Chapter 24 - I See It

337 53 5
                                    

Kamar yang awalnya tenang, mendadak menjadi ramai hanya karena kedatangan satu orang saja. Bibi Cha yang sedang mengobrol ringan bersama Seungcheol-yang entah sejak kapan sudah berada di sana-, dikejutkan dengan teriakan kencang dari Wonwoo yang bahkan saat itu masih berdiri di depan pintu.

"Andwae! Seungcheol Hyung!" Wonwoo berteriak dan langsung berlari menuju Seungcheol yang menatap heran kepadanya. Ia tarik Seungcheol yang sedang setengah berdiri bersandar di ranjang Hoshi.

"Hya! Ada apa?"

"Waegeurae, Wonwoo-ya?"

Wonwoo tidak menjawab kedua pertanyaan yang terlontar dari mulut Seungcheol dan Bibi Cha tersebut. Ia sendiri masih berusaha mengatur deru napasnya yang terdengar ngos-ngosan. Dan kini matanya tengah tertuju pada satu titik, diiringi dengan kilatan yang indah dari mata biru itu. Membuat Bibi Cha dan Seungcheol yang sudah keheranan sejak awal kedatangannya, jadi mengikuti arah pandang Wonwoo juga. Kedua orang tersebut kemudian saling tatap. Dua pasang mata itu saling menyiratkan tanda tanya. Dan mereka sama-sama terkejut ketika menyadari sesuatu yang aneh telah terjadi. Terutama Bibi Cha. Kalimat yang semalam dikatakan Wonwoo, tiba-tiba kembali terngiang di benaknya.

"Hya, apa yang akan kau lakukan pada Seungcheol Hyung, hah?!" teriak Wonwoo pada sosok tidak kasat mata yang kini sedang berdiri tepat di atas ranjang Hoshi.

"Aku hanya ingin minta digendong olehnya. Memang tidak boleh?" Sosok yang rupanya adalah Chan itu pun mulai mengubah posisinya, menjadi duduk bersila di atas ranjang yang sempit itu. Lihatlah ia yang menembus tubuh Hoshi. Bahkan Chan tengah melipat kedua tangan di dadanya, lengkap dengan wajah yang tertunduk kesal. Persis seperti anak kecil yang telah dilarang untuk mendekati mainan kesukaannya. Wonwoo mengernyit, menatap Chan penuh selidik.

"Hya! Turun dari tempat tidurku, Chan!" Sebuah suara yang tentu saja hanya bisa di dengar oleh Wonwoo, tiba-tiba terdengar. Wonwoo sangat mengenal suara siapa itu. Benar, itu suara Hoshi. Wonwoo dapat melihat dengan jelas raut wajah Chan yang terlihat ketakutan setelah suara Hoshi terdengar.

Tidak berapa lama, baru muncul lah sosok roh Hoshi yang sudah dalam posisi duduk di sofa dengan kedua tangan yang juga terlipat di dadanya. Ia menatap Chan dengan tatapan yang tajam. Membuat Chan semakin terlihat takut saja. Chan langsung turun dari ranjang yang terbaring tubuh milik Hoshi. Ia menundukkan kepalanya, takut dimarahi oleh Hoshi tampaknya. Wonwoo yang melihat itu, hanya bisa menatap keheranan. Bagaimana bisa Chan begitu takut pada Hoshi?

"Berapa kali harus kukatakan padamu untuk tidak mengganggu Seungcheol Hyung, Lee Chan?" tanya Hoshi pada Chan dengan wajah tanpa ekspresi.

"Maafkan aku, Hyung. Aku hanya ingin bermain."

"Pergilah! Aku akan menemanimu bermain nanti."

"Baik, Hyung." Dan Chan pun menghilang dari tempat itu dalam satu kedipan mata. Wonwoo masih tidak habis pikir, bagaimana bisa Chan begitu patuh pada Hoshi. Mungkinkah Hoshi adalah ketua geng hantu di rumah sakit itu? Oh, apa yang sedang kau pikirkan, Jeon Wonwoo.

Setelah Chan menghilang dari tempat itu, Wonwoo menatap Hoshi seolah sedang meminta penjelasan. Namun bukannya menjawab permintaan itu, Hoshi malah menunjuk ke arah belakang Wonwoo. Di sana berdiri dua orang yang mematung masih tidak bisa paham dengan apa yang sedang terjadi saat ini.

Wonwoo yang baru ingat dengan keberadaan Bibi Cha dan Seungcheol langsung kelimpungan. Ia yakin, pasti mereka sudah menganggapnya sangat gila karena berbicara sendiri dan bertingkah sangat aneh tadi. Hoshi yang melihat itu pun tertawa kecil. Membuat Wonwoo yang mendengar tawa itu, merasa diejek dan menatap tajam ke arah Hoshi.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora