27:: Mari memulai kembali

13.1K 2K 410
                                    

Di luar turun gemericik air dari langit menjadikan hari itu pagi yang mendung untuk bangun terlalu cepat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di luar turun gemericik air dari langit menjadikan hari itu pagi yang mendung untuk bangun terlalu cepat. Sepasang mata akhirnya terbuka perlahan dari tidurnya yang begitu lelap.

Wala mengerjapkan matanya beberapa kali, menyorot sekeliling kamarnya sembari mengumpulkan kesadaran. Ia menoleh ke samping mencari sosok Cakra namun tak didapatinya. Sekelebat ingatan tentang kegiatan mereka semalam langsung terbayang di benaknya. Senyum perempuan itu langsung merekah menimbulkan rona merah malu-malu di permukaan pipi mulusnya.

Samar-samar Wala mendengar suara gesekan alat perabot dapur di bawah sana. Ia menduga-duga kalau Cakra mungkin saja tengah bergelut di dapur menyiapkan sarapan, mengingat laki-laki itu belum mengisi perutnya setelah pulang ke rumah tadi malam.

Bangkit dari kasur, Wala segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah beberapa saat ia pun telah selesai dan sudah berpakaian seadanya. Kakinya mengayun menuruni tangga dengan langkah susah payah.

"Udah bangun?" tanya Cakra basa-basi. Ia menarik satu kursi dan mempersilakan istrinya duduk sedangkan ia berlalu mengambil makanan untuk ia sajikan di meja makan.

"Kenapa nggak bangunin aku?" tanya Wala. Cakra mengangkat wajahnya dan kini saling beradu tatap. Mendadak mereka jadi salah tingkah sendiri.

Cakra berdeham singkat. "Aku pikir kamu pasti masih capek. Nggak tega banguninnya," jawab Cakra pelan.

"Kita sarapan dulu. Tadi aku udah coba buat masak, tapi rasanya nggak enak. Jadi aku beli sarapan di luar aja," sambung Cakra sambil cengengesan.

Obrolan singkat itupun terhenti dilanjutkan dengan sarapan yang tenang. Setelah makan, Wala membersihkan bekas alat makannya sementara Cakra menunggu di ruang tamu.

"Ada yang mau aku omongin, La," kata Cakra setelah mendapati Wala duduk di dekatnya.

Wala menoleh dan bertanya, "Apa?"

"Aku tau kalau kamu udah nggak marah lagi, tapi aku ngerasa masalah kemarin itu perlu diselesaikan," kata Cakra langsung menuju inti pembicaraan.

"Aku minta maaf karena ninggalin kamu di rumah Mama kemarin. Aku nggak ada niatan buat nyakitin perasaan kamu. Dan soal Mbak Dila, aku nggak ada perasaan sama sekali sama dia. Cuma sekedar teman kerja dan aku juga nggak tau kalau ternyata dia kenal sama Kak Citra," jelas Cakra. Ia menatap mata Wala dalam-dalam berharap istrinya tahu kalau ia mengatakan dengan sejujurnya.

Wala diam tak menanggapi. Ia menunggu Cakra untuk melanjutkan perkataannya.

"Aku sebenarnya juga kesel sama Kak Citra yang seenaknya aja. Tapi aku juga nggak enak sama Mbak Dila kalau nolak padahal dia lagi ada urusan mendadak."

Kali ini Cakra meraih tangan Wala dan menggengamnya erat. "Percaya sama aku. Aku tau kok batasan sampai mana interaksi seharusnya sama lawan jenis."

Marriage Contract CakraWalaWhere stories live. Discover now