Chapter 46 - I Can See You Again

273 46 6
                                    

Seong Hun menatap sendu Bibi Cha dan Wonwoo yang masih duduk bersampingan, di bilik yang berseberangan dengan tempatnya duduk saat ini. Dengan semua perasaan yang sekarang ini sedang bercampur aduk di dalam hatinya. Karena sebenarnya, pria itu sedang mencoba untuk memahami semua yang baru saja diceritakan oleh Bibi Cha.

Tentu saja hal ini tidaklah mudah bagi pria bermarga Jeon tersebut. Setelah dua puluh tahun berlalu, tiba-tiba saja Bibi Cha memberitahunya sebuah hal yang tentu tidak bisa langsung diterima oleh Seong Hun. Secara mendadak, ia diberitahu jika Kwon Soon Young yang saat ini sedang terbaring koma di rumah sakit adalah putra kandungnya.

"Jadi, ini alasan sebenarnya kenapa kau tiba-tiba pamit pergi saat itu, Cha Sang Mi?" Tanya Seong Hun setelah hampir sepuluh menit mereka sempat dalam keheningan.

Seong Hun sekarang tahu, karena kejadian ini lah yang membuat Sang Mi tiba-tiba pamit pergi kepada dirinya dan Mi Hyun lebih dari dua puluh tahun lalu itu. Ternyata saat itu Sang Mi sudah dalam keadaan mengandung. Rupanya ia pergi guna menepati janjinya kepada Mi Hyun. Jika sampai ia hamil, maka ia yang akan pergi. 

"Iya, Oppa." Jawab Bibi Cha sembari menganggukkan sedikit kepalanya.

Seong Hun menghembuskan napas frustasi setelah mendengar jawaban Bibi Cha. Ia merasa seperti orang bodoh, sekaligus menjadi orang paling jahat sekarang ini. Akibat perbuatannya, Seong Hun telah membuat Sang Mi menderita sendirian. Pun harus menyembunyikan semua rahasia ini seorang diri.

"Aku minta maaf, Sang Mi-ah."

Ya, hanya itulah kalimat yang bisa Seong Hun sampaikan kepada Bibi Cha. Tentu saja ia merasa sangat bersalah pada wanita yang sudah ditinggalkan selama-lamanya oleh sang suami ketika usia pernikahan mereka baru menginjak di tahun ketiga tersebut.

Tetapi di sisi lain, ia juga tidak bisa menyalahkan mendiang istrinya. Seong Hun pun mengerti, posisi Woo Mi Hyun yang adalah seorang istri. Ia pasti kecewa berat atas kejadian malam itu. Dan tentu saja ia juga tidak ingin berbagi suami dengan wanita manapun. Yang mungkin termasuk dengan Sang Mi, yang sebenarnya sudah ia anggap sebagai adik perempuannya sendiri. Seong Hun sangat memahami hal itu.

Dan satu-satunya orang yang bisa ia salahkan adalah, dirinya sendiri. Andai saja ia tidak mabuk berat malam itu, pasti semuanya tidak akan terjadi sampai serumit ini. Ya, semua ini adalah kesalahannya.

"Oppa,"

"Aku bersalah. Aku telah membuat kalian semua menderita. Aku sama sekali tidak berguna. Maafkan aku, Sang Mi-ah. Maafkan aku telah membuatmu menderita dan menanggung semuanya sendirian. Bahkan aku juga telah mencelakai Soon Young. Maafkan aku. Maafkan appa juga, Wonwoo-ya." Seong Hun menundukkan kepalanya. Dadanya semakin sesak saja rasanya. 

Seong Hun tidak pernah menyangka jika jalan hidupnya akan seterjal dan serumit ini. Karirnya hancur. Niatnya yang ingin lari dari semua kesalahan dan rasa malunya dengan mencoba mati bersama keluarga kecilnya, ternyata malah menjadi bumerang untuknya. Istrinya meninggal dan membuat Wonwoo harus kehilangan ibu tercintanya, dan ia akhirnya tetap dipenjara juga. Dengan menanggung rasa bersalah yang semakin berlebih.

Ditambah lagi dengan kenyataan lain tentang terungkapnya sebuah rahasia, yang tidak kalah membuatnya semakin frustrasi. Rasa bersalahnya semakin menggunung. Seong Hun merasa penjara saja tidak akan cukup untuk menebus semua kesalahannya.

"Gwaenchana, Oppa. Tidak ada yang perlu disalahkan di sini. Semuanya adalah takdir Tuhan. Ini sudah menjadi jalan untuk kita semua, Oppa." Bibi Cha mencoba menenangkan Seong Hun yang semakin dalam menundukkan wajahnya. Ia sangat tahu pria itu merasa begitu tertekan sekarang ini.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora