Chapter 44 - Your Brother

276 46 16
                                    

Bibi Cha sudah dilangkah terakhir dalam menyiapkan makanan untuk makan malam, ketika Wonwoo akhirnya telah sampai di rumah. Bibi Cha yang saat itu sedang menata peralatan makan di meja, mengernyit saat melihat Wonwoo yang tampak sangat murung. Pemuda itu berjalan ke arah meja makan dan kemudian duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Merasa ada yang tidak beres, Bibi Cha buru-buru menghampiri Wonwoo dan duduk di kursi lain yang ada di samping kanan Wonwoo.

"Waegeurae, Wonwoo-ya? Kau sakit?" Tanya Bibi Cha yang terlihat khawatir.

"Aku baik-baik saja, Bi. Sekarang ini, aku hanya ingin Bibi jujur padaku."

"Jujur? Jujur mengenai apa, Woo?" Bibi Cha menautkan kedua alisnya tidak mengerti dengan apa yang sedang coba dibicarakan oleh Wonwoo.

"Apakah benar, ayahku adalah ayah Hoshi juga, Bi? Apakah benar darah Jeon Seong Hun ayahku, juga mengalir di dalam tubuh Soon Young anak Bibi?" Tanya Wonwoo dengan penekanan di setiap kata yang diucapkannya. Kedua mata birunya setia menatap lekat wajah Bibi Cha.

Bibi Cha tentu saja terkejut dengan pertanyaan Wonwoo yang baru saja didengarnya. Ia gigit bibir bagian bawahnya. Sebisa mungkin menutupi rasa gugup yang mendadak menyerang. Tampak sangat jelas, Bibi Cha yang  sangat kebingungan harus bersikap seperti apa di depan Wonwoo saat ini.

Bibi Cha tidak menyangka jika semuanya akan terbongkar secepat ini. Bahkan ia baru berencana akan menceritakan hal besar ini kepada Jeon Seong Hun esok hari. Tapi, Wonwoo sudah mengetahuinya lebih dulu dan mencoba untuk mengonfirmasi kebenaran tersebut sekarang ini. 

Oh, tunggu. Jika Wonwoo sudah tahu tentang siapa sebenarnya ayah Soon Young, itu berarti Wonwoo sudah bertemu dengan Hoshi, bukan? Itu yang dipikirkan Bibi Cha. Tentu saja Bibi Cha langsung berpikiran seperti itu. Karena hanya Soon Young yang sudah mengetahui tentang hal tersebut. 

"Kau sudah bertemu dengan Soon Young, Wonwoo-ya? Apa dia bersama kita sekarang?" Bukannya menjawab pertanyaan Wonwoo, Bibi Cha malah menanyakan keberadaan roh putranya yang sudah beberapa hari tidak diketahui bagaimana kabarnya tersebut.

Wonwoo terdiam. Menatap kedua mata Bibi Cha yang sudah mulai berkaca-kaca. Jelas Wonwoo bisa merasakan aura kerinduan yang amat sangat dari sorot mata wanita tersebut. Wonwoo lalu mengedarkan pandangan matanya ke seluruh sudut ruangan. Mencoba mencari keberadaan roh Hoshi. Namun, beberapa detik kemudian ia teringat akan sesuatu. Ya, hampir saja lupa jika ia tidak lagi bisa melihat Hoshi dengan mata birunya. 

"Hoshi-ya?" Panggil Wonwoo lirih kepada Hoshi dengan mata yang terus berkeliling. Bibi Cha mengernyit, ikut mengedarkan pandangannya seperti Wonwoo.

"Aku di sini, Woo. Ada di depanmu." Jawab Hoshi. Ia memang duduk di kursi lain yang ada di depan Wonwoo dan Bibi Cha saat ini. Menatap keduanya dengan sorot mata sendu. Wonwoo langsung menatap ke salah satu kursi lain yang ada di depannya. Awalnya Wonwoo melihat ke kursi yang salah, namun Hoshi segera memberitahu tempat yang benar.

"Soon Young ada di sana, Bi." Wonwoo menunjukkan tempat yang diduduki Hoshi kepada Bibi Cha.

"Be-benarkah? Eum, Wonwoo-ya, tidak bisakah kau meminjamkan tubuhmu kepada Hoshi sebentar saja? Ada yang harus bibi bicarakan kepadanya, Woo."

"Tidak bisa, Bi." Jawab Wonwoo yang langsung membuat Bibi Cha tampak terkejut.

"Ke-kenapa, Woo? Apa kau marah ka-"

"Sekarang aku tidak bisa melihat Hoshi lagi, Bi." Kalimat singkat itu membuat Bibi Cha semakin terkejut.

"Ba-bagaimana bisa? Matamu masih berwarna biru, dan juga kau tadi, kau-

"Aku hanya bisa mendengar suaranya. Dia juga tidak akan bisa masuk ke dalam tubuhku lagi, Bi."

Sekarang giliran Bibi Cha yang terdiam. Mengalihkan pandangannya dari Wonwoo sembari mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh Wonwoo. Bibi Cha masih belum bisa mengerti tentang semuanya.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Kde žijí příběhy. Začni objevovat