Bab 112

499 75 3
                                    

Nyonya Qi mengganti bajunya, membawa seorang pelayan wanita, mengikuti Jinxia Cen Shou ke vila lain.

"Itu dia!" Cen Shou menarik keluar bajak laut yang meringkuk di sudut ruangan, juga mengeluarkan kain yang disumpal ke mulutnya, berkata kepada nyonya Qi, "Dia ahli dalam senjata rahasia, semalam di dalam mulutnya tersimpan tiga buah jarum perak."

Jinxia dengan bersemangat membawakan nyonya Qin sebuah bangku bulat, supaya dia bisa duduk dengan nyaman sambil menginterogasi bajak laut tersebut.

"Kamu siapa? Darimana asalnya? Datang ke kota Xinhe untuk apa?" Nyonya Shen bertanya langsung tanpa basa basi kepadanya dengan bahasa Jepang.

Bajak laut itu begitu mendengar bahasa Jepang langsung bengong sesaat, membuka mulutnya, setelah beberapa saat baru bergumam sesuatu.

Jinxia bertanya dengan penasaran: "Apa yang dia katakan?"

Nyonya Qi memberikan tanda menghentikan Jinxia, lanjut menginterogasi bajak laut dengan bahasa Jepang, keduanya saling bertukar kalimat, Jinxia dan Cen Shou berdiri dengan kering di samping, satu katapun mereka tidak mengerti, membuat mereka menjadi sangat gelisah.

Keduanya berkata-kata cukup lama, kening nyonya Qi semakin lama semakin mengkerut, pandangan matanya semakin tajam.

Setelah bajak laut dengan enggan berkata satu kalimat, nyonya Qi tiba-tiba berdiri, sekalian mengambil sebuah batang kayu yang ada di samping, langsung hendak diayunkan ke arah kepala bajak laut....

Cen Shou yang sama sekali tidak menyangka sifat nyonya Qi begitu galak, dia langsung terperanjat, buru-buru menjulurkan tangannya mencegah.

"Orang ini dengan susah payah kita tangkap kesini, nyonya Qi, jangan sampai begitu gampang memukul dia sampai mati." Jinxia ikut membujuknya.

Nyonya Qi dengan keras melempar batang kayu tersebut, dengan marah berkata: "Dia tidak mau berkata jujur, harus membuat dia melihat darah sedikit baru bisa."

"Begitu, nyonya Qi serahkan kepada saya saja." Cen Shou mengeluarkan pisau dari sarungnya, "Saya akan mencungkil otot tendon kakinya dahulu, kalau dia masih tidak mau jujur, saya akan mencungkil otot tendon tangannya...."

"Bagus!" Setelah berperang dengan bajak laut begitu lama, boleh dikatakan membenci bajak laut sudah sampai ke tulang, nyonya Qi sambil tertawa dingin menerjemahkan perkataan Cen Shou kepada bajak laut tersebut.

Wajah bajak laut itu langsung berubah drastis, sebagai seorang yang mengerti kungfu, dia mengerti betul arti memutuskan otot tendon tangan dan kakinya, dia akan menjadi orang cacat, bahkan untuk berjalan dan makan sehari-hari saja adalah masalah.

Cen Shou juga tidak banyak bicara, bajak laut itu diikat dengan kencang jadi tidak bisa lari kemanapun, dia maju ke depan mengambil kakinya, membuka sepatu dan kaos kakinya, mata pisau langsung menusuk masuk ke belakang tumitnya....

Bajak laut itu langsung berteriak keras, teriakannya sangatlah memilukan, orang yang mendengarnya rambutpun bisa berdiri.

"Baik," Nyonya Qi berkata, "Dia berkata dia akan berbicara jujur, semua akan dia ceritakan kepada kita."

Pisau sudah ditusuk masuk ke dalam pergelangan kakinya, hanya sedikit lagi jaraknya sudah bisa memutuskan otot tendon kakinya, Cen Shou juga tidak buru-buru menusuk lebih dalam lagi, dia menoleh bertanya: "Dia benar hendak berkata jujur? Atau kalau tidak biar dia takut kita putuskan satu otot dulu?"

Bagaimana pun Jinxia adalah seorang gadis rumahan, melihat wajah bajak laut itu penuh dengan ketakutan dan putus asa, hatinya menjadi tidak tega, dia menyarankan: "Jangan dulu, biar kita dengarkan perkataannya dahulu, kalau dia berani berbohong kepada kita, baru putuskan masih bisa."

Under The Power (Novel Terjemahan)Where stories live. Discover now