29:: Istriku itu istimewa

12.8K 2K 646
                                    

Sudah hampir seminggu Cakra memfokuskan seluruh tubuh dan otaknya pada pekerjaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah hampir seminggu Cakra memfokuskan seluruh tubuh dan otaknya pada pekerjaan. Semaksimal mungkin ia forsir seluruh kemampuannya untuk membantu Anton di perusahaan demi segera melunaskan janjinya pada sang istri.

Tentu saja ia tak tega dengan istrinya karena kurang perhatian belakangan ini. Setiap ia pulang kerja, Wala sudah tertidur lelap di kamar sementara terkadang ia masih harus berangkat pagi-pagi sekali ke kantor. Waktu untuk mengobrol dengan istri menjadi terkikis.

Setelah banyak mengorbankan waktu dan tenaga, akhirnya perusahaan milik ayahnya kembali terorganisir dan mulai stabil. Dan sebagai hadiah atas kerja keras Cakra, ayahnya memberi izin untuk mengambil beberapa hari libur untuk berbulan madu.

Kemeja biru muda dan celana bahan sudah melekat di tubuhnya, Cakra buru-buru meraih jam tangan, dasi dan tas kerjanya lalu turun ke lantai bawah rumahnya. Di sana, di sudut dapur rumahnya ada Wala yang menatapnya dengan air muka cemberut sambil menyiapkan roti tawar dan secangkir kopi susu di meja.

"Sayang, tolong pasangin dasi, dong!" pinta Cakra menghampiri Wala. Sambil menjulurkan dasi, sebelah tangannya yang lain meraih sepotong roti di meja dan memakannya.

Tanpa protes lagi, Wala melingkarkan dasi tersebut ke leher kemeja suaminya. Dilakukannya dengan hati-hati dan rapi.

"Jangan cemberut terus, dong! Kalau kamu kayak gini aku nggak fokus kerjanya," ucap Cakra di tengah-tengah kunyahannya.

Teguran dari suaminya sama sekali tidak digubris oleh Wala. Ia memfokuskan diri pada kegiatannya memakaikan dasi.

Tiba-tiba saja Cakra melingkarkan tangannya di pinggang Wala dan secepat kilat ia menarik tubuh Wala mengikis jarak di antaranya.

Cup! Satu kecupan singkat diberikan di kening sang istri.

"Nanti malam aku pulang cepet. Aku janji," ucap Cakra sembari mengusap pipi Wala penuh perhatian.

"Beneran, ya. Awas kalau nggak."

Cakra terkekeh kecil. Gemas sekali dengan bibir Wala yang mengerucut sebal. Tak mampu menahan diri, satu kecupan dibubuhkan tepat di bibir merah istrinya.

"Kalau kamu bosen di rumah terus, gimana kalau kamu ikut aku ke kantor?" tawar Cakra.

Wala menggeleng pertanda menolak tanpa menimang jawaban terlebih dahulu. "Nggak ah! Kamu pasti sibuk banget di kantor," jawabnya.

"Ya, udah, deh. Tapi kalau ada apa-apa, langsung hubungin aku, ya! Kalau mau kemana-mana, kabarin aku dulu, okay?"

Wala mengangguk patuh. Bersamaan dengan itu, ikatan dasinya juga sudah selesai. Mereka mengurai pelukan dan segera setelahnya, Cakra pamit ke kantor.

"Awas ya kamu kalau genit sama cewek lain," peringat Wala setengah berteriak membuat Cakra yang sudah berada di ambang pintu tertawa mendengarnya.

****

Marriage Contract CakraWalaWhere stories live. Discover now