10. TANTANGAN DIMULAI

358 69 116
                                    

Sahabat itu seperti kesialan. Iya, kesialan indah yang nggak akan pernah bisa dihapus dalam hidup.

 Iya, kesialan indah yang nggak akan pernah bisa dihapus dalam hidup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♡-Happy Reading-♡

Dering alarm berbunyi. Dito melenguh, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal yang ia bawa sendiri dari kamarnya. Bukan berhenti, alarm semakin kencang berbunyi nyaring membuat gendang telinganya berdengung. Dito terduduk dengan mata yang terpejam, pertahanannya hancur, ia kembali terbaring di kasur.

Sedikit demi sedikit kelopak matanya terbuka. Dito menatap lurus atap-atap kamar kostnya selama beberapa menit hingga kantuknya menghilang.

Hari ini ada kelas pagi yang dimulai pukul 09.00 WIB, tapi Dito merasa enggan beranjak dari kasur lantai yang selama beberapa hari ini menemaninya. Tadi malam ia belajar mati-matian karena akan ada kuis, menahan rasa malas dan godaan membuka setan untuk bermain game.

Dito meraba bawah bantal, mengambil benda pipih yang baterainya masih terisi penuh. Saat menyalakan internet, spam chat dari Ganda dan Arka memenuhi layar. Terdapat 12 panggilan dari Arka 2 menit yang lalu. Dito tak berniat membalas, ia menaruh kembali handphonenya di bawah bantal.

Selepas kantuk hilang, Dito berdiri, bergerak merentangkan kedua tangannya ke segala arah hingga menimbulkan bunyi. Langkah kakinya terhenti di depan kamar mandi, Dito meraih handuk yang tergantung, lalu menutup pintu.

Gemercik air dari keran terasa dingin menyentuh kulit. Alasan ia malas mandi pagi seperti ini, tapi badannya juga terasa gerah, apalagi aktivitas hari ini begitu panjang. Dito berjongkok menyetarakan tingginya dengan bak mandi, ia mencipratkan air di gayung untuk membasuh wajahnya yang lusuh.

Pada akhirnya Dito memberanikan diri mengguyur seluruh tubuhnya karena tak mau memakan waktu lebih panjang. Kurang dari 10 menit pintu kamar mandi terbuka, Dito yang mengenakan celana pendek serta handuk yang menutupi bagian atasnya yang shirtless.

Pupil matanya sontak melebar saat mendapati keberadaan Arka dan Ganda yang kini terduduk di kasur memainkan handphone. Dito melirik pintu kemudian beralih pada temannya itu. Kemungkinan kemarin ia lupa menguncinya sehingga dua anak setan itu menyelinap masuk.

"Mohon maaf, Bang, yang punya kost-nya siapa ya?" tanya Dito kalem, senyumannya terlihat masam.

Arka berdeham. "Oh, Bu Saodah, kan?" tanyanya berbalik.

"Bukan itu, tapi Abang-Abang berdua kok asal masuk aja, saya teriakin maling nih." ancam Dito berancang-ancang membuka pintu.

"Silakan, bubur yang gue bawa nggak jadi gue kasih buat elo." balas Ganda bersiap membawa kembali sekantong bubur ayam yang sengaja ia beli untuk Dito karena pasti temannya itu malas keluar.

Dito langsung melompat ke atas kasur, mengambil alih kantong plastik berisi bubur ayam. Ganda walaupun super ngeselin, tetapi hatinya itu selembut Anabelle, baik-baik nakutin.

SEGITIGA SEMBARANG [SELESAI]Where stories live. Discover now