16:: Terserah

12K 2K 312
                                    

"Kak Duta mau minum apa?" tanya Wala pada Duta yang sekarang duduk di ruang tamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kak Duta mau minum apa?" tanya Wala pada Duta yang sekarang duduk di ruang tamu.

"Nggak usah repot-repot, La."

Duta mengedarkan pandangannya di setiap sudut rumah itu. Tak henti-hentinya berdecak kagum melihat desain baik dari furnitur maupun segi bangunan yang sangat apik.

Wala mencari-cari di sekitar rumahnya keberadaan Cakra, namun tidak ia temukan. Tak ada firasat jelek sama sekali, ia memilih sedikit menepi di sisi ruang tamu untuk mengisi daya ponselnya.

"Wala."

Panggilan dari Duta mengalihkan perhatian Wala. Ponselnya ia letakkan di sana dan menghampiri Duta.

"Lo ngehindar dari gue, ya, selama ini?" tanya Duta.

"Hah?" Wala tak menangkap maksudnya.

"Iya. Udah hampir tiga minggu kita nggak ketemu. Kontak gue lo blokir, gue juga nggak pernah liat muka lo di kampus. Gue tanyain sama Pak Keenan, katanya ada acara penting."

"Oh ...," Wala menggaruk tengkuknya, "sorry, gue mungkin nggak sengaja ngeblokir kontak lo, Kak."

"Gue ada salah, ya, sama elo?"

Wala menggeleng. "Nggak ada salah sama sekali, kok. Gue-nya aja yang terlalu berharap sama lo dulu."

"Dulu?" Duta mengulang kata terakhir Wala. "Emang sekarang udah nggak?" tanyanya percaya diri diikuti tawa kecil.

"Sebenernya ...." Wala ragu-ragu untuk berkata. Ia meremas jari-jarinya memandang dengan gelisah.

"Sebenarnya ... lo masih suka, kan, sama gue?" tanya Duta lagi.

Wala mengibaskan tangannya di udara. Tidak membenarkan kalimat yang baru saja terlontar dari seniornya itu.

"Lo kenapa sih, La? Aneh banget, deh."

"Nggak, Kak. Gue cuma mau membatasi diri aja sama elo. Gue tau, kok, lo udah ada pacar."

"Pacar? Nggak ada, La. Gue nggak pacaran sama siapa-siapa," jelas Duta diikuti tawa gemas. Ia menarik hidung Wala seperti kebiasaannya saat menggoda gadis itu dulu.

"Gue pikir, lo punya pacar. Gosip yang beredar kayak gitu, lho, Kak," ucap Wala dengan mata terbuka lebar karena kaget.

"Oh, jadi lo menghindar dari gue karena mikir gue udah punya pacar? Gitu?" Duta kembali terkekeh. Ia geleng-geleng kepala heran.

"Jangan percaya gosip. Gue lagi usaha buat minta restu sama Pak Keenan," lanjut Duta.

Wala tak tahu harus berbuat apa. Bibirnya serasa membeku tak mampu berucap bahkan satu kata sekalipun. Apa maksud Duta sedang berusaha meminta restu ayahnya? Tentu saja tidak mungkin diberi restu karena sudah ada Cakra yang menempati posisi itu sekarang.

Bagaimana bisa kisah cintanya serumit ini?

****

Cakra menghela napas gusar melihat sebuah mobil hitam terparkir di depan rumahnya. Hari sudah gelap dan hujan telah reda. Lampu-lampu di rumahnya sudah menyala menandakan kehadiran seseorang di sana.

Marriage Contract CakraWalaWhere stories live. Discover now