Chapter 68 - Punishment

258 42 14
                                    

"Aku benar-benar minta maaf."

Lamunan singkat Yujin tentang masa lalunya dua tahun lalu langsung buyar, ketika telinganya kembali mendengar permintaan maaf yang entah mengapa terdengar sangat tulus terucap dari bibir Mingyu saat itu.

"Aku tahu, kau mungkin masih marah perihal dua tahun lalu. Aku sungguh minta maaf." Kata Mingyu lagi. Kemudian lelaki itu berjalan mendekat kepada Yujin.

"Sudahlah. Jangan membahasnya. Lagi pula aku juga salah." Jawab Yujin sembari menghapus setetes air matanya yang tiba-tiba mengalir di pipi kirinya.

"Bagaimana kabar adik kembarmu? Dia baik-baik saja, kan?" Tanya Mingyu.

Yujin mengangguk, "ya. Dia baik-baik saja."

"Lalu, bagaimana tugasmu? Apa semuanya berjalan baik?" Tanya Mingyu lagi.

"Ya, begitulah. Semuanya berjalan baik. Meskipun terkadang kewalahan karena ada banyak juga hantu yang menjengkelkan dan selalu ikut campur." Jawab Yujin sedikit mengeluh.

"Pasti sangat melelahkan ya, Yujin. Pokoknya, terima kasih karena kau telah membuat mereka para arwah pergi ke alam yang seharusnya dengan tenang dan selamat." Kata Mingyu sambil menepuk bahu kanan Yujin. Seolah ingin menegaskan rasa terima kasihnya pada Yujin atas kerja kerasnya selama lebih kurang dua tahun terakhir ini.

"Ya, bagaimanapun itu sudah menjadi tugasku sekarang." Ucap Yujin lalu melepas tangan Mingyu yang ada di bahunya. "Lalu, kau sendiri, kenapa baru muncul lagi setelah dua tahun lebih berlalu?"

"Aku? A-aku kan malaikat, tugasku lebih banyak daripada kau, tahu!"

"Ah, begitukah? Lalu kenapa sekarang kau menemuiku?"

"Aku hanya ingin menyampaikan kabar tentang meninggalnya Bibi Cha. Dan aku hanya ingin tahu perkembangan tugasmu saja. Itu juga menjadi salah satu kewajiban yang harus kulakukan sebagai malaikat." Jawab Mingyu beralasan.

"Hya, Tuan Malaikat! Kau pikir aku bodoh? Biasanya Seungkwan dan Dokyeom yang datang memantauku. Kenapa hari ini kau yang datang? Dan asal kau tahu ya, ini bukan jadwal kunjungan untuk memantau perkembangan tugasku! Sudahlah, katakan saja apa maumu?!" Kata Yujin panjang lebar. Dari setiap kata yang diucapkannya menyiratkan kecurigaan penuh pada Mingyu.

"I-itu..."

"Hei, Kim Mingyu."

"Eoh?" Jawab Mingyu.

"Apa kau juga akan membuat Wonwoo menjadi sepertiku? Harus terikat dengan para malaikat seumur hidup. Benar begitu?"

"Mwo?!" Mingyu sedikit terkejut dengan pertanyaan Yujin tersebut.

"Ah, hampir lupa. Satu lagi pertanyaanku. Kenapa juga kau mengaku sebagai peramal pada Hoshi? Sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan, Kim Mingyu?!"

"Hya, Im Yujin! Kau–"

"Apa?! Kau ingin menghukumku lagi? Menambah tugasku menjadi lebih berat? Menghapus ingatanku? Atau mencabut nyawaku? Cepat lakukan saja! Lagi pula, aku sudah lelah hidup seperti ini! Cabut saja nyawaku, Kim Mingyu!" Teriak Yujin semakin menggebu-gebu. Dadanya terasa sangat sesak hingga membuat tangisnya tak bisa ia dibendung lagi.

Mingyu sendiri hanya terdiam. Kedua mata indahnya bergetar melihat Yujin yang kini telah terduduk di depan gerbang menangis terisak sambil memukul-mukuli dadanya.

Melihat Yujin yang seperti itu, Mingyu semakin yakin betapa tertekannya gadis itu selama ini. Memang dulu Yujin sendiri yang mengatakan dengan yakin, bahwa ia siap dengan semua konsekuensi yang akan diterimanya. Namun, Yujin adalah manusia. Bagaimanapun ia bertekad untuk ikhlas dan bertahan, tetap saja terkadang ada rasa ingin menyerah juga.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang