Bab 21

678 111 10
                                    

"Kamu pikir Zhou Xian bisa meninggalkan tulisan berdarah di dinding?" Dia mendengus berkata, "Kamu jangan lupa dia itu berasal dari keluarga Juru bicara istana, kalau benar-benar ada ketidak adilan, masakan tidak mencari cara untuk berusaha meyakinkan orang-orang?"

Betul juga! Zhou Xian dulunya adalah pejabat di Departemen Personalia, seorang Juru bicara istana pula. Posisi Juru bicara istana ini, pangkatnya tidak tinggi, tetapi bertanggung jawab dalam mengawasi semua pidato yang dikeluarkan, ke atas memperingati kaisar dengan jujur, ke bawah mendakwa pejabat yang salah, mengawasi semua tempat. Menjadi seorang Juru bicara istana, tidak hanya harus berani bicara terus terang, terlebih harus menjunjung tinggi integritas dan reputasi baik dibanding kekayaan dan kehormatan.

Kalau Zhou Xian sampai mengalami ketidak adilan, dan diberi cap sebagai seorang pejabat hitam yang korupsi dana perbaikan sungai sebesar seratus ribu tael, bukankah tidak masuk akal kalau dia tidak mengatakan sepatah kata pun?

Jinxia menatap Lu Yi, masih tidak mau menyerah, dia tetap menggunakan lentera pelan-pelan menyinari setiap sisi dalam kamar,  curiga kalau jejak dan petunjuk sudah disingkirkan oleh orang, selain sisi dinding, dia juga memeriksa dengan teliti setiap tempat di setiap sudut kamar tersebut.

Lu Yi juga tidak memperdulikan dia, hanya terus berkonsentrasi melihat gambar di dinding.

"Eh?" Jinxia sudah berjalan sampai ke sebuah lemari baju yang pintunya tertutup rapat, dibawahnya ada sebuah guci porselen bundar, dia menjulurkan tangannya mengambil barang tersebut, segel kertas diatasnya sudah robek, sekali lihat tahu kalau guci ini sudah dibuka oleh orang. Dia mendekat ke guci tersebut dan mencium baunya, sekelebat aroma anggur mengalir keluar, di samping itu masih ada wangi yang lain...

Dia menggelung lengan bajunya, dan memasukkan tangannya ke dalam guci, mengeluarkan dua macam barang, kedua barang tersebut diikat dengan tali sutra.

Si Wang tua ternganga heran dan berkata: "Di dalam guci ini masih ada barang yang tersembunyi?"

Lu Yi juga melihat ke arahnya.

Dia melepaskan tali sutra tersebut satu per satu dibawah cahaya lentera, barang didalamnya perlahan terlihat wujudnya, berwarna kehitam-hitaman, ada yang berupa bongkahan, ada yang berupa potongan ampas...

"Ini, apa ini?" Wang tua melihatnya dan tidak bisa memahaminya.

"Jamur Lingzhi? Jamur Lingzhi yang direndam arak," Jinxia berkata dengan serius tanpa berpikir panjang lagi, "Bisa membuat badan sehat dan umur lebih panjang, minum ini terus selama tiga bulan, bisa berjalan sejauh delapan ratus li."

Wang tua berkata "oo, oo" sambil menganggukkan kepalanya: "Zhou Daren sangat kurus, melihat kesehatannya juga sepertinya kurang bagus, mungkin hendak menutrisi badan."

Tidak perduli dengan perkataan omong kosongnya, Lu Yi mengambil sedikit serpihan tersebut, dan mendekatkannya ke hidung: "Ini rempah, sepertinya tanaman huoxiang, juga ada... lilac." Dia terus memciumnya beberapa kali, dan akhirnya merasa yakin.

Jinxia sudah membuka laci yang ada di dalam lemari, di dalamnya ada tanaman anuma, juga sedikit batu sinabar. Barang-barang ini bukan berkas surat, mungkin orang kepolisian tidak menganggap barang-barang ini adalah barang berharga, karena itu tidak memindahkannya.

Melihat kedua barang ini, di otak Jinxia muncul sebuah pemikiran, dia bertanya kepada si Wang tua: "Zhou Daren pernah meminta kamu mencari sumsum dan lemak sapi?"

Wang tua berkata dengan heran: "Dia memang pernah menyuruh Zhou Fei, si pelayan bujang itu, bertanya kepada saya, dimana bisa membeli sumsum dan lemak sapi."

Jinxia tertawa lepas dan berkata: "Sungguh di luar dugaan, Si Zhou Daren ini ternyata sedang jatuh cinta."

Lu Yi melihat dia: "Bagaimana kamu tahu dia sedang jatuh cinta?"

Under The Power (Novel Terjemahan)Where stories live. Discover now