19. NYURI MANGGA KENA TULAH

308 63 199
                                    

Apa yang kalian rasain selama baca cerita SS ini?

Apa yang kalian rasain selama baca cerita SS ini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✨-Happy Reading-✨

Berkunjung ke rumah Megi memang menjadi rutinitas Dito belakangan ini. Tak banyak hal yang dilakukan, sekadar mengobrol dengan Tante Tisa juga Om Pandu selepas pulang kerja. Namun, sore ini Om Pandu tidak ada di rumah sebab ada pekerjaan di luar kota selama 1 Minggu. Dito baru saja menghabiskan sepiring lava cake buatan Tante Tisa. Bila berada di rumah Megi, maka hidupnya menjadi tentram, nyaman, dan terjamin halalnya.

"Bu, aku digangguin terus, tuh." adu Megi pada wanita paruh baya yang berjalan dari arah dapur dengan sebuah nampan di tangannya.

Selalu seperti ini saat Dito berkunjung ke rumah. Tisa tampak antusias seperti abg-abg labil di pertigaan jalan dengan baju pas badan. Bahkan Tisa rela bereksperimen membuat makanan apa pun untuk Dito agar anak itu merasa nyaman berada di rumahnya, alasan lain mempertahankan hubungan mereka yang rawan pepacor.

"Sama siapa, Gi? Berani banget dia ganggu anak Ibu," balas Tisa memasang wajah garangnya.

"Ya, Dito, siapa lagi kalau bukan dia." ucap Megi sebal seraya melayangkan tinjuan di lengan cowok berkulit tan yang tengah memainkan benda pipih.

"Oh, kalau Dito nggak apa-apa, soalnya dia ganteng terus calon mantu Ibu," Tisa menaruh nampan berisi segelas jus mangga dan sepiring sosis bakar dengan baluran saus tomat. "Gangguin Megi-nya dilanjut aja, Dit." titah Tisa diakhiri kekehan kecil.

Penuturan Ibu membuat Megi bingung bukan main. Ibu itu tipe wanita yang lemah melihat ketampanan anak muda, bahkan saat mengandung Kak Saka, Ibu rela setiap hari menonton drama Korea dengan aktor favoritnya. Alhasil, Kak Saka lahir dengan wajah mirip Ayah, sayangnya usaha Ibu gagal sehingga wanita paruh baya itu mencak-mencak tidak terima.

"L-lho? Ibu, ih!" Megi memukul sofa dengan gemas, kakinya yang menapaki lantai di hentakkan.

Tisa tidak menanggapi Megi lebih jauh, ia mengalihkan pandangannya pada Dito yang belum membuka suara. "Ayo, Nak Dito diminum, pasti kamu haus banget, kalau kurang bilang ke Ibu, ya." pinta Tisa dengan seulas senyum lebar.

"Kayaknya Dito ngerepotin banget, Bu, jadi enak." sahut Dito memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Kalau modelan kamu mau ngerepotin setiap hari juga nggak apa-apa," Tisa tergelak, refleks menepuk-nepuk bahu Dito, membuat sang empu meringis.

Drama dimulai, sinetron azab serta sinetron yang tengah booming belakangan ini pun kalah. Megi mendengus, mengambil sosis bakar lalu mengarahkannya ke dalam mulut, ia mengunyah dengan gerakan lamban, memperhatikan interaksi kedua anak manusia berbeda umur. Ibu terlihat nyaman berada di dekat cowok itu, Megi menunduk memikirkan respon Ibu jika mengetahui hubungannya dengan Dito hanya sebatas main-main.

SEGITIGA SEMBARANG [SELESAI]Where stories live. Discover now