EXTRA CHAPTER

404 66 33
                                    

Pada awalnya dua orang yang saling jatuh cinta itu memang berbeda sisi, berbeda sudut, tapi memiliki satu tujuan.

✨-Happy Reading-✨

"Suprise!"

Secara tiba-tiba, sepasang mata Dito tertutup paksa oleh telapak tangan.  Si pemilik surai ombre menyembulkan kepala, masih dengan posisi berdiri di belakang. Sesaat Dito tertegun, begitu terpanah. Jantungnya yang semula normal kini berdegup berkali lipat lebih cepat. Bahkan matanya ikut memanas, berkaca-kaca melihat wajah cantik itu mengukir senyum manis yang selama 1 tahun ini tak bisa Dito dapati. Rindu yang terpupuk di dada menggebu-gebu, ingin segera menumpahkan dengan sebuah dekapan hangat guna berbagi afeksi, tapi masih punya malu, apalagi kondisi Cafe pekan ini terhitung ramai.

"Eh, kenapa jadi gini?" Dito tersadar, seharusnya ia yang memberikan kejutan. Ekspetasinya kurang sesuai akan realita.

Megi mendelik, mengambil langkah maju untuk menduduki kursi kosong dibatasi meja, yang letaknya di atur berhadapan. "Maksudnya gimana?" tanyanya terheran-heran.

"Kan niatnya aku yang mau kasih surprise, kenapa jadi kamu duluan," tutur Dito merengut, berpura-pura merajuk.

Gelak tawa menggelegar, membuat Dito lagi-lagi terpana. Air mukanya begitu ceria, sorot matanya berbinar cerah. Tolong, Dito ingin terus-menerus melihat Megi selalu berbahagia, tanpa harus menumpahkan air mata, hanya karena kesalahan yang diperbuatnya.

"Nggak apa, udah terlanjur juga." sahut Megi menyelipkan helaian anak rambut ke belakang telinga.

"Mau pesan apa?" tanya Dito lembut. Masih hapal minuman favorit cewek itu, meski kemungkinan bisa saja telah berganti.

Dagunya ditopang, Megi berdeham pelan membaca deretan tulisan di bawah gambar buku menu. "Lemon tea," jawabnya.

"Makanannya?"

"Belum laper." ucap Megi. Sebelum pergi menemui Dito, ia sempat menghabiskan 2 potong sandwich telur buatan Mbak Kana. Itu pun perutnya terasa kenyang, bisa-bisa Megi melewatkan makan siang.

Waiters yang berdiri dekat meja kasir dipanggil, melangkah cepat menuju pengunjung sembari memegang note kecil di tangannya. Memang sejak datang kemari Dito belum memesan apa pun, sengaja menunggu kedatangan Megi dahulu. Pesanan dicatat rapi, sang waiters pamit pergi meninggalkan meja yang ditempati keduanya. Dito melamun sejenak, mengamati Megi yang entah mengapa begitu anggun akan balutan blouse juga rok plisket selututnya.

"Gimana di USA?" tanya Dito memulai perbincangan lagi.

Megi mengatupkan bibir, larut dalam pemikirannya yang terlalu abstrak. "Em ... seru banget, tapi karena kepikiran cowok nyebelin yang ada di Indo jadi kurang menikmati." sindir Megi sengit.

SEGITIGA SEMBARANG [SELESAI]Where stories live. Discover now