Chapter 69 - Our Father (2)

214 44 29
                                    

Pagi ini, Seungcheol menemani Hoshi pergi ke sebuah rumah tahanan. Meskipun sebenarnya kekasih Sujin itu juga tidak tahu ada keperluan apa Hoshi sampai ingin pergi ke sana, namun Seungcheol tetap bersikeras untuk mengantarkan Hoshi yang awalnya juga sempat menolak tawarannya.

Dan sekarang ini, keduanya sudah berada di sebuah ruangan khusus kunjungan di rumah tahanan yang mereka datangi saat itu. Sekitar tujuh menit keduanya duduk di kursi yang disediakan dengan suasana yang hening. Sesekali Seungcheol melirik ke arah Hoshi yang terlihat sedikit gugup. Seungcheol tahu itu, terlihat dari Hoshi yang beberapa kali melipat bibirnya dan meremas-remas kedua tangannya sendiri.

Bohong kalau Seungcheol tidak penasaran dengan kenapa dan siapa yang akan ditemui oleh Hoshi di tempat itu. Namun mengingat lagi ketika Hoshi tidak menjawab pertanyaannya tentang rasa penasarannya saat masih berada di rumah tadi, Seungcheol pikir memang Hoshi masih belum ingin bercerita. Ya, akhirnya Seungcheol memilih untuk diam dan tidak bertanya lagi. Bagaimanapun juga, Seungcheol yakin pasati Hoshi akan bercerita kepadanya tentang hal ini.

Lalu tidak lama kemudian, seorang sipir datang memasuki ruangan tersebut membawa seorang pria paruh baya bersamanya. Pria tersebut sempat tertegun dan menghentikan langkahnya saat melihat Hoshi dan Seungcheol. Berbeda dengan Hoshi yang mendadak berkaca-kaca saat itu, Seungcheol tampak begitu terkejut melihat sosok pria itu.

"Jeon-Seong-Hun?" Kata Seungcheol terbata-bata. Matanya terbelalak hebat ketika akhirnya ia tahu siapa orang yang ingin dikunjungi oleh Hoshi pagi hari itu.

"Ap-pa." Ucap Hoshi sangat lirih beriringan dengan air mata yang sudah mengalir melewati sebelah pipinya.

Dan meskipun sangat lirih, tapi Seungcheol yakin dan jelas mendengar kata yang baru saja diucapkan oleh Hoshi itu. Ia yang sudah terkejut semakin terkejut saat itu. Seungcheol menatap Hoshi dan Seong Hun secara bergantian dengan wajah yang masih menunjukkan raut sangat terkejut. Ia masih tidak mengerti dan juga tidak percaya dengan situasi seperti apa yang sedang terjadi saat ini di depan matanya.

"Kau baik-baik saja, Wonwoo?" Tanya Jeonghan pada Wonwoo yang setengah melamun di meja makan. Ia tampaknya mengerti dengan kegelisahan hati yang sedang dirasakan oleh Wonwoo saat ini.

Ya, tentu saja Jeonghan tahu. Bahkan mungkin saja bukan hanya Jeonghan yang tahu. Sujin dan Joshua yang sedang makan bersama dengan mereka pasti juga bisa merasakannya. Bagaimana tidak, jika di saat yang lain sedang sibuk dan begitu menikmati sarapan mereka, Wonwoo hanya mengaduk-aduk saja makanan yang ada di piringnya lengkap dengan tatapan kosongnya.

"Ne?" Wonwoo tentu terkejut dengan pertanyaan yang mendadak dilontarkan oleh Jeonghan.

"Aku tanya, apa kau baik-baik saja?" Kata Jeonghan mengulangi pertanyaannya.

"Iya. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Tambah Sujin yang tampak sedikit khawatir pada Wonwoo.

"Kau bisa ceritakan pada kami, Wonwoo. Kami sudah berulang kali mengatakan padamu untuk tidak sungkan, bukan?" Kata Joshua, yang diberi anggukan oleh Jeonghan dan Sujin pertanda bahwa mereka setuju dengan apa yang dikatakan oleh teman mereka tersebut.

"Ti-tidak, Hyung. Aku tidak apa-apa kok, Noona." Jawab Wonwoo mencoba untuk menutupi apa yang sedang dirasakannya.

"Kau yakin?" Tanya Jeonghan mencoba meyakinkan diri.

"Iya, Hyung. Aku sungguh baik-baik saja."

"Ya sudah, kalau begitu cepat habiskan makananmu." Kata Sujin kemudian.

"Ne, Noona."

Kembali lagi ke rumah tahanan, Hoshi dan Seong Hun sedang duduk berdua dan saling berhadapan saat itu. Sudah tidak ada lagi Seungcheol bersama mereka, karena Seungcheol memutuskan untuk menunggu di luar saja saat ia menyadari bahwa ada sesuatu yang serius di antara Hoshi dan Jeon Seong Hun. Seorang pria yang ia ketahui menjadi penyebab Hoshi dan Wonwoo mengalami koma selama lebih dari dua tahun lamanya.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Där berättelser lever. Upptäck nu