Empat Puluh Dua🍊

673 85 0
                                    

"Jangan makan pedes-pedes ah, nanti berubah jadi cabe-cabean kayak Virka lagi."

Botol saus yang akan Amy raih langsung Jonah geser menjauh. Meski Amy suka makan makanan pedas dan jarang sakit karenanya, tetap saja Jonah khawatir. Karena dari yang dia baca, pedas bukanlah rasa melainkan sensasi panas dan terbakar yang dirasakan papilla atau ujung saraf di lidah. Meski nyebelin kayak nyamuk, Jonah tidak ingin Amy merasakan sakit. Itu lah kabar terbaru dari hatinya yang dulu kosong melompong.

"Amy jadi cabe-cabean? Gak bakat oi!" Gelak tawa beruntun keluar dari mulut Vila.

"Yipi, Amy mah cocoknya jadi sad girl." Virka mengeluarkan persetujuan. Dilihat dari sikap Amy yang selalu jaga image, perempuan itu memang tidak berbakat menjadi cabe yang bermulut pedas dan bertingkah asal.

"Udah pada bosan hidup lo berdua?" Santai saja, tapi langsung membungkam tawa yang akan meletus di seisi meja.

"Cowoknya mah baperan." Jack berbisik ke telinga Vila.

"Tahu tuh kayak ciwi aja," ejek Vila.

"Lo ngomong apa?" Jonah menelusupkan tatapan tajam ke dalam manik Vila. "Kayak ciwi? Bukannya lo yang kayak ciwi eh? Rutin gosip, mulut ember, pakai filter we are bear bears segala lagi. Najis!"

"Iya deh, gue kalah." Menyerah, Vila menarik sendok dari tempatanya. Lebih baik di makan daripada berdebat dengan Jonah. Apapun triknya, tetap saja jatuhnya ia ke neraka.

"Debat mulu lo pada. Gak takut pada berubah jadi anjing kah?" Virka yang tengah diet menjadi satu-satunya yang tidak menyantap makanan di meja panjang tersebut. "Nih gue ada info ter-dabeak."

"Apaan?" Sahutan Jack yang pertama. "Jam pelajaran matematika dimusnahkan kah?" tebaknya, berharap.

"Atau jangan-jangan lo dapat gebetan oom-oom lagi." Kalimat asal Vila langsung membuat tawa meledak, terkecuali untuk Virka yang langsung melempar kaleng softdrink menuju kepala Vila.

"Dasar mulut sampah!"

"Mianhae atuh," kata Vila mengelus bolak balik kepalanya yang nyeri.

"Mianhae pala lo." Asap panas masih berlomba keluar dari kepala Virka ketika Pasha meletakan sendok dan garupnya.

"Info apaan sih?"

"Gue bakalan ketemu oppa Jaehyun yayy," teriak Virka mengabaikan manusia yang berlalu-lalang dengan tatapan aneh padanya.

"Halu terus!" ejek Vila. "Mati ketimpa halusinasi baru nangis darah lo."

"Siapa yang halu, ini no formalin kok." Virka menunjukkan layar ponselnya yang menyala. Semua mata langsung fokus pada titik tersebut.

"Ada konser NCT 127 di Korea, gue dibeliin tiket sama papa kesana. Amazing kan?"

"Gue nitip nasi kucing dua bungkus," ujar Vila asal.

"Emang ada yang jual nasi kucing disana?"

Jonah menghela nafas mendengar tanggapan kekasihnya. "Duh sayang kamu gobloknya kok asli banget sih." Bercampur greget ia menyerang pipi Amy dengan cubitan. "aaaa jadi pengen khilaf nabok nih tangan," lanjutnya membuat bibir Amy berkerut.

Apa yang salah? Dia hanya bertanya.

"Dasar katrok! Makanya ke Korea lo." Jonah mengerenyitkan kening.

"Kenapa gue jadi gak suka dengan omongan lo ya, Vil?"

"Iya, maaf. Typo tadi gue." Lagi, Vila mengalah. Tidak mau memperpanjang debat. "Lagian tuh cewek lo katrok banget dah. Nih mulut jadi pengen khilaf ngumpat terus, bro."

My Kriting GirlWhere stories live. Discover now