"Arghhh!"
Perempuan berambut pendek itu meremas kuat pangkal rambutnya. Frustrasi dengan hidupnya yang terus saja mendapati kesialan.
Pagi tadi, selepas pulang dari kuliah, Wala kembali patah hati untuk ke sekian kalinya. Tidak terhitung bagaimana ia berjuang untuk melepas status jomblonya yang sudah melekat sejak lulus SMA. Lebih tepatnya, setelah mengakhiri hubungan dengan cinta pertamanya yang ia rajut selama 3 tahun masa SMA.
Kali ini, perempuan bernama lengkap Walandari Nastiah itu harus menelan pahitnya diberi harapan palsu. Sudah hampir setengah tahun Wala dengan salah satu seniornya menjalani hubungan yang amat dekat, tapi nyatanya, semua berakhir sia-sia. Wala tetap saja berakhir patah hati sebelum memiliki.
Setelah sampai di rumahnya, Wala segera turun dari mobilnya dengan langkah lesu tanpa semangat. Di balik pintu kamar yang sedikit terbuka, bisa ia lihat kaila-- sepupunya yang berbaring dengan sebuah laptop di perutnya. Wala menghampiri, dan langsung merobohkan tubuhnya di kasur.
"Lo ngapain di sini?" tanya Wala menatap langit-langit kamar.
"Diusir dari rumah, makanya ke sini," jawab Kaila malas. Masih terus terpaku pada layar laptop yang memutar sebuah drama Korea. Sepupunya itu memang sangat hobi menonton drama Korea. Bahkan bisa dibilang, kecanduan.
"Pasti lo nggak beresin kamar lo, kan?" tanya Wala yang lebih seperti pernyataan.
"Tuh, tau. Nggak usah nanya lagi."
Helaan napas Wala terdengar berat menatap sekeliling kasur. Penuh dengan remahan cemilan dan botol bekas minum Kaila. Jorok sekali.
"Setelah diusir, lo pindah ke rumah gue terus bikin kotor nih kamar, gitu?"
"Nggak niat gitu," jawab Kaila cuek.
"Tapi ini lo berantakin semua, Ka. Ini remahan biskuit lo ini ngundang semut, tau," omel Wala. Meskipun ia juga tak terlalu bersih, tetap saja Kaila berada pada level berbeda. Tidak akan ada yang sanggup menghadapinya jika itu bukan keluarganya.
Kaila menjeda sebentar tontonannya lalu menatap Wala datar. "Gue suka bergaul dengan semut-semut. Hitung-hitung, kasih nafkah."
Wala geleng-geleng kepala. Tak habis pikir dengan jalan pikiran sepupunya itu. Namun, bukan hal baru lagi, dan bukan rahasia lagi kalau Kaila memang kerap kali bertingkah aneh.
Setelah sedikit membereskan kasur, Wala kembali berbaring telentang. Menghela napas berat menerbangkan segala beban yang bersarang di dadanya.
"Ka," panggil Wala pada Kaila.
Tidak ada sahutan, lantas Wala kembali berkata, "Lo percaya kutukan nggak sih?" tanya Wala serius.
Kaila melirik sekilas. "Kutukan? Percaya," jawabnya.
"Kayaknya, nasib jomblo gue ini tuh karena mantan gue deh! Gue terkutuk menjadi jomblo seumur hidup!" Wala menendang-nendang udara terlampau frustasi sambil meremas kembali rambutnya yang memang sudah berantakan.
YOU ARE READING
Marriage Contract CakraWala
General Fiction17+ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! ******* "Semoga lo nggak dapat jodoh! Dasar cowok brengsek!" "Kalau gue nggak dapat jodoh, Tuhan harus adil, lo juga nggak boleh dapat jodoh! Biarin lo jadi perawan tua!" Siapa sangka, harapan yang mereka ucapkan 3 t...