Extra part 1

18.8K 2K 178
                                    

Axel baru saja hendak mematikan mobilnya di depan rumah sakit tetapi urung ketika mendapati sosok Kaila sudah menghampirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Axel baru saja hendak mematikan mobilnya di depan rumah sakit tetapi urung ketika mendapati sosok Kaila sudah menghampirinya. Perempuan itu berjalan sambil memberenggut kesal. Kakinya dihentakkan sepanjang berjalan menghampiri mobil Axel.

"Lama banget sih jemputnya. Niat jemput nggak sih?" gerutu Kaila begitu memasuki mobil Axel.

"Ya maaf, macet soalnya."

Kaila menghela napasnya. "Gitu mulu alasannya."

"Emang kayak gitu kok kenyataannya," ucap Axel membela diri. "Mau langsung pulang nih?" tanyanya kemudian.

"Ke rumah Wala dulu."

Tanpa berkata lagi, Axel mulai menyalakan mobilnya, membawanya keluar dari area parkiran rumah sakit tempat Kaila sekarang bekerja.

Terhitung 2 tahun lamanya sejak mereka berkenalan. Namun, hingga di detik ini, hubungan Axel dan Kaila belum jelas arahnya.

Bukan karena Axel yang tidak berhasil menunjukkan rasa cintanya, tetapi Kaila lah yang enggan menjawab setiap kali Axel bertanya serius tentang perasaan Kaila padanya.

Axel yang dulunya seorang playboy dan tak pernah serius pada perempuan, kini ditaklukkan oleh Kaila yang setiap saat terus mengabaikannya.

Ponsel milik Axel yang terletak di dashboard berdering mengalihkan atensi keduanya yang sedang fokus pada pandangan masing-masing.

"Angkatin dong, Ka," pinta Axel.

Kaila menurut. Ia mengulurkan tangan dan memeriksa siapa nama penelepon yang tertera di sana.

"Dari Bianca," ucap Kaila membaca nama yang tertera di layar ponsel Axel. "Bianca siapa?" tanyanya melirik tajam.

"Oh, nggak usah diangkat. Reject aja," kata Axel cuek.

"Kenapa? Siapa tau aja penting."

"Nggak penting, kok."

"Tau dari mana?"

"Biasanya emang nggak penting kalau dari dia."

"Oh, udah sering?" tanya Kaila lagi. Ada nada selidik di kalimatnya.

"Nggak juga sih. Dia biasanya minta tolong dijemput aja."

"Oh," Kaila mengangguk-angguk, "Jangan-jangan lo telat jemput gue gara-gara jemput dia dulu?" lanjutnya menodong Axel.

"Nggak, kok," bantah Axel cepat. "Apaan sih, Ka? Yang kayak gini doang dipermasalahin."

Kaila mencebikkan bibirnya. Memalingkan wajah ke arah jendela.

Selama perjalanan itu, hanya diisi dengan keheningan. Axel menyadari perubahan suasana hati Kaila yang buruk membuatnya menjadi gugup setiap kali ingin membuka suara.

Sampai pada saat tiba di rumah Wala, Kaila masih juga menanggapinya jutek. Perempuan itu masuk lebih dulu tepat saat mobil Axel berhenti.

"Tungguin, kek," gerutu Axel mengejar langkah kaki Kaila yang lebar.

Marriage Contract CakraWalaWhere stories live. Discover now