Chapter 38 - Last Warning!

272 48 10
                                    

Matahari sudah ada tepat di atas kepala. Menandakan bahwa siang hari sudah tiba. Dan seperti yang sudah direncanakan, Bibi Cha pulang ke rumah untuk makan siang bersama Wonwoo. Selain membeli beberapa bahan makanan di supermarket tadi, Bibi Cha juga membelikan vitamin untuk Wonwoo yang sempat mengeluh sedikit kelelahan.

Setelah memarkirkan mobilnya di halaman, Bibi Cha lalu berjalan menuju rumah dengan membawa satu kantong plastik berukuran sedang di tangan kanannya. Sembari menyerukan nama Wonwoo, Bibi Cha masuk ke dalam bangunan tempat tinggalnya tersebut. Setelah meletakkan barang bawaannya di atas meja makan, Bibi Cha lalu menaiki anak tangga untuk menuju ke lantai dua rumahnya.

Langkah kaki Bibi Cha mengarah ke salah satu kamar. Ya, siapa lagi jika bukan kamar yang di tempati oleh Wonwoo. Mungkin saat ini Wonwoo sedang tidur, karena tidak sekalipun suara pemuda itu terdengar menyahut panggilan Bibi Cha.

"Jeon Wonwoo?" Bibi Cha membuka pintu secara perlahan. Melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar tersebut. Karena tidak melihat siapapun yang berbaring di atas tempat tidur, Bibi Cha beralih menuju ke sisi kamar mandi yang ada di sudut kamar.

"Wonwoo?" Panggil Bibi Cha sambil mengetuk pintu. Tidak mendengar apapun dari dalamnya, Bibi Cha pun kemudian membuka pintu kamar mandi tersebut. Bibi Cha mengernyit, karena ia juga tidak menemukan Wonwoo di dalam sana. Raut wajah wanita itu mendadak panik.

"Wonwoo-ya! Jeon Wonwoo!" Bibi Cha langsung berlari keluar kamar sembari menyerukan nama Wonwoo terus menerus. Meneriakkan nama itu sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut. Hingga akhirnya pergerakan kakinya tiba-tiba terhenti ketika ia hendak menuruni tangga, ketika sekilas matanya menangkap satu objek yang menarik perhatiannya.

Perlahan-lahan, Bibi Cha melangkah mendekat ke satu pintu kamar yang terbuka sedikit. Itu adalah pintu kamarnya sendiri. Bibi Cha sangat yakin jika sebelum pergi tadi, meskipun tidak sampai menguncinya tapi ia sudah menutup rapat pintu itu. Namun sekarang, pintu itu tidak tertutup lagi.

"Wonwoo-ya?" Bibi Cha kembali memanggil nama itu ketika ia sudah masuk ke dalam kamarnya. Jelas terlihat olehnya, seorang Wonwoo yang sedang terduduk di atas tempat tidurnya, sembari menatap bingkai foto besar yang tertempel di dinding kamarnya tersebut.

Bibi Cha mendekat ke arah Wonwoo yang bahkan tidak menoleh kepadanya. Duduk di sisi kosong dekat Wonwoo yang menatap muram kedua bingkai foto tersebut. Menepuk bahu Wonwoo dan memanggil namanya sekali lagi dengan suara yang lembut.

"Eomma." Bibi Cha terkejut ketika akhirnya kepala itu menoleh menatapnya. Sebutan dan tatapan mata itu, Bibi Cha tahu betul itu milik siapa. Ditambah lagi kedua mata yang seharusnya berwarna biru, namun saat ini tidak demikian.

"Soon Young-ah?" Bibi Cha seperti sedang memastikan. Ia tatap dalam-dalam kedua mata itu. Benar, itu adalah Soon Young-nya. Itu adalah Hoshi yang sekarang ini sedang merasuki tubuh Wonwoo.

"Eomma..." Akhirnya pertahanan itu runtuh. Hoshi menangis keras. Menggunakan tubuh Wonwoo, Hoshi akhirnya bisa menumpahkan segala yang menyesakkannya belakangan ini. Termasuk kejadian dan fakta paling mengejutkan yang baru ia ketahui pagi ini.

"Ada apa, Soon Young? Kenapa kau menangis?" Tanya Bibi Cha yang langsung memeluk tubuh Wonwoo. Tidak lupa dengan tepukan-tepukan pelan yang sangat menenangkan itu. Yang nyatanya itu sangat mampu membuat Hoshi perlahan-lahan menjadi tenang.

Hoshi melepas pelukan ibunya. Menggenggam erat kedua tangan Bibi Cha dan menatap dalam mata yang ada di hadapannya kini. Bibi Cha tersenyum dan menanyakan tentang apa masalah yang membuat putranya itu menjadi seperti itu.

"Eomma, apa benar Ayah Dowon bukanlah ayah kandungku?"

Deg!

Jantung Bibi Cha seolah berhenti sejenak ketika mendengar pertanyaan tersebut. Matanya mendadak panas. Dadanya tiba-tiba terasa sangat sesak.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ