Bab 134. Part 2

652 105 12
                                    

Jinxia terkejut, yang hendak bertemu dengannya bukan Lu Yi, tetapi Lu Bing?!

Pintu di pondok kamar ini setengah terbuka, di dalam terdengar suara Lu Bing: "Biar dia masuk, kalian mundur semua."

Kecuali Cen Fu, disamping muncul beberapa pelayan, mendengar perintah Lu Bing, semuanya mundur keluar.

Mengapa Lu Bing mencari dia? Apakah dirinya sudah mengetahui statusnya yang sebenarnya? Atau ada perihal lain? Jinxia berdiri tegak tidak bergerak, tidak tahu apakah dirinya harus masuk atau tidak.

"Nona Yuan, masuklah." Nada suara Lu Bing terdengar seperti sambil menghela nafas, "Ada beberapa kata, yang sudah lama hendak saya ceritakan kepada seseorang."

Setelah ragu-ragu sejenak, Jinxia baru membuka sepatunya, menggantinya dengan sandal kayu yang berjejer di depan kamar, dan masuk ke dalam, baru berjalan dua langkah, terlihat Lu Bing yang sedang duduk di kursi rendah melipat kaki, disampingnya ada tungku tanah liat yang sedang menyala, diatasnya kebetulan air sedang mendidih....

"Waktunya tepat," Lu Bing menggunakan jepitan kayu menjepit sejumput daun teh ke dalam air, "Tunggu rebusan air ini mendidih, teh sudah siap. Biasanya kamu suka meminum teh apa?"

Jinxia memandang orang yang berada di depannya, dulu dia juga pernah bertemu dengan Lu Bing, tetapi dari kejauhan, dibatasi oleh kerumunan orang, saat itu Lu Bing terlihat sangat agung dan tinggi statusnya, tetapi hari ini bertemu dengannya, merasa kalau dirinya juga sangat biasa, hanya kerut di tengah dahinya terlihat lebih dalam penuh dengan pengalaman hidup dan penderitaan yang jauh lebih berat dibanding orang biasa.

".... saya minum teh apa saja." Dia menjawab.

"Duduklah."

Lu Bing menunjuk seberangnya.

Tidak peduli apapun yang hendak dia bicarakan hari ini, toh dia sudah tahu kebenarannya, jadi tidak perlu takut kepadanya. Memikirkan akan hal ini, Jinxia berlaku sepertinya, duduk melipat kaki.

Setelah teh selesai direbus, Lu Bing membantu dia menuang secawan teh, menaruhnya di meja di depannya dan mendorong ke arahnya, dia mengangkat mata melihatnya, menghela nafas ringan: "Alis matamu mirip sekali dengan kakekmu."

Jinxia tertegun, kalau begitu berarti dia sudah mengetahui status dirinya. Apakah ada yang memberitahukannya? Atau dia yang sudah menyelidikinya sendiri?

"Kamu tidak perlu gugup...."

"Saya tidak gugup!" Jinxia langsung menyangkal, dengan waspada memandang dirinya.

Melihat hal ini, Lu Bing juga tidak marah, malahan sedikit tersenyum: "Walaupun kamu adalah keturunan Xia, tetapi bagi saya sama sekali bukan merupakan ancaman."

Karena dia sudah berbicara seperti ini, Jinxia juga tidak lagi sungkan, tertawa dingin berkata: "Tentu saja, kamu berada di tempat tinggi pangkatnya berat, mau menginjak saya mati masih lebih mudah dibanding menginjak semut. Karena kamu sudah tahu siapa saya, mau bunuh mau siksa, semua terserah bapak, tetapi saya mau berkata dahulu, masalah ini ayah dan ibuku tidak tahu sama sekali, jadi kamu tidak perlu membuat urusan menjadi besar dan menghadapi mereka."

"'Menghadapi sepasang suami istri awam penjual tahu?" Lu Bing dengan lamban meniup air teh sampai uap panas mengepul keluar, "Saya belum perlu bertindak sedemikian jauh."

Jinxia memandangnya: "Hari ini kamu menyuruh saya kesini, hendak memusnahkan keluargaku sampai ke akar?"

"Hanya ingin sedikit mengobrol denganmu, kamu tidak perlu tegang."

"Saya tidak tegang!" Jinxia sekali lagi memastikan, "Lagipula kita berdua tidak ada yang perlu dibicarakan."

Lu Bing melihat dia sebentar, tiba-tiba tertawa: "Ketika kamu mengernyitkan alismu benar-benar mirip sekali dengan kakekmu.... saya tahu, kamu membenciku, berpikir saya yang telah mencelakakan seluruh keluargamu. Tetapi, dengan sikap seperti kakekmu, walaupun tidak ada saya, dia juga akan sulit lari dari bencana."

Under The Power (Novel Terjemahan)Where stories live. Discover now