aldebaran.
"Woi bro apa kabar?." Tanya aldebaran kepada teman nya.
"Baik bro, lu sendiri apa kabar?." Tanya salah satu teman aldebaran.
"Alhamdulillah baik.."
"Selamat ulang tahun ya Din semoga Sehat selalu dan persalinan nya lancar nanti.." ujar salah satu teman kantor Aldebaran kepada Andin.
"Terimakasih.."
"Cie sebentar lagi akan jadi ayah nih.." ledek salah satu temannya Aldebaran.
Aldebaran tersenyum.
"Ga sabar banget gua nunggu anak gua Lahir.." ujar Aldebaran Kepada teman nya.
"Hahaha sama kaya gua waktu istri gua Hamil gua paling ga sabar nunggu kelahiran dia.." ujar salah satu teman kerja aldebaran di kantor.
"Yaudah gua kesana dulu ya kasian istri gua kalau kelamaan berdiri.." ujar Aldebaran kepada teman kantor nya.
"Oh ya kalian kalau mau sesuatu ambil aja.." lanjut Aldebaran kepada teman nya.
"Siap bos.."
Aldebaran dan Andin lantas duduk di bangku yang sudah di siapkan disana.
"Mau makan apa?." Tanya Aldebaran Kepada andin.
"Hemm aku pengen makan burger aja , ada kan?." Tanya Andin Kepada Aldebaran.
"Ada pasti tadi saya sudah perintahkan Kiki soalnya.." jawab Aldebaran kepada Andin.
"Okey.."
Tak lama kemudian burger Andin pun sudah siap dan di antar kan oleh pelayanan.
"Terimakasih.."
"Kamu burger juga?." Tanya Andin Bingung kepada Aldebaran.
"Iyahh saya minta di samain aja menu nya.."
"Yaudah yuk makan." Ujar Aldebaran sambil menatap Andin.
Pada saat makan ternyata ada salah satu teman kantor Aldebaran yang nyanyi dan suara alunan musik nya begitu indah.
"Oh yaa Din kamu suka?"
"Suka banget mas.." jawab Andin tersenyum lebar Kepada Aldebaran.
"Terimakasih yah udah buat aku menjadi wanita yang begitu bahagia hari ini." Ujar Andin sambil menatap Aldebaran.
"Sama-sama sayang.." jawab Aldebaran kepada Andin sambil tersenyum.
Kini sudah hampir jam 21.00.
Dan acara pesta nya pun selesai dan berjalan lancar sesuai dengan keinginan Aldebaran.
"Mamah aku punya sesuatu untuk mamah.." ujar Reyna kepada Andin sambil tersenyum manis.
"Apa sayang?."
Reyna memberikan kertas yang bertuliskan 'Happy Brithday mamah sayang' dan gambar wajah Andin, aldebaran dan juga reyna yang begitu cantik sekali.
"Ihh mamah suka banget sama ini, makasih yahh🤍." Ujar Andin kepada reyna.
"Sama-sama mamah.."
"Yaudah Al kamu ajak Andin ke kamar yah kasiann kayaknya dia udah cape bangett." Ujar mamah Rosa kepada Aldebaran.
"Iyaa al kayaknya Andin cape bangett itu.." ujar papah Surya kepada Aldebaran.
"Iyaa mah pah.."
"Sayang, mamah sama papah masuk ke dalam dulu ya, Reyna gapapa kan ga tidur sama mamah papah malam ini?" Tanya Aldebaran Kepada Reyna dengan hati-hati.
"Okeh pah.."
"Yaudah pah mah aku sama Andin ke kamar dulu ya ." Ujar Aldebaran kepada papah Surya, mamah rosa, dan juga mamah Sarah sambil tersenyum.
Kemudian aldebaran dan Andin pun lantas langsung masuk ke dalam dan langsung menuju kamar mereka.
Dan setibanya di kamar Andin begitu terkejut melihat betapa indah nya kamar dia dan aldebaran sekarang.
"Mas in-..". Ujar Andin yang sepertinya sudah tidak bisa berkata-kata lagi sekarang.
"Suka ga?." Tanya Aldebaran sambil tersenyum kepada Andin.
Andin menatap Aldebaran dengan pandangan yang dalam.
"Suka banget mas.." ujar Andin dengan nada berbinar Kepada Aldebaran.
"Ini kamu semua yang siapin?."
"Iyaa sayang.." jawab Aldebaran sambil tersenyum manis kepada Andin.
Andin tersenyum dan langsung menghampiri aldebaran dan menaruh kedua tangan nya di leher aldebaran sambil tersenyum.
"Sekarang aku tau kenapa tuhan mempertemukan kita.." ujar Andin sambil tersenyum kepada Aldebaran.
"Kenapa?." Tanya Aldebaran sambil tersenyum dan memeluk pinggang Andin.
"Karna Tuhan sudah mentakdirkan kamu sebagai pendamping hidup dan mati aku selamanya.." ujar Andin sambil menatap Aldebaran.
"Saya juga tau kenapa tuhan mempertemukan kita.."
"Kenapa?." Tanya balik Andin kepada Aldebaran.
"Karna takdir tuhan ga pernah salah untuk memilih kamu sebagai istri saya, tuhan selalu menyiapkan berkali-kali lipat bahagia untuk hambanya, tuhan mempersatukan kita sebagai pasangan suami-istri untuk selamanya, untuk menemani bahagia sedih nya suatu hubungan, saling berbagi, saling menuntun yang terbaik dan pastinya yang selalu setia berada disisi nya kapanpun dan di manapun.." Ujar Aldebaran sambil tersenyum dan menatap Andin dalam.
Andin tersenyum." Aku bersyukur Tuhan memberikan kamu sebagai takdir hidup ku, kamu hadir sebagai sinar yang begitu menerangi hari-hari aku dengan indah.." ujar Andin sambil meneteskan air matanya.
"Saya juga bersyukur Tuhan begitu baik sama saya sehingga saya mendapatkan istri yang sempurna seperti kamu, selalu memberikan kebahagiaan setiap harinya, selalu menuntun saya menjadi lebih baik.." ujar Aldebaran sambil tersenyum menatap Andin.
"Terimakasih tuhan, terimakasih sudah memberikan seseorang yang begitu sempurna untuk menemani hari-hari kami dengan penuh kebahagiaan.." Ujar Aldebaran dan Andin secara bersamaan dengan saling meneteskan air matanya.
Mereka berdua pun saling berpelukan dengan erat dengan air mata yang sudah menetes.
"Kamulah takdir ku.." ujar Aldebaran dan Andin secara bersamaan sambil memejamkan mata dan berpelukan.
Bersambung..
Huaaa sweet banget si Aladin ini😭🥰
Orang baik akan di pertemukan dengan orang baik🤍
'Bukan hanya lampu yang bisa menerangi hari-hari ku tapi kamu pun bisa menerangi hari-hari ku bahkan lebih dari kata cukup'
Malam Minggu Mimin kasih yang sweet 🤍
Selamat membaca 🤗