Chapter 8 - Disappointed

547 86 5
                                    

Wonwoo masih mencerna apa yang baru saja Hoshi katakan padanya. Ia heran dan bingung, kenapa, untuk apa dan sejak kapan Hoshi mengikutinya? Wonwoo menatap Hoshi dengan rasa penuh keingintahuan.

"Hya! Tidak perlu menatapku seperti itu. Kau jadi terlihat bodoh, tahu!" cibir Hoshi.

"Aku hanya ingin tanya satu hal padamu, Tuan Roh," ujar Wonwoo.

"Apa? Kau bisa tanyakan apapun. Ingin dibantu? Karena sudah seperti ini, aku sudah siap untuk selalu membantumu, Teman." Hoshi tampak percaya diri. Ia bahkan menepuk-nepuk dadanya membanggakan diri.

Wajah Wonwoo langsung berubah menjadi masam melihat Hoshi yang ternyata sangat narsis tersebut. Ia menatap Hoshi dengan tatapan malas. Yang ditatap malah makin aktif menunjukkan kenarsisannya. Wonwoo menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya ingin tanya, apa sebagai hantu, ah tidak, maksudku sebagai roh yang gentayangan, kau tidak punya pekerjaan? Kau jadi stalkerku?" tanya Wonwoo yang sempat meralat kalimatnya itu. Walaupun sebenarnya Wonwoo juga bingung mau menyebut Hoshi itu apa.

"Hei, dengar ya, Jeon Wonwoo. Kau pikir jadi sepertiku menyenangkan? Tidak sama sekali, tahu!" kata Hoshi yang mendadak jadi serius. Tapi anehnya, wajah Hoshi tetap tidak menunjukkan keseriusan.

"Hah? Mana mungkin? Aku yakin, setidaknya kau pasti pernah mengintip seseorang, kan?" Wonwoo tengah meragukan Hoshi.

Hoshi langsung menatap kesal pada Wonwoo. Padahal ia sudah berusaha keras untuk serius, tapi Wonwoo malah mengejeknya. Sial.

"Hya! Enak saja!" protes Hoshi tak terima.

"Eh? Tidak pernah?"

Hoshi langsung diam. Ia menunduk dan kembali memutar-mutar kemudi.

"Sebenarnya pernah mencoba beberapa kali, tapi gagal karena aku selalu dimarahi oleh hantu penjaga toilet. Hya! Kau ingin tahu apa kata hantu penjaga itu saat melarangku?" Hoshi yang semula lesu, namun tiba-tiba menggebu ketika mulai membicarakan si hantu penjaga toilet.

Wonwoo tidak menjawab, hanya menganggukkan kepalanya sekali.

"Semua hantu penjaga toilet itu bilang aku masih di bawah umur dan tidak boleh melakukan hal buruk seperti itu. Menyebalkan sekali, kan? Sial." Hoshi mengerucutkan bibirnya. Ia tengah kecewa berat.

"Pfftt... Hahahaha..." tawa Wonwoo tidak tertahan lagi.

Hoshi menatap tajam Wonwoo yang malah menertawakannya. Pemuda yang tak mau disebut hantu itu makin kecewa saja. Niatnya ingin curhat, tapi ia malah ditertawakan.

Hoshi membiarkan Wonwoo tertawa sepuas hatinya. Ia sudah malas. Hoshi pun mengalihkan pandangannya keluar mobil. Dilihatnya seorang wanita yang sangat dikenalnya keluar dari gedung rumah sakit. Tatapan Hoshi jadi sendu. Wanita itu tengah berjalan ke arah mobil yang ia tumpangi saat ini.

"Eomma," lirih Hoshi sangat pelan.

"Eoh? Kau bilang apa?" pertanyaan Wonwoo mengagetkan Hoshi.

"Ha? Ti-tidak. Sudah puas tertawanya?" Hoshi mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Sudah. Kupikir ini tawa terpuasku selama aku hidup."

"Aish! Terserah kau saja! Aku pergi dulu!"

Wonwoo langsung terbelalak kaget ketika melihat Hoshi yang tiba-tiba menghilang dalam sekejap di depan matanya, tepat setelah ia menyelesaikan kalimatnya.

Dan ketika Wonwoo masih dalam keterkejutannya, Bibi Cha masuk ke dalam mobil. Duduk di tempat yang tadi di duduki oleh Hoshi.

"Wonwoo? Kau baik-baik saja?" tanya Bibi Cha pada Wonwoo.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Where stories live. Discover now