09:: masa kontrak

15.7K 2.4K 343
                                    

"Lo tanda tangan di sini," kata Wala menunjuk ke arah kertas yang ia julurkan di depan Cakra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo tanda tangan di sini," kata Wala menunjuk ke arah kertas yang ia julurkan di depan Cakra.

Cakra berdecak membaca judul yang tertera di kertas tersebut. "Harus banget yah lo lakuin ini semua?"

"Harus. Biar lo ingat batasan-batasan lo," Wala menunjuk kertasnya sekali lagi, "Tanda tangan cepetan," imbuhnya.

Cakra menghela napas. Akhirnya ia mengambil pulpen untuk menandatangani kontrak pernikahan tersebut. Di dalamnya tertera beberapa aturan dan larangan yang tidak boleh dilanggar. Salah satunya untuk tidak mencampuri urusan masing-masing. Entah apa yang telah Wala pikiran sampai-sampai harus berbuat sejauh ini. Bahkan ia sudah memutuskan kontrak tersebut hanya berlaku selama enam bulan setelah di tanda tangani oleh kedua belah pihak.

"Cepetan, Cak! Keburu ada yang dengar."

"Iya. Nggak sabaran banget, sih."

Setelah selesai menandatangani surat perjanjian tersebut, Cakra memasukkannya kembali ke dalam amplop sebelumnya.

"Aissh ... Pelan-pelan, nanti sobek, gimana? Aman nggak tuh kalau nggak pake plastik?"

Cakra melirik. Kesal karena Wala terus mengomel di sebelahnya. Ia memberikan surat tersebut kembali ke pada sang pemilik. Lalu tanpa ingin berdebat lebih lanjut, Cakra merebahkan tubuhnya di kasur.

"Eh, kenapa lo tidur di kasur gue?" Wala berdiri menjulang di samping tempat tidur.

"Terus lo mau gue tidur di mana? Di kolong kasur? Yang bener aja lo."

"Di mana aja asal bukan di kasur gue. Gue nggak mau seranjang sama lo," balas Wala menjawab yakin.

"Please, La. Gue capek. Jangan ganggu gue mulu deh."

"Gue juga capek. Makanya lo minggir dari kasur gue karena gue mau tidur."

"Udah deh, lo tidur aja di samping gue. Nggak bakal gue apa-apain. Nggak nafsu juga gue sama macan kayak elo."

Wala mencebikkan bibirnya. "Gue juga nggak nafsu kali sama lo," balasnya tak mau kalah.

"Nah ...," Cakra menjentikkan jarinya, "kalau lo nggak nafsu, gue juga nggak nafsu, tidur seranjang aja."

Cakra menepuk-nepuk sisi kasur yang kosong di sebelahnya lalu beralih menatap Wala bergantian memberi kode agar perempuan itu segera tidur di sebelahnya. Akhirnya Wala menyerah. Ia juga sudah terlalu lelah untuk berdebat dengan Cakra. Untungnya, ukuran kasurnya itu lumayan luas jika hanya dipakai untuk dua orang.

Melangkah malas, Wala akhirnya merebahkan tubuhnya di ujung kasur. Karena terlalu di pinggir, nyaris saja ia hampir terjatuh ketika hendak membelakangi Cakra.

Terdengar suara benda terjatuh, Wala menoleh. Di sampingnya sudah tidak ada Cakra lagi. Mungkinkah Cakra yang terjatuh?

Karena penasaran, Wala bangkit dari tidurnya dan mengintip ke bawah kasur. Pandangannya beradu dengan laki-laki yang tengah merebahkan tubuhnya di lantai.

Marriage Contract CakraWalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang