04:: Pertemuan setelah 3 tahun

16.5K 2.6K 345
                                    

Pukul 3 sore, Wala baru tiba di rumahnya setelah seharian kemarin sibuk mengerjakan tugasnya di rumah teman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pukul 3 sore, Wala baru tiba di rumahnya setelah seharian kemarin sibuk mengerjakan tugasnya di rumah teman. Langsung saja ia merebahkan tubuhnya di sofa, rasa kantuk karena begadang membuatnya tak tahan ingin memejamkan mata.

Aulia yang melihat itu menghampiri anaknya. "Kemarin, keputusannya kita akan adain pernikahannya kurang lebih dua minggu lagi," kata Aulia tanpa basa-basi.

Lantas Wala menegakkan tubuhnya cepat mendengar itu. Ia melotot kaget dengan mulut sedikit terbuka. "Kok cepet banget?"

"Karena Ayah Bro mau pergi umrah. Dan dia mau acaranya dua Minggu lagi, sekalian doain pernikahan kamu di sana katanya," papar Aulia tenang.

"Oh gitu? Ya ... Mau gimana lagi kalau emang itu keputusannya," balas Wala cuek. Ia kembali merebahkan tubuhnya.

"Oh iya, hari ini kamu udah janji mau pergi ambilin kain pesenan Mama, lho!"

Wala bergumam, masih memejamkan matanya di sofa. "Iya, tidur bentar dulu."

"Entar aja tidurnya, La. Keburu tutup tokonya."

"Ish ... Kenapa nggak suruh Kaila aja sih?" gerutu Wala bangkit berdiri.

"Dari kemarin dia belum keluar kamar. Nggak tau deh dia masih hidup atau nggak."

"Kenapa nggak ditengokin? Nanti beneran udah mati, gimana?"

"Ya ... Dikubur dong!"

"Mama!" Wala menatap ibunya dengan alis tertekuk.

Aulia tertawa sambil menggeleng kecil. "Enggak kok. Kaila masih hidup. Masih kedengaran suaranya tadi."

Wala menengok sebentar ke arah pintu coklat di mana Kaila berada. Sedari ia meninggalkan rumahnya, pintu kamar itu sudah tertutup rapat, dan saat ia kembali, pintu itu masih saja tertutup. Entah apa yang dilakukan perempuan itu hingga sangat betah mengurung diri di kamar.

"Makanya, kamu ajakin dong sepupu kamu jalan-jalan. Biar nggak tinggal di rumah doang, kayak nggak punya temen aja," lanjut Aulia menasihati.

"Wala udah sering ngajakin dia jalan. Dianya aja yang nggak mau. Lagian, yah, Ma, Kaila itu punya banyak temen tau!"

"Masa sih? Satu kali pun nggak pernah diajakin main ke rumah."

Wala mengangkat bahunya, tanpa berniat melanjutkan obrolan dengan ibunya lagi, Wala beranjak ke kamarnya untuk segera bersiap memenuhi perintah Aulia.

*****

"Terus! Terus! Stop! Stop!" Tukang parkir mengarahkan mobil Cakra untuk menempati area yang pas.

"Makasih, Pak," kata Cakra ramah. Kini ia sedang berada di depan salah satu toko kain yang cukup besar di daerahnya.

Laki-laki yang hanya mengenakan celana pendek, kaus hitam polos beserta sandal jepitnya itu turun dari mobilnya. Cakra berpakaian santai karena dipikirnya hanya perlu mengambil pesanan ibunya lalu pulang kembali.

Marriage Contract CakraWalaWhere stories live. Discover now