Chapter 80 - Consequence

171 35 41
                                    

Hoshi baru saja sampai di rumah ketika sore hari telah menjelang. Ia yang baru beberapa langkah melewati ruang tamu, sedikit terkejut saat melihat Wonwoo yang tertidur di sofa. Hoshi yang terheran, lalu mendekati Wonwoo yang terakhir ia ketahui sedang tidur di kamarnya.

"Wonwoo?" Panggil Hoshi pelan sembari menggoyangkan tubuh Wonwoo.

Karena tidak ada respon, kemudian Hoshi mencoba untuk membangunkan Wonwoo lagi. Ia memanggil dan menggoyangkan tubuh Wonwoo dengan sedikit lebih keras dari sebelumnya.

Hoshi pun mulai panik, saat Wonwoo yang masih tidak terbangun, bahkan setelah ia menampar sebelah pipi Wonwoo dengan cukup keras. Hoshi semakin cemas dan juga bingung. Ia takut sesuatu terjadi pada Wonwoo saat itu.

"Hya, Wonwoo. Bangunlah! Jangan membuatku takut." Hoshi meluruh ke lantai. Kakinya mendadak terasa lemas. Ia menatap Wonwoo yang terbaring di sofa dengan wajah penuh kekhawatiran.

Sampai akhirnya, Hoshi terbesit oleh suatu hal. Ia mengalihkan pandangannya ke arah tangan Wonwoo, kemudian ia melihat ke tangan kanannya sendiri. Tanpa pikir panjang lagi, Hoshi langsung menggenggam erat tangan Wonwoo.

Sama seperti yang telah terjadi sebelum-sebelumnya, tangan Hoshi pun terlihat memancarkan cahaya biru tepat setelah ia menyentuh tangan Wonwoo.

"Ugh!"

Hoshi yang baru beberapa detik memegang tangan Wonwoo, terkejut saat tiba-tiba saja saudaranya itu terdengar merintih seperti merasa kesakitan. Ia pun buru-buru melepaskan tangannya dari Wonwoo. Dan kemudian terlihat Wonwoo yang perlahan-lahan membuka kedua matanya.

"Hoshi? Kau dari mana saja?" Tanya Wonwoo pelan dengan suara yang terdengar parau. Masih sambil meringis dan memegangi kepalanya, Wonwoo mencoba bangun dari baringnya.

Sementara itu, untuk kesekian kalinya, Hoshi kembali dibuat terkejut dengan apa yang sedang dilihatnya saat ini pada diri Wonwoo. Kedua matanya sampai terbelalak menatap Wonwoo yang masih sibuk mencoba membiasakan diri dengan rasa nyeri yang terasa di kepalanya.

"Won-Wonwoo, ma-matamu!" Kata Hoshi terbata-bata. Ia terkejut melihat kedua mata Wonwoo yang tidak lagi berwarna biru. Melainkan telah berubah menjadi warna hitam.

"Apa? Kenapa de–"

"Si-siapa kau?!" Tiba-tiba Hoshi berteriak sembari bergerak mundur secara perlahan-lahan. Wajahnya yang khawatir, kini tampak bercampur dengan rasa takut. Tubuhnya pun terlihat sedikit gemetar. Melihat Hoshi yang seperti ketakutan, membuat Wonwoo mengernyit keheranan.

"Hya! Ada apa denganmu? Kenapa kau menjauh ketakutan seperti itu?" Tanya Wonwoo sembari mendekati Hoshi yang malah semakin menjauhinya.

"Siapa kau?! Aku tahu kau bukan Wonwoo. Cepat keluar dari tubuhnya!"

"Apa?!" Wonwoo terkejut mendengar kalimat yang baru saja dikatakan Hoshi.

"Kubilang cepat keluar!"

"Hya, kau gila ya, Hoshi? Aku ini Wonwoo. Jeon– eh?! Tunggu dulu!" Wonwoo terdiam sejenak tidak melanjutkan kalimatnya. Lalu tidak lama kemudian, tanpa melanjutkan apa yang akan dikatakannya, Wonwoo buru-buru berlari menuju kamar Bibi Cha yang berada paling dekat dengan posisinya saat itu. Hoshi yang melihat itu kaget, kemudian bangkit dan langsung berlari mengikuti ke arah mana Wonwoo pergi.

Sampai akhirnya, Hoshi terheran saat melihat Wonwoo masuk ke dalam kamar sang ibu. Ia yang menyusul dan sudah sampai di ambang pintu kamar, semakin dibuat bingung ketika melihat Wonwoo yang duduk di kursi meja rias milik ibunya. Pria itu tampak sangat senang dan bahagia saat melihat pantulan wajahnya sendiri di cermin.

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Место, где живут истории. Откройте их для себя