31:: Kok telat, ya?

12.4K 1.9K 483
                                    

"Kak Citra suruh kita nungguin Mbak Dila," ucap Cakra yang baru saja kembali setelah menerima telepon dari kakaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kak Citra suruh kita nungguin Mbak Dila," ucap Cakra yang baru saja kembali setelah menerima telepon dari kakaknya.

Cakra dan Wala sudah berada di bandara  untuk pulang kembali menghadapi rutinitas kesibukan yang menunggu. Hanya 3 hari menghabiskan bulan madu di Bali. Untungnya mereka sempat menghabiskan waktu ke pantai, berbelanja oleh-oleh hingga tak lupa pula ia mencoba untuk berselancar di pantai.

Wala mendesah pasrah. Sambil menggiring kopernya, ia mendaratkan tubuhnya di kursi tunggu depan gate penerbangannya.

"Gimana menurut kamu?" tanya Cakra sambil duduk di sebelah istrinya.

"Ya, udahlah. Tungguin aja," ucap Wala malas-malasan.

"Katanya sih udah di jalan menuju ke sini. Kita tungguin aja, ya?"

Wala mengangguk pelan. "Mau gimana lagi. Kak Citra maunya gitu."

"Kak Citra kayak gitu bukan karena dia ngedukung Mbak Dila, kok. Dia cuma ngerasa bertanggungjawab buat bantuin. Apalagi mereka lumayan deket. Kamu jangan salah paham, ya."

"Gimana ya ... Kak Citra t—"

"Cakra!"

Cakra dan Wala menoleh ke arah sumber teriakan. Dilihatnya Dila dengan koper bawaannya berjalan terburu-buru menghampiri keduanya.

"Maaf, ya. Tadi agak macet," ucap Dila masih dengan napas tersengal-sengal.

"Ayo." Tanpa membiarkan Dila beristirahat terlebih dahulu, Cakra sudah beranjak dari duduknya sambil membawa koper miliknya bersama Wala.

"Cakra," cegah Dila menahan tangan Cakra.

"Kenapa?"

"Bisa tolong bawain koper aku juga nggak? Aku capek banget soalnya," ucap Dila.

Menghela napas pasrah, akhirnya Cakra merebut koper milik Dila dan membawanya serta.

"Ayo, Sayang," ajak Cakra pada Wala yang melirik tak suka pada Dila.

"Heran, genit banget jadi cewek," sindir Wala sengaja memperdengarkan Dila.

Di dalam pesawat, Cakra dan Wala menempati kursi urutan depan sementara Dila berada 4 baris kursi di belakangnya. Dari posisinya itu, ia bisa melihat jelas bagaimana pasangan suami istri yang baru saja berbulan madu itu saling bermesraan. Tangan Cakra tidak pernah berhenti untuk menggenggam jari-jari lentik istrinya. Tak lupa pula ia membantu membuka jaket Wala serta membiarkan bahu lebarnya menjadi sandaran untuk sang istri sambil mendengarkan musik melalui earphones yang sama.

Dila membuang muka ke luar jendela seraya mengembuskan napas kasar. "Gini banget rasanya suka sama suami orang," gumamnya tanpa sadar.

******

Dua pekan selepas bulan madunya di Bali, Cakra kini sudah kembali aktif di perusahaan ayahnya. Selama seminggu itu pula, Wala mencoba mulai mencari-cari ide untuk mengisi kekosongannya di rumah. Akhirnya ia mencoba peruntungannya dengan berencana membuka sebuah butik. Masih dalam tahap rencana, tapi sepenuhnya didukung oleh sang suami. Bahkan  Cakra berjanji akan membantu semampunya jika memang Wala sudah mematangkan idenya.

Marriage Contract CakraWalaWhere stories live. Discover now