Chapter 72 - Please Help Me! (Pt. 2)

272 41 23
                                    

Semilir angin malam yang berhembus pelan, menambah kesan dingin suasana malam itu. Wonwoo dan Hoshi kini sudah berada di dalam rumah mereka. Lebih tepatnya mereka sedang duduk bersama di ruang tamu. Tidak hanya mereka berdua yang ada di sana. Ada satu sosok lain yang tengah duduk bersama mereka saat ini. Ya siapa lagi jika bukan satu hantu anak kecil yang datang menemui Wonwoo tadi.

Ya pada akhirnya, Wonwoo pun memutuskan untuk mencoba mengajak bicara hantu anak kecil yang kini ia ketahui bernama Lee Shi Hoon dan berusia sekitar 13 tahun itu. Wonwoo ingin tahu apa maksud dan tujuan Shi Hoon datang menemuinya malam itu.

Tentu saja itu baru bisa terjadi setelah perdebatan pelik yang cukup lama antara dirinya dengan Hoshi. Karena tadi Hoshi sempat ngotot tetap tidak mengizinkan Wonwoo untuk membantu Shi Hoon. 

Hoshi terus mengatakan bahwa ia memiliki firasat buruk yang mungkin saja berhubungan dengan hantu Lee Shi Hoon ini. Namun, bukan Jeon Wonwoo namanya jika ia tidak bisa meyakinkan Hoshi. Dan ya, seperti yang bisa dilihat, mereka bertiga kini sedang duduk bersama di ruang tamu rumah peninggalan mendiang Bibi Cha. 

Oh, jangan lupakan dengan tangan kanan Hoshi yang terus menggenggam tangan Wonwoo. Karena ternyata dengan cara itulah, Hoshi bisa melihat keberadaan Shi Hoon sebelumnya. Entah bagaimana bisa, Hoshi sendiri juga tidak mengerti. Pun dengan Wonwoo.

"Jadi, kakakmu masih belum bisa menerima kepergianmu dan beberapa kali mencoba untuk melakukan bunuh diri, begitu?" Tanya Hoshi pada Shi Hoon yang masih sangat setia memeluk bola merahnya.

"Ne." Jawab Shi Hoon mengangguk.

"Lalu kenapa kau malah datang pada Wonwoo? Bukankah seharusnya kakakmu sudah diurusi oleh orang tuamu? Hya, Shi Hoon, kau-"

"Hoshi-ya..." Wonwoo menatap Hoshi. Menggelengkan kepalanya memberikan isyarat agar Hoshi menghentikan apa yang akan dikatakannya. Hoshi menghela napas, lalu membuang muka dari Wonwoo. Ya, rupanya tetap saja akan percuma untuk menghalangi Wonwoo jika sudah seperti ini.

"Jadi apa yang ingin aku lakukan untuk membantu kakakmu yang bernama Jihoon itu?" Tanya Wonwoo dengan suara yang sangat lembut. Hoshi yang tadinya membuang muka, kini menoleh mengarahkan pandangannya pada Shi Hoon yang sorot matanya sangat memelas.

"A-aku sangat ingin bicara pada Jihoon Hyung. Dan agar bisa melakukannya, aku ingin meminta bantuanmu Wonwoo Hyung. Aku ingin meminjam tubuhmu."

"Apa?!" Hoshi langsung memekik kaget ketika mendengar apa yang diutarakan oleh Shi Hoon. Meskipun sebenarnya ia sudah bisa menebak sebelumnya alasan Shi Hoon menemui Wonwoo, tapi entah kenapa tetap saja ia merasa terkejut.

"Kumohon. Biarkan aku meminjam tubuhmu sebentar saja, Wonwoo Hyung." Shi Hoon menautkan kedua tangannya. Memohon dengan sangat pada Wonwoo.

Wonwoo yang melihat Shi Hoon seperti itu pun menjadi sangat iba. Ia bisa merasakan betapa tersiksanya Shi Hoon yang seharusnya bisa merasa tenang setelah meninggal, tetapi malah harus melihat sang kakak terus-terusan bersedih karena merasa bersalah atas kepergiannya tanpa bisa melakukan apapun. Wonwoo sangat mengerti perasaan itu.

"Tidak, Wonwoo. Aku tidak mengizinkanmu. Kau tahu apa yang akan terjadi setelah kau dirasuki arwah, kan?" Hoshi dengan tegas menolak.

Bukan tanpa alasan Hoshi mencoba terus menghalang-halangi Wonwoo untuk membantu Shi Hoon. Hoshi benar-benar memiliki perasaan tidak enak sekarang. Entah karena apa, tapi Hoshi cukup yakin jika itu pasti ada hubungannya dengan Lee Shi Hoon.

"Tapi Hoshi, kita sudah membicarakannya tadi. Ini bisa menjadi kesempatanku."

"Ya, aku tahu. Aku sangat tahu, Jeon Wonwoo. Tapi tidak untuk Shi Hoon. Kau bisa mencari arwah lainnya. Aku benar-benar punya firasat buruk kali ini."

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Место, где живут истории. Откройте их для себя