Bab 36

539 103 4
                                    

Walaupun agak buram, tetapi dia bisa membedakan kalau sosok itu adalah seorang pria dan seorang wanita. Wanita tersebut dalam pelukan si pria, keduanya saling bersandar dekat, diam dan tidak bersuara.

"Kalian.... kalian...." Jinxia membuka mulutnya hendak berteriak, tetapi menyadari kalau tenggorokannya kering dan tidak dapat mengeluarkan suara, dia membuka mulutnya lagi dan berusaha sekuat tenaga berteriak, suara yang dikeluarkan hanya seperti suara nyamuk terbang.

Kedua orang ini masih tidak bergerak, sudah pasti tidak mendengar gerak gerik dia.

Tidak membawa pedang, Jinxia mengeluarkan pisau kecil dari dalam sepatunya, tanpa mengeluarkannya dari sarung pisau, dia berusaha menggunakannya untuk memotong dahan pohon persik yang ada disampingnya, maksudnya untuk membuat keributan, supaya mereka melihat ke arah dia.

Tanpa disangka setelah dia terus menerus mengetuk puluhan kali, sepasang kekasih tersebut seperti tuli telinganya, tidak mengindahkan tidak peduli, tetap bersandar dekat.

Aneh!

Ada yang sangat aneh!

Tidak peduli keadaan dia yang setengah tidak sadar, Jinxia setengah merangkak setengah berjalan terhuyung-huyung ke arah mereka, setelah cukup dekat, dia bisa melihat ekspresi muka pria tersebut yang sedang tersenyum, kedua lengannya memeluk erat wanita tersebut, sedangkan wanita itu, wanita itu....

Pikirannya semakin lama semakin buram, seluruh badannya seperti sedang berada di kedalaman gunung dan laut, Jinxia berusaha sekuat tenaga memfokuskan pikirannya, mencoba menjernihkan pandangannya.... kepala wanita itu berada di bahu si pria, mukanya hitam pucat, di ujung bibirnya menetes untaian darah, jelas sudah meninggal beberapa saat lamanya.

Dia sudah mati? Pria ini?

Dari penampilan luarnya tidak jelas keadaannya, Jinxia menjulurkan tangannya hendak memeriksa nadi pria tersebut, tiba-tiba pandangannya menjadi gelap, dan jatuh tidak sadarkan diri.

Di dalam klinik, seluruh proses pengobatan tanpa disangka-sangka berjalan sangat cepat, Shen Mi menggunakan sebuah palu perak kecil untuk memukul patah kaki Yang Chengwan, kemudian memperbaikinya lagi dari awal. Yang Yue terus menerus kuatir ketika tulang dipatahkan bisa membuat ayahnya disiksa kesakitan, untungnya Yang Chengwan masih terus tertidur. Tangan Shen Mi sangat meyakinkan, sebelum dia bangun proses penyambungan tulang ini sudah selesai dilakukan, dia melapisi papan penjepit ke tempat cedera, kemudian membungkusnya erat dengan kain.

"Setelah ini masih harus diperiksa lagi beberapa hari, kalian tinggal disini saja beberapa hari ini, saya sudah memerintah orang untuk mengatur kamar di sayap belakang, sebentar lagi ada yang akan mengantar kalian kesitu." Setelah membereskan semuanya, sambil mencuci tangan sambil berkata ke Yang Yue.

"Baik baik baik, terima kasih tabib Shen."

Yang Yue terus menerus berkata.

Shen Mi membuka pintu, dia menyuruh pelayan bujang meracik obat, kemudian lanjut sibuk mengurus urusan yang lain. Yang Yue seribu kali berterima kasih sambil mengantar mereka keluar, kemudian membalikkan badannya dan menghembuskan nafas panjang, dan lanjut berjalan ke samping ranjang dan menjaga ayahnya.

Anggur kemarin malam masih tersisa sedikit di badannya, dia bersandar di tepi kayu ranjang dan menutup matanya beristirahat, dalam hatinya juga memikirkan beberapa hal: Tidak tahu bagaimana hasil pembicaraan Jinxia dengan Xie Xiao? Kedua orang ini temperamennya tidak mudah dihadapi, semoga tidak sampai menimbulkan persoalan; Tidak tahu apakah nona Zhai sudah makan kue berasnya? Apakah dia menyukainya? Kalau tidak suka nanti coba dipikirkan lain kali akan membuat makanan apa lagi....

"Tuan muda Yang, ada yang mencari." Pelayan bujang berseru.

Ada yang mencarinya lagi? Yang Yue bangun dengan heran, baru saja hendak membuka tirai kamar, tirai tersebut sudah dibuka terlebih dahulu oleh orang lain, Xie Xiao yang membawa beberapa kotak berukir muncul di hadapannya.

Under The Power (Novel Terjemahan)Where stories live. Discover now