Chapter 42 - Reveal The Facts

268 44 15
                                    

Restoran yang sedang tidak ramai karena jam makan siang baru saja berakhir, membuat Wonwoo akhirnya bisa istirahat sejenak. Ia duduk di belakang meja kasir sembari menatap kosong ke arah deretan meja pelanggan yang hanya terisi di beberapa tempat saja. Sesekali Wonwoo menghembuskan napas beratnya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Jeonghan yang datang sembari menepuk punggung Wonwoo.

"I-iya, Hyung. Aku baik-baik saja." Jawab Wonwoo dan menunjukkan sedikit senyumnya.

"Kau yakin?" Tanya Jeonghan lagi. Ia menarik sebuah kursi lain dan duduk di sana dekat dengan Wonwoo.

"Ne, Hyung. Aku baik-baik saja."

"Kau tidak makan? Joshua dan Seungcheol sedang makan siang di belakang." Kata Jeonghan sambil menunjuk ke arah area dapur dengan ibu jarinya.

"Aku sedang tidak berselera, Hyung. Hyung sendiri tidak makan?"

"Sudah."

Tidak berapa lama kemudian, keduanya terpaksa harus menghentikan obrolan ringan mereka karena ada pelanggan yang datang mendekati meja kasir. Wonwoo pun berdiri dengan senyum ramah melayani pelanggan yang hendak membayar tersebut. Sementara Jeonghan sendiri juga ikut berdiri dan bergegas membereskan meja yang baru saja ditinggalkan oleh pelanggan yang sama.

Dan siapa yang tahu, tepat di samping kanan Wonwoo saat ini, sedang berdiri satu sosok yang menatapnya dengan pandangan cukup sulit untuk dijelaskan. Terkejut, tidak percaya, terheran. Semua perasaan itu bercampur jadi satu dan terlihat jelas dari sorot mata itu. Iya, benar. Ia adalah Hoshi.

"Apa kau benar-benar tidak melihatku, Jeon Wonwoo? Sejak tadi pagi aku ada di sekitarmu, tapi kenapa kau sama sekali tidak menyapaku? Kau tidak sedang mengabaikan aku, bukan?" Sebuah kalimat panjang yang penuh dengan pertanyaan itu keluar dari bibir pucat sosok tersebut.

Hoshi yang sebenarnya sudah berada di sana sejak restoran baru saja dibuka, dibuat frustasi karena Wonwoo yang tidak melihatnya. Bahkan Wonwoo juga tidak mendengar suaranya yang terus-menerus memanggil namanya. Ia selalu mengekor ke manapun Wonwoo pergi, berharap jika pemuda itu hanya ingin bercanda dengannya. Namun semua usahanya itu sia-sia saja. Wonwoo sama sekali tidak melihat ke arahnya dan juga tidak mendengar suaranya.

Kenapa tidak mencoba masuk ke dalam tubuhnya saja? Tentu saja Hoshi sudah mencoba juga hal itu. Tapi hal tersebut juga tidak berhasil. Roh Hoshi malah terpental dan entah kenapa Hoshi selalu merasakan sakit yang amat setelah melakukan itu.

Setelah Hoshi terbebas dari hukuman kurungan tiga hari yang diberikan oleh Mingyu, bukannya sang ibu, melainkan Wonwoo lah menjadi satu-satunya orang yang ingin segera ditemui Hoshi. Mengingat lagi tentang fakta mengejutkan yang ia ketahui sebelum hukumannya dijatuhkan, Hoshi lagi-lagi berniat ingin meminjam tubuh Wonwoo untuk meminta penjelasan lebih lanjut kepada sang ibu. Itulah alasan mengapa Hoshi ingin lebih dulu bertemu dengan Wonwoo.

Namun seperti yang sudah dilihat, entah bagaimana Wonwoo tidak bisa melihat roh Hoshi. Padahal Hoshi jelas melihat kedua mata Wonwoo yang masih berwarna biru. Itu berarti Wonwoo masih memiliki kemampuan untuk melihat sosok-sosok tidak kasat mata seperti dirinya. Ditambah lagi, Hoshi juga sempat melihat Wonwoo yang sedang mengobrol singkat dengan hantu anak kecil bawaan dari salah satu pelanggan restoran. Kejadian tersebut membuat Hoshi semakin yakin jika Wonwoo masih mempunyai kemampuan istimewa tersebut.

Tapi semuanya hanya tinggal niat. Hoshi tidak bisa berbuat apapun sekarang. Ia tidak tahu apakah memang Wonwoo tidak bisa melihat dirinya lagi atau tidak. Atau mungkin saja Wonwoo sudah tahu semua kebenaran yang ada, bahwa Hoshi yang juga adalah anak dari ayahnya, lalu ia marah kepadanya, jadi Wonwoo tidak mau lagi bertemu dengan dirinya? Kemudian Wonwoo sekarang ini sebenarnya sedang berpura-pura tidak melihat dirinya? Begitu? Hoshi menjadi terpikirkan banyak hal.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin