15:: Orang baru

12.6K 1.9K 151
                                    

Mata legam Cakra menyorot tubuh Wala dari atas hingga bawah dengan alis bertaut tajam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata legam Cakra menyorot tubuh Wala dari atas hingga bawah dengan alis bertaut tajam. Helaan napas panjang keluar dari mulutnya lalu mengangkat tangannya tinggi-tinggi menunjuk pintu utama rumahnya.

"Ganti baju," titahnya tegas pada Wala.

Busana yang dikenakan istrinya itu berbahan tipis dan memperlihatkan lekuk tubuhnya. Walau masih terlihat pakaian yang masih wajar dikenakan untuk ke kampus, rasa-rasanya, Cakra tak bisa mentolerir hal demikian.

Lantas Wala berdecak. "Nggak usah ngatur-ngatur gue!"

"Nggak bakalan gue anter sebelum lo ganti baju," tegas Cakra.

"Emang kenapa sih? Gue ini anak fashion. Lo yang nggak ngerti fashion nggak usah ngatur-ngatur gue," balas Wala tak santai.

"Okey." Cakra mengangkat sebelah tangannya di udara. Hal itu membuat Wala berpikir kalau Cakra sudah menyerah memerintahnya. Namun, sedetik setelah ia menyadari kalau laki-laki itu sedang berusaha menelepon seseorang, barulah ia mengerti kalau Cakra masih cukup gigih memaksanya.

"Argh!" Wala menggeram frustrasi.

Cakra menyunggingkan senyum menyeringai tipis. "Ganti baju yang sopan atau gue aduin lo ke Papa Keenan," ancamnya.

"Setan!" umpat Wala lalu melangkah gusar ke dalam rumahnya untuk berganti pakaian. Merasa tidak adil karena Cakra menggunakan ancaman untuk membuatnya menurut. Tentu saja itu akan berhasil. Sebab, ayahnya memang kerap kali menegur caranya berpakaian yang dinilai terlalu bebas. Belum lagi ibunya. Pun, Wala juga merasa lebih baik mengalah karena Cakra tidak akan mengantarnya jika tidak menuruti keinginan lelaki itu. Apalagi untuk saat ini mobilnya masih ada di kediaman orang tuanya karena masih belum diizinkan untuk berkendara dan sepenuhnya mengandalkan Cakra.

Tak butuh waktu lama, Wala telah kembali. Hanya atasannya saja yang ia ganti. Sebuah sweater berwarna lilac yang membalut tubuhnya dan ia yakin, itu sudah sangat ... sangat sopan.

"Puas lo?"

Cakra menoleh pada perempuan yang sudah duduk di kursi penumpang. Ia mengulas senyumnya dan mengangguk mantap sebagai jawaban.

"Ck." Wala berdecak sebal. Ia memakai sabuk pengaman lalu membuang muka ke arah jendela. Sepanjang perjalanan suasana senyap. Wala masih kesal pada Cakra sementara laki-laki yang mengemudi itu terlihat santai saja.

Setelah beberapa saat, mereka telah sampai. Cakra mengantarkan Wala sampai di depan fakultasnya.

"Nih," ucap Cakra memberikan beberapa lembar uang pada Wala. "Jangan makan sembarangan." imbuhnya.

Masih dengan bibir yang mengerucut, Wala menerima uang tersebut. "Maksudnya apa?" tanyanya ketus.

"Terserah elo mau anggap itu apa. Gue ngerasa bertanggungjawab buat memenuhi kebutuhan lo. Tapi kalau lo nggak mau terima cuma-cuma, anggap aja itu utang."

Marriage Contract CakraWalaWhere stories live. Discover now