Chapter 2 - Blue Eyes(1)

948 107 39
                                    

Hari semakin siang. Jam istirahat makan siang pun sebentar lagi selesai. Banyak orang mulai bergegas kembali ke pekerjaannya yang belum rampung setelah menghabiskan makan siangnya. Tapi sayangnya itu tidak terjadi pada beberapa dokter dan perawat yang ada di Seoul Hospital. Mereka bahkan sudah sibuk ketika salah satu pasien yang sekitar dua tahun mengalami koma dan dirawat di sana akhirnya terbangun. Sepertinya mereka tampak lebih tertarik pada pasien itu ketimbang untuk mengisi perut mereka. Pasalnya, pasiennya itu menghebohkan banyak orang karena mengalami hal yang tidak terduga. Bukan hanya petugas medis, tapi orang-orang yang ada di sana pun dibuat ikut penasaran karena banyak dokter yang mondar-mandir ke kamar pasien itu. Orang-orang pun jadi berkasak-kusuk ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan pasien yang baru saja bangun dari koma tersebut.

Jeon Wonwoo, dia yang sudah tidur selama dua tahun, akhirnya terjaga dan menghebohkan hampir seluruh gedung rumah sakit. Bagaimana tidak jika saat ia terbangun, secara ajaib warna manik mata Wonwoo berubah. Yang awalnya berwarna hitam, sekarang berubah menjadi biru. Warna mata yang cukup mencolok dan terlihat aneh untuk orang-orang yang melihatnya. Dan sejak pagi, semenjak pertama kalinya Wonwoo kembali membuka mata, sudah banyak dokter keluar masuk ke kamar rawatnya. Ia juga beberapa kali dibawa keluar kamar untuk menjalani sejumlah pemeriksaan. Para dokter mencoba untuk menemukan apakah ada kesalahan pada mata Wonwoo.

"Apa benar tidak ada apa-apa, Dok? Lalu, kenapa warna matanya bisa berubah seperti itu?" tanya Bibi Cha yang pertama kali mengetahui Wonwoo tersadar dari komanya.

"Entahlah, Nyonya. Tidak ada yang aneh pada seluruh hasil pemeriksaan. Semuanya baik-baik saja. Bahkan ia sudah sangat sehat dan sudah diperbolehkan pulang," jelas salah satu dokter.

"Benarkah, Dok?"

"Iya. Dan juga, Nyonya, sebenarnya kami berniat untuk melakukan penelitian tentang ini. Karena kejadian seperti ini sangat jarang terjadi. Bahkan belum pernah. Mata yang tiba-tiba berubah warna menjadi biru. Jika penelitian ini menemukan jawaban, pastinya akan jadi sesuatu yang luar biasa, Nyonya. Tetapi, kami juga harus meminta izin pada pasien yang bersangkutan. Apakah pasien keberatan atau tidak." Dokter lain yang baru saja melihat mata Wonwoo datang dan ikut menjawab pertanyaan Bibi Cha.

Bibi Cha menatap Wonwoo yang masih dikelilingi beberapa dokter. Wajah pemuda yang sekarang berusia 20 tahun itu tampak sangat kebingungan dan merasa kurang nyaman. Ya bagaimana tidak, dokter-dokter terus saja menatapnya silih berganti. Padahal Wonwoo baru saja bangun dari koma. Tentu ia masih sangat bingung.

"Bagaimana jika kami menolak untuk penelitian itu, Dok?"

"Ah~ Kami tentu saja akan merasa sangat menyayangkan, Nyonya. Tapi, jika itu kemauan pasien dan keluarga, kami akan menghargai itu."








•••







Wonwoo yang masih berada di kamar rawat sedang mengikat tali sepatunya dan bersiap untuk pulang bersama Bibi Cha. Ia tidak lagi memakai pakaian untuk pasien, tetapi kini ia memakai celana jeans dan pakaian berlengan panjang, juga mantel karena saat ini masih di cuaca musim dingin. Itu adalah pakaian yang baru dibelikan oleh Bibi Cha beberapa waktu lalu di toko terdekat. Wonwoo terlihat segar meskipun rambutnya yang sedikit gondrong membuatnya rada berantakan.

Bibi Cha saat ini sedang berada di bagian administrasi rumah sakit guna mengurus kepulangan Wonwoo. Karena sudah cukup lama menunggu dan merasa bosan, akhirnya Wonwoo pun memutuskan untuk menyusul ahjumma yang sebenarnya belum ia kenal tersebut.

"Eoh? Kau masih di sini?" tanya Wonwoo ketika ia hendak keluar kamar rawatnya.

Seorang pria berdiri di dekat pintu kamar Wonwoo. Pria berambut hitam sedikit kemerahan yang sedari tadi menunduk bersandar dinding tersebut lalu menatap Wonwoo dengan mata penuh sorot tidak percaya.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Where stories live. Discover now