11:: Posesif Cakra

17.2K 2.3K 242
                                    

"Gue udah bilang sebelumnya ya, La

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"Gue udah bilang sebelumnya ya, La. Gue nggak akan ngalah kali ini."

Bibir Wala mengerucut bersamaan dengan alisnya yang bertaut tajam. Tak habis-habisnya ia dan Cakra berdebat persoalan pembagian tempat tidur. Wala bersikeras untuk tidak tidur di atas kasur bersama namun satu pun sofa tidak ada di sana. Wala berencana untuk menambah satu buah kasur lagi di dalam sana akan tetapi sudah tidak ada space yang cukup karena dipenuhi dengan etalase berisi robot dan mainan Cakra di semua sisi kamar. Ia juga tidak sampai hati untuk menyuruh Cakra tidur di lantai seperti saat ada di rumahnya. Terlebih lagi, Wala masih cukup sadar diri kalau ini adalah rumah kepemilikan pribadi Cakra.

Tanpa menunggu Wala yang tampak masih memikirkan solusi dari masalah kecil yang ia hadapi di hari pertama rumah barunya, Cakra membaringkan tubuhnya di kasur, persis di sebelah Wala yang memang sudah duduk bersila di salah satu sisi kasur.

"Gue nggak bakal ngapa-ngapain lo," ucap Cakra seolah tahu kekhawatiran perempuan di sebelahnya yang menggigit jari.

Menghela napas ringan. Perlahan Wala membaringkan tubuhnya di samping Cakra lalu menarik selimut hingga sebatas dada. Rasa-rasanya tubuh itu kaku. Tidak bergerak sedikit pun. Hanya gerakan naik turun dadanya mengambil napas dan matanya yang berkedip. Wala tidak tau bagaimana caranya untuk tetap bersikap santai.

Perempuan itu menoleh ketika dirasanya Cakra berganti posisi memunggunginya. Kali ini ia mencoba merilekskan tubuhnya lalu perlahan memejamkan mata.

"Nggh ...." Wala melenguh, mencoba mencari posisi yang nyaman. Ia berakhir dengan posisi memunggungi Cakra juga.

Hening untuk beberapa saat. Perlahan, ia pun mulai terlelap dalam tidurnya sampai samar-samar ia rasakan sebuah tangan bertengger di lengannya.

"Mungkin ini telat. Tapi gue mau minta maaf atas kejadian 3 tahun lalu," lirih Cakra setengah berbisik yang kini tengah menatap punggung istrinya.

"Gu-gue tau, seharusnya gue nggak sekeras itu apalagi sampai ngebentak lo. Wajar aja lo minta putus waktu itu."

Pikirannya kembali menerawang masa lalu. Jika dipikir-pikir kembali, semenjak pertemuan yang tidak disengaja hingga kini, tak ada satupun yang ingin mengakui kesalahannya. Dan Cakra bersyukur, ia memberanikan diri untuk mengucapkan permintaan maafnya secara langsung.

"Lo udah tidur, La?" Cakra bertanya bingung karena belum mendapat sahutan. Ia mengangkat sedikit kepalanya dengan siku sebagai penopang untuk melihat wajah Wala.

Dan benar saja dugaannya. Kelopak mata perempuan itu telah terpejam rapat. "Percuma gue ngomong," gumam Cakra diikuti embusan napas kecewa. Ia kemudian kembali membaringkan tubuhnya bersiap menuju ke alam mimpi.

*****

"Bangunnya kok pagi-pagi banget?" tanya Wala menghampiri Cakra yang sedang duduk santai menikmati secangkir teh madu sembari menonton podcast di laptopnya.

Marriage Contract CakraWalaМесто, где живут истории. Откройте их для себя