Chapter 13 - Killer (2)

418 64 5
                                    

Wonwoo hanya memandang keluar jendela mobil selama perjalanan pulang dari krematorium. Kedua matanya sembab dan masih terlihat berkaca-kaca. Bibi Cha yang ada di sampingnya dan sedang menyetir, sesekali melirik ke arah Wonwoo yang tampak masih terpukul akan kepergian sang ibu.

Tadi sesampainya di krematorium, di depan abu sang ibu yang diletakkan di sebuah lemari kaca besar, tepat setelah Wonwoo meletakkan satu buket bunga dan memberikan penghormatan untuk ibunya, Jeon Wonwoo, akhirnya meluruh ke lantai. Ia tidak kuasa menahan tangisnya.

Bibi Cha yang berada di belakang Wonwoo langsung berlari ke arahnya dan menariknya dalam pelukan erat. Mencoba menenangkan Wonwoo yang menangis histeris. Bibi Cha ikut teriris dan menangis mendengar tangisan pilu dari pemuda yang terus memanggil-manggil sang ibu. Saat itu Bibi Cha tidak bicara, menangis pun tanpa suara. Ia hanya memeluk erat Wonwoo, berharap pelukan itu dapat menenangkannya barang sedikit.

"Kau lapar, Wonwoo-ya?" Bibi Cha tampak ingin mencairkan suasana di dalam mobil saat ini.

Wonwoo yang sedari tadi diam, memutar kepalanya dan menatap Bibi Cha. Dengan senyum seadanya namun tanpa terpaksa, Wonwoo menggeleng sekali dan menjawab jika ia tidak lapar.

"Kau yakin?"

"Iya, Bibi. Tapi," kata Wonwoo menggantungkan kalimatnya.

"Tapi apa, Woo? Kau butuh sesuatu?" tanya Bibi Cha.

"Bi, apa aku bisa bertemu dengan appa?"

Bibi Cha tersentak kaget. Tiba-tiba saja, ia jadi bingung harus menjawab apa. Wonwoo terheran menatap Bibi Cha. Dengan wajah gugup, Bibi Cha menghindari pandangan mata dengan Wonwoo. Ia bingung. Apakah ia harus mempertemukan Wonwoo dengan ayahnya atau tidak. Bibi Cha sudah berjanji pada Seong Hun untuk tidak memberitahukan tentangnya pada Wonwoo, tapi nyatanya ia sudah terlanjur bicara. Selain itu, Bibi Cha tidak mungkin bisa berbohong pada Wonwoo.

"Bibi Cha?"

"Ba-baiklah, Woo. Lain kali Bibi akan mengantarmu, ya?" jawab Bibi Cha sekenanya.

"Tapi Bi, aku-"

"Hya! Jeon Wonwoo!"

"Astaga!"

Wonwoo dan Bibi Cha terlonjak kaget bersamaan dengan kedua manik mata Wonwoo yang berkilat. Wonwoo terkejut karena suara Hoshi yang tiba-tiba muncul, sedangkan Bibi Cha terkejut karena teriakan Wonwoo yang tiba-tiba juga di tengah keseriusan yang tercipta sebelumnya. Bahkan Bibi Cha sampai mengerem mendadak. Untung saja mobil yang dikendarainya melaju pelan dan tidak di jalur tengah.

"Hya! Hosh-"

"Wonwoo-ya!"

Wonwoo yang hendak mengomel pada Hoshi, mendadak bisu. Ia menoleh pada Bibi Cha yang menatapnya dengan raut wajah yang entah bagaimana menjelaskannya. Yang pasti tampak jelas di sana bahwa Bibi Cha sangat terkejut.

"I-iya, Bi?"

"Kau membuat bibi terkejut. Ada apa? Kenapa berteriak, eoh?"

"I-itu..."

Wonwoo tak langsung menjawab. Ia menoleh ke arah kursi belakang mobil, menatap Hoshi yang masih duduk di sana. Wonwoo hendak menjawab jika ada roh Hoshi yang tiba-tiba muncul, tapi diurungkan olehnya. Ia tidak yakin jika Bibi Cha akan mempercayainya. Tentu saja, karena Wonwoo akan membicarakan sesuatu hal yang tidak bisa dengan mudah masuk di nalar kebanyakan orang.

"Gwaenchana?" tanya Bibi Cha lagi.

"I-iya, Bi. Aku- aku baik-baik saja. Maafkan aku," jawab Wonwoo.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Where stories live. Discover now