35:: Kaila biang kerok

16K 1.8K 243
                                    

Cakra berjalan sambil terus-terusan menatap layar ponselnya dengan lengkungan di bibirnya yang senantiasa tertarik ke atas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cakra berjalan sambil terus-terusan menatap layar ponselnya dengan lengkungan di bibirnya yang senantiasa tertarik ke atas. Perasaannya kali ini lebih enteng setelah menyelesaikan masalahnya semalam dengan istrinya.

Jari-jemari panjangnya sibuk mengetik membalas pesan masuk dari Wala persis sedang di mabuk asmara kembali. Bahkan saat ia telah sampai di kafetaria perusahaan, ia hanya mengalihkan pandangannya dari layar sepersekian detik untuk memesan minuman dilanjutkan memilih tempat duduk yang masih kosong.

Wala: Kamu beneran mau jemput aku hari ini?

Cakra: Iya. Aku udah nyiapin mental buat ngomong sama Papa.

Wala: Tapi aku takut ngomongnya.

Cakra: Ada aku. Biar aku aja yang ngomong.

Wala: Aku takut mereka kecewa 🥺 apalagi sama Ayah Bro.

Membaca pesan tersebut, Cakra mendadak lemas. Dadanya serasa dihantam pukulan keras ketika mengingat kembali alasan Wala kemarin. Bukan karena dirinya tak terima, melainkan turut merasakan penderitaan istrinya. Kesetiaannya benar-benar diuji Tuhan dengan didatangkan masalah seberat ini.

Cakra menghela napas ringan, lalu mengetik balasan kembali.

Cakra: Kamu tenang aja, Sayang. Mereka itu keluarga kamu, nggak mungkin nggak nerima kamu. Yang perlu kita lakuin sekarang cuma terus terang aja.

Tak memedulikan sekelilingnya, Cakra sampai tak sadar bahwa seseorang telah memperhatikannya sedari tadi. Dila membuang muka, mengembuskan napas kasar melihat Cakra duduk di depannya sesuka hati tanpa permisi terlebih dahulu. Awalnya Dila ingin bersuara, tetapi air muka Cakra yang tampak berseri-seri membalas pesan masuk di ponselnya membuat gadis itu urung. Padahal ia sama sekali tak berniat akan menemui Cakra lagi, tetapi Cakra sendirilah yang muncul di hadapannya.

Seorang karyawan kafetaria datang membawa nampan berisi gelas minuman dan meletakkannya di meja. Pada saat Cakra ingin menjangkau minumannya, saat itulah ia menyadari kehadiran Dila di sana. Matanya bertemu tatap sebentar sebelum Dila mendengus dan memutuskan kontak matanya.

"Mbak Dila ngapain di sini? Ngikutin saya?" ucap Cakra dengan tampang tak berdosa.

"Kamu sendiri yang milih duduk di situ. Saya lebih dulu di sini," jawab Dila kesal.

"Oh, ya udah. Biasa aja, dong, Mbak."

"Lagian, kamu yang fitnah saya duluan."

"Ya... Maaf, Mbak," sesal Cakra sembari menyedot minumannya.

"Oh, ya, Mbak. Saya dan istri sudah baik-baik aja. Gosip-gosip di luar sana yang bilang saya akan cerai, jangan didengerin, ya," lanjut Cakra lalu  menyereput kembali minumannya pelan-pelan.

Kening Dila mengerut dalam. "Kenapa kamu kasih tau saya?"

"Cuma kasih tau aja. Siapa tau Mbak butuh info."

Marriage Contract CakraWalaWhere stories live. Discover now