13:: Wala yang menangis di pelukan Cakra

16K 2.2K 273
                                    

"Mama kamu apa kabar?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mama kamu apa kabar?"

"Harusnya sih, baik. Wala belum nelfon hari ini," jawab Wala dengan menyengir lebar.

Dera terkekeh gemas dengan jawaban dari Wala. Ibu dari Cakra itu membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa bahan makanan. 

"Makan malam hari ini yang simpel aja. Mama udah marinasi ayam tadi, tinggal digoreng nanti," papar Dera. Wala mengangguk-angguk, berpura-pura mengerti apa yang dikatakan mertuanya yang terdengar tidak familiar di telinganya.

Terdengar seseorang berjalan mendekat. Setiap langkahnya terasa sungguh mencekam di indera pendengaran Wala. Susah payah ia meneguk ludahnya saat melihat wajah Citra yang tertuju padanya tanpa ekspresi.

"Ha-hai, Kak," sapa Wala gugup.

Citra mengangguk pelan lalu mengalihkan pandangan. Wala mengulum bibirnya dalam-dalam mengikuti gerak-gerik Citra yang berjalan semakin mendekat.

"Ada yang nelfon. Kayaknya penting deh. Mama angkat dulu biar Citra sama Wala yang masak," ucap Citra menyerahkan ponsel milik Dera yang terpampang panggilan masuk di layarnya.

Dera buru-buru meletakkan pisau yang sebelumnya telah ia raih lalu beralih mengambil alih ponsel miliknya.

"Halo," sapa Dera pada si penelepon lalu berlalu.

Tersisa Citra dan Wala yang ada di dapur. Suasana canggung menyergap di atmosfir.  Wala berdiri membatu saat kornea mata perempuan di depannya mengamati penampilannya dari atas hingga bawah lalu bermuara tepat di wajahnya yang mulai gugup.

"Kamu bisa masak?"

Wala menggeleng. "Nggak, Kak," jawabnya jujur.

"Terus, kamu bisa apa?"

Pertanyaan itu seolah mengunci mulut Wala dalam seketika. Menerawang jauh dalam pikirannya mencari jawaban yang tepat, namun Wala sendiri tidak tahu pasti ia ahli di bidang apa.

"Sekarang masih belajar, Kak," jawab Wala sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Citra bergumam sebentar. "Ya ... Emang harus belajar," cicitnya tajam. Perempuan yang kini memasuki usia 28 tahun itu menjulurkan pisau di depan Wala, lalu memberikan kode untuk memotong-motong wortel yang telah tersedia di depannya.

"Nggak mungkin dong, kamu nggak tau cara motong wortel?"

Wala mengambil pisau tersebut, mengangguk pelan lalu mulai mengarahkan ujung pisau yang tajam ke permukaan wortel. Untuk urusan seperti ini, ia masih mampu mengatasinya. Namun, karena terus ditatap oleh Citra, ia menjadi sangat gugup seperti sedang dalam pengawasan.

"Aww ...." pekik Wala yang tak sengaja melukai tangannya karena terlampau gugup. Ia meringis merasakan perih dari lukanya yang sudah mengeluarkan darah segar. Saat ia hendak membasuh tangannya di wastafel, seseorang menarik tubuhnya, memutar hingga menubruk dada bidang itu.

Marriage Contract CakraWalaWhere stories live. Discover now