Side story 2: Beberapa cerita kehidupan pernikahan (3)

791 92 5
                                    

Demi mengecek dan menyetujui sebuah evaluasi, Lu Yi keluar rumah beberapa hari, pergi ke provinsi Jiangning. Ketika pulang kembali ke ibukota, bertepatan dengan waktu pohon willow tumbuh melambai di seisi kota, setelah dia menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, kemudian pulang menuju ke rumah.

Jinxia sedang berada di dalam ruang baca, menenggelamkan kepalanya sedang menulis entah apa, begitu mendengar langkah kakinya, mengangkat kepala melihatnya dan memberikan sebuah tawa yang cemerlang, kemudian.... tidak ada kemudian lagi, dia kembali menenggelamkan kepalanya, lanjut menulis.

Setelah naik pangkat menjadi atasan polisi, sikapnya juga jadi demikian tinggi? Lu Yi mengernyitkan alisnya, memutar meja, menundukkan kepala melihat apa sebenarnya yang sedang dia tulis.

"Pedang panjang retak, ini juga harus ditulis dalam laporan?" Dia bertanya dengan heran.

Setelah Jinxia menulis beberapa kata terakhir, meletakkan penanya, bangkit berdiri merangkul pinggangnya, dengan penuh keluh kesah berkata: "Di Liu Shanmen kedatangan seorang penanggung jawab Chen, juga tidak tahu apa latar belakangnya, kepala atasan pokoknya mendengarkan dan mengikuti semua kemauannya, benar-benar menyusahkan kita."

"En?" Lu Yi memeluknya, agak tertarik mendengar keluhannya.

"Penanggung jawab Chen ini pejabat baru langsung membuat perubahan di sana sini, begitu tiba langsung berkata, dana Liu Shanmen sangat terbatas, tingkat pengeluaran terlalu tinggi, banya bisa mencoba mengurangi biaya. Sekarang, bahkan pedang panjang retak pun, harus menulis laporan secara detil, setelah melewati pemeriksaan, diteliti dan disetujui, yakin kalau tidak bisa dipergunakan lagi, baru boleh berganti pisau." Jinxia bersandar padanya berkeluh kesah, "Ada dua orang bawahan saya yang perlu mengganti pedang, jadi saya membantu mereka menulis laporan."

Setelah mendengar hal ini, walaupun Lu Yi ikut bersimpati, tetapi yang bisa dia lakukan hanyalah bersimpati.

"Memangnya bisa menarik sisa uang seberapa banyak dari kalian," Dia tertawa sambil menggelengkan kepalanya, "Yang lebih tepat itu adalah berpikir bagaimana caranya Departemen pendapatan mengeluarkan sedikit uang lagi untuk kalian."

Jinxia mengangkat kepala melihatnya, berkata dengan tidak puas: "Uangnya sudah dialirkan ke tempat Jin Yiwei kalian."

Lu Yi tidak bisa menahan tawa, menarik memeluk dia lebih kencang lagi, berkata dengan santai: "Suamimu meninggalkan rumah beberapa hari, rindu kepadaku tidak?"

"Ah...."

"Ah apa, kenapa, benar-benar sudah melempar saya di belakang otakmu?"

"Bukan begitu, tugas mengikat badan, benar-benar sangat sibuk, terlalu sibuk! Mohon banyak-banyak memaafkan.... kamu lapar tidak, saya buatkan kamu semangkuk mie ya?" Jinxia tertawa sambil bermanis-manis dengannya.

"Hanya semangkuk mie?"

"Malam nanti saya masih harus pergi patroli." Jinxia melihat ke arah jam dinding barat yang tergantung di dalam kamar, dengan panik berkata, "Aiya, sebentar lagi sudah waktunya ganti giliran jaga, saya masih harus pergi mengantar laporan barang dahulu. Atau kamu pergi ke Da Yang situ untuk makan sesuatu?"

Lu Yi melihatnya dengan pandangan tidak setuju, tidak mengeluarkan suara.

Jinxia berjinjit di atas jempol kakinya, sambil tersenyum-senyum mencium-cium dia sebentar, tahu-tahu dalam sekejap dirinya sudah dibopong olehnya, langsung lurus menuju ke dalam kamar.

"Tidak bisa, saya sudah hampir terlambat...."

Perkataan dia belum selesai, bibirnya sudah dihalangi oleh sesuatu.

Under The Power (Novel Terjemahan)Where stories live. Discover now