Bab 84

943 103 23
                                    

Setelah menikmati sarapan semua orang kembali ke kamarnya masing-masing untuk berkemas, Jinxia membawa buntelan pakaian kecilnya, dengan kepala tertunduk lemas dia hendak menuruni tangga, tetapi tiba-tiba dipanggil oleh orang.

"Hiasan kipas saya hilang, tolong bantu saya mencarinya."

Lu Yi berdiri di depan kamar, dia berkata sebaris kalimat itu kemudian langsung berbalik masuk kembali ke kamar, tidak memberi kesempatan kepada Jinxia untuk menolak sama sekali. Dia melihat ke kiri dan ke kanan, selain dirinya tidak ada orang lain lagi, dia menghela nafas panjang.

Hiasan kipas?!

Jinxia menyeret langkahnya menuju ke kamarnya, dalam hati berbisik, selama ini belum pernah melihatnya memakai kipas, hiasan kipas muncul darimana?

Begitu masuk ke dalam kamarnya, belum sempat melihat orangnya, terdengar suara pintu dipalang dibelakangnya. Belum sempat dia bereaksi, nafas yang hangat sudah menghampirinya, satu badan tahu-tahu sudah berada di dalam dekapan Lu Yi, bibir dia yang hangat menekan erat bibirnya, terasa membara panas dan kuat menjelajahi, sama sekali berbeda dengan kelembutan semalam....

Dia mencengkeram erat pinggangnya, punggungnya bersandar di pintu, entah kapan buntelan pakaiannya sudah terjatuh di lantai, Jinxia tidak bisa terlalu banyak berpikir, dia menaruh kedua tangannya secara insting di bahunya. Dia bisa merasakan Lu Yi semakin menempel erat di badannya, otot di badannya menegang dibalik pakaiannya.

Setelah lewat beberapa saat, sampai ketika kaki tangan Jinxia terasa lemas dan dia tidak sempat mengambil nafas lagi, baru Lu Yi agak sedikit melepaskannya, bibir dia mengecup bibirnya perlahan, kemudian bergerak ke telinganya, suaranya terdengar agak parau: "Hal yang kamu kuatir saya lupakan, apakah hal ini?"

Jantungnya masih belum berhenti berdegup kencang, Jinxia mencoba mengambil nafas tetapi tidak lupa menggelengkan kepalanya.

"Jadi mengenai hal apa?"

Dia menempel di badannya begitu dekat, sampai dirinya bisa merasakan dengan jelas nafasnya, terasa hangat, membuat orang terasa geli.

Jinxia mengangkat kepalanya, setelah ragu-ragu sejenak dia bertanya: "Kamu bilang hendak menikahi saya, apakah itu sungguhan?"

"Saya belum pernah mengatakan hal itu kepada orang lain." Lu Yi menatap dia dalam-dalam, berkata perlahan, "Juga tidak pernah mempunyai hasrat seperti ini kepada nona lain."

Jinxia memandang dirinya sesaat, masalah yang rumit dan membuat dia gelisah bergulingan di kamar, akhirnya mempunyai jawaban, ujung alis dan matanya tanpa sadar sedikit demi sedikit memancarkan muka senyum: "Makanya, saya sudah heran, bagaimana mungkin kamu.... tentu saja, saya tahu diri saya banyak hal yang baik, tetapi yang kamu sukai dari saya hal baik yang mana?"

"Hal ini saya juga tidak mengerti, sebenarnya menyukai kamu dari sisi apa? Coba biarkan saya pikirkan hal ini baik-baik...."

Lu Yi berkata dengan geli, mundur selangkah berpura-pura menyelidiki dirinya, Jinxia langsung merasa sedikit kuatir.

"Sudahlah, lebih baik tidak perlu dipikirkan." Setelah beberapa saat, Jinxia berkata dengan tulus, "Masalah asmara ini memang dari dulu membuat pikiran menjadi kacau, lebih baik tidak perlu terlalu dipikirkan. Yang penting kamu bisa melihat banyak hal baik dalam diri saya itu sudah cukup."

Lu Yi mendengarkannya dan menganggukkan kepalanya, dia bertanya balik: "Kalau begitu hal yang baik di saya, kamu tahu?"

"Tentu saja! Saya selalu merasa Daren sangat ahli dalam urusan pemerintahan dan berperang, sungguh bakat yang sangat jarang ada, ibu saya pasti akan sangat menyukaimu...." Dia tiba-tiba berhenti berkata, berkata dengan panik, "Celaka, ibu saya sedang menjodohkan saya dengan putra ketiga keluarga Yi, bagaimana membereskan masalah ini?"

Under The Power (Novel Terjemahan)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora