Chapter 3 - Blue Eyes(2)

736 102 96
                                    

"Yu Jeong-ah!"

Wonwoo berulang kali memanggil nama gadis cilik yang baru ditemuinya itu. Wonwoo dibuat penasaran pada Yu Jeong yang tiba-tiba saja pergi tanpa jejak saat Bibi Cha datang. Sementara itu Bibi Cha yang ada di sana menatap Wonwoo heran. Ia tengah memperhatikan apa yang sedang dilakukan Wonwoo di gelapnya malam itu.

"Dia tidak ada, Woo. Saat Bibi datang, yang kau sebut Yu Jeong itu memang tidak ada."

"Tapi tadi dia di sini, Bi. Aku sangat yakin! Aku akan mengantarnya pulang, tapi dia sekarang menghilang."

"Kalau begitu anggap saja dia sudah pulang. Kau jangan mencarinya lagi! Kau harus masuk!" kata Bibi Cha lalu menarik tangan Wonwoo dan membawanya masuk ke rumah.

"Tapi, Bi..."

"Bibi tidak menerima penolakan. Kau harus beristirahat, Woo!"

Wonwoo berjalan gontai masuk ke dalam kamarnya. Wajahnya kelihatan sangat bingung. Sama persis seperti saat pertama kali ia terbangun dari tidur panjangnya. Ia lalu duduk di tepi tempat tidurnya. Saat ini kepalanya dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan.

"Bagaimana Yu Jeong bisa pergi secepat itu?" gumamnya.

Cekrekk!

Wonwoo menoleh ketika pintu kamarnya terbuka. Itu Bibi Cha yang masuk sambil membawa segelas air putih di tangannya. Beliau memberikannya pada Wonwoo dan kemudian duduk di sampingnya. Wonwoo menerimanya dan mengucapkan terima kasih pada Bibi Cha.

"Bi, Bibi benar-benar tak melihat Yu Jeong? Dia bersamaku tadi," tanya Wonwoo menghadap Bibi Cha.

"Sumpah demi apapun, bibi hanya melihatmu sendiri, Woo."

"Tapi tadi aku benar-benar bersama Yu Jeong. Aku ingin mengantarkannya pulang, tapi saat bibi datang, dia pergi."

"Ahh~ sudahlah, Woo. Sebaiknya kau tidur! Kau harus banyak beristirahat." Bibi Cha mengambil alih gelas kosong di tangan Wonwoo, lalu membantunya berbaring dan menyelimutinya.








•••






Wonwoo menggeliat kecil ketika sinar matahari pagi menerpa wajah tegasnya. Bibi Cha yang dengan sengaja membuka tirai jendela di kamar itu, tersenyum kecil saat melihat wajah polos Wonwoo lengkap dengan mata yang mengerjap-ngerjap karena silau.

"Selamat pagi!" sapa Bibi Cha yang menghampiri Wonwoo. Bibi Cha duduk di dekat Wonwoo lalu mengusap kepala pria yang rambutnya masih berantakan tersebut.

"Eugh!"

"Bangun, Woo! Sudah pagi. Katamu, kau ingin bertemu ibumu, kan?"

Wonwoo yang masih sangat malas, mau tak mau bangun dari posisinya. Ia terlihat seperti sebuah kepompong karena tubuhnya yang masih terlilit selimut tebal. Ia beberapa kali menguap dan mengucek matanya. Rambutnya juga sangat berantakan. Tapi anehnya, ia tetap terlihat tampan meski dengan wajah baru bangun tidurnya itu.

"Sepertinya kau harus merapikan rambutmu itu dulu, Woo. Rasanya bibi gemas ingin memotongnya dengan gunting rumput." Bibi Cha terkekeh sambil mengacak rambut Wonwoo.

Wonwoo tak menjawab, ia hanya mengangguk-angguk mengerti. Bukannya tak mau menjawab, tapi rasanya masih terlalu berat untuk membuka mulutnya selain untuk menguap saat ini. Bibi Cha tersenyum, menepuk bahu Wonwoo.

"Kau cepatlah bersiap! Bibi akan siapkan sarapan untukmu," kata Bibi Cha lalu beranjak pergi meninggalkan Wonwoo.

"Ne! Gamsahamnida, Bibi Cha!" ucap Wonwoo berterima kasih sebelum Bibi Cha benar-benar menghilang di balik pintu kamarnya yang mulai tertutup.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Where stories live. Discover now