33. SKENARIO DRAMA RASTA

283 57 83
                                    

Biasa, bamil emang suka nggak tau diri.

Biasa, bamil emang suka nggak tau diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✨-Happy Reading-✨

Tumpukan donat kentang yang telah dibaluri lelehan coklat kacang disusun rapi ke atas piring besar. Tak lupa menambahkan parutan keju yang tampak menggiurkan. Senyum lebar terukir dikala melihat karyanya, merasa puas karena berhasil membuat request dari sang anak bungsunya. Tisa mengangkat piring tersebut penuh semangat, melangkahkan kakinya menuju ruang tamu di mana suami, anak, serta menantunya menunggu sembari menonton tayangan televisi. Semakin dekat, maka obrolan hangat itu terdengar jelas menyapa indra pendengarannya.

"Donatnya udah jadi!" ucap Tisa riang, memutar tubuhnya bak ballerina ternama yang lincah.

"Wah, Ibu hebat," balas Kana bertepuk tangan, anggap saja sebuah pujian kecil untuk Ibu mertuanya yang berbaik hati.

"Siapa dulu? Ibu Tisa!" sahut wanita paruh baya itu sembari menepuk-nepuk dadanya pelan, menyombongkan kemampuannya. Namun, hal itu disambut gelak tawa, Ibu selalu lucu dengan tingkah uniknya, seakan-akan dia masih remaja yang butuh pengawasan ketat.

Seluruh anggota keluarga mengambil satu per satu donat dari atas piring, mulai mencicipi rasanya yang tak patut diragukan lagi. Biasanya Saka akan membuka suara, membicarakan hal-hal tak penting dan mengusik Adik kesayangannya, tapi tidak untuk kali ini karena cowok berumur 26 tahun itu sedang menikmati usapan lembut di kepalanya dari tangan halus sang istri tercinta, sepasang matanya terfokus pada layar handphone. Contoh 2 makhluk bucin yang tidak tau tempat dan waktu, kalau sudah begini Megi jadi mengingat Maudy yang taraf bucin-nya telah mendarah daging.

"Megi," Panggilan pria paruh baya yang duduk di sampingnya mengejutkan si pemilik nama.

Megi mengerjap, tersenyum tipis. "Kenapa, Ayah?" tanyanya sopan.

"Udah lama Dito nggak pernah main ke rumah lagi, kamu ada masalah sama dia?" tanya Pandu langsung ke inti permasalahan, ia dapat melihat ketegangan kecil yang ditunjukkan anaknya, tapi hal itu berusaha ditutupi sebaik mungkin.

"Nggak kok, emang dia lagi sibuk sama tugas kuliahnya," alibi Megi, padahal ia tak tau pasti tentang kesibukan Dito belakangan ini.

"Yah, padahal Ibu juga kangen banget," timpal Tisa memelaskan wajah, ia mengigit ujung donat buatannya tanpa minat.

"Jujur, Gi, lo pasti lagi berantem alay gitu sama dia 'kan?" Saka menegakkan punggungnya, menatap Adiknya begitu intens.

Tampaknya Megi menyesal menunggu Abangnya itu bersuara sebab pertanyaan terlalu menjebak juga aura yang mengintimidasi membuatnya tidak nyaman. Megi menggerutu dalam hati, memilin ujung bajunya hingga tidak berbentuk, berkeinginan lari ke kamar dan bersembunyi. Pikirannya mendadak kosong, Megi tak tahu harus menjawab apa, ia agak ragu mengatakan semua kebenarannya meskipun semakin lama dipendam akan terbongkar juga busuknya.

SEGITIGA SEMBARANG [SELESAI]Where stories live. Discover now