Side story 2: Beberapa cerita kehidupan pernikahan (4)

801 94 8
                                    

Di awal bulan ketiga, Lu Yi membawa gaji bulanan pulang ke rumah, Jinxia yang melihatnya merasa kagum sekaligus iri.

"Dana yang diberikan kepada departemen Nanbei zhen, kalau bisa dibagi dua dengan Liu Shanmen, Liu Shanmen sudah tidak perlu begitu stress." Dia melihat uang tersebut sambil menghela nafas. "Kemiskinan membekukan ambisi, perkataan ini sedikitpun tidak salah."

Lu Yi merasa lucu, sambil memajukan bibirnya ke arah uang tersebut berkata: "Uang ini diberikan untukku, bukankah itu baik?"

"Bukannya tidak baik, tetapi saya berpikir kamu mempergunakan uangku!" Jinxia mengangkat kepalanya, "Besok di Liu Shanmen gajian, tunggu waktunya saya akan mengundang kamu makan besar!"

"Baik, dengar-dengar di restauran Zuixian ada bebek delapan rasa yang lumayan enak, kebetulan bisa pergi coba." Lu Yi tertawa sambil menganggukkan kepalanya.

Keesokan harinya, baru saja Lu Yi masuk dari pintu rumah, sekalian bertanya kepada pengurus rumah apakah nyonya sudah kembali. Pengurus rumah baru saja hendak menjawab, keduanya mendengar dari luar pintu suara Jinxia yang sedang mengalami kesulitan.

"Cepat.... tolong...."

Mengira telah terjadi sesuatu, Lu Yi langsung melangkah lebar menerjang ke luar pintu, seketika berhenti dan tertegun: Jinxia sedang menarik sebuah gerobak roda tiga, sedang berusaha dengan sekuat tenaga membawanya ke depan rumah, di atas gerobak terisi penuh dengan barang, setumpuk demi setumpuk.

Dia buru-buru membantunya menarik gerobak tersebut, berhenti di depan pintu, baru bertanya: "Kamu ini.... menjarah habis Liu Shanmen?"

Jinxia melihatnya dengan depresi: "Liu Shanmen kekurangan perak, tidak bisa memberikan gaji, barang satu negara ini diberikan sebagai pengganti gaji bulanan, katanya suruh kita jual sendiri, mereka sudah hitung, kalau barang-barang ini digantikan dengan uang harganya pas empat perak."

"........"

Lu Yi berjalan ke samping gerobak, melihat dengan seksama barang-barang yang ada diatasnya: beberapa guci tanah, beberapa ikan asin, beberapa jamur, masih ada kapas dan lain-lain barang yang tidak terpikirkan oleh orang.

Jinxia menipiskan bibirnya, berdiri sambil menggerutu: ".... tidak jadi deh makan bebek delapan rasa."

Memberi sinyal kepada pengurus rumah supaya membereskan barang tidak jelas ini untuk dibawa masuk, Lu Yi sekalian membawa masuk telur bebek asin, sambil tertawa berkata kepadanya: "Kebetulan sekali, beberapa hari ini sedikit panas dalam, masak bubur bening sedikit, potong telur bebek asin, enak sekali."

".... enak sekali?"

"Enak sekali." Lu Yi berkata dengan meyakinkan, sambil memeluk bahunya berjalan masuk rumah.

*****
Notes: ini nyonya Lu kayak bukan nyonya kaya haha, Lu Yi so sweet sekali ya sama istrinya 🥰

Under The Power (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang