Empat Puluh🍊

814 102 2
                                    

"Jonah?" Irsla tercenung dengan cowok tinggi itu.  Dia baru selesai menemui kepala sekolah dan sudah disuguhi wajah taman teman masa kecilnya tersebut. Apa ini takdir? Pertemuan tidak disengaja yang membawa bunga.

Anak perempuan selalu menganggap anak laki-laki adalah pelindung. Dengan kebaikan Jonah, Irsla kecil memberinya status itu. Tidak ada yang suka berbagi hero, Irsla kecil tidak begitu.  Tapi bagaimana dengan sekarang? Ketika kupu-kupu berterbangan di perutnya, juga skenario macam-macam yang ada di kepala bahkan hanya karena melihat wajah Si Jonah. Bisakah dia tidak egois?

"Ngapain lo?" Seperti biasa nada Jonah dingin seperti kutub utara. Irsla mau tak mau jadi teringat masa kecil mereka. Saat itu Jonah juga anak selalu berkata dingin dan sedikit berbicara. Satu yang membedakannya, ketik kecil Jonah masih lumayan sering mengumbar senyum. Irsla jadi penasaran apa yang terjadi setelah mereka berpisah.

"Ngurus administrasi." Irsla mengangkat map ditanganya. "Lo sendiri mau ngapain?"

"Urusan negara." Jonah meninggalkan Irsla. Hatinya perang. Irsla kecil adalah orang penting baginya. Namun mengingat wajah Amy, ia menjadi tidak tega berbuat baik kepada Irsla.

Tapi rasa tetap lah rasa, Jonah tidak bisa mengkhianatinya. Istirahat pertama ia dan Irsla sudah duduk berhadapan di bangku kantin.

"Lo mau makan apa?" Jonah membuka percakapan.

"Kayaknya sih pengen mie goreng," jawab Irsla antusias. "Anyway, lo mau pesanin ya?"

"Enggak." Jonah membuka segel botol aqua ditanganya.

Irsla mendengus, "dasar jahat!"

"Lo mau gue begal?" Irsla menggeleng. Jonah yang sekarang benar-benar tidak seimut dulu.

"Mmmm, gue boleh nanya gak?" Pertanyaan canggung Irsla menimbulkan kerutan di dahi Jonah.

"Apaan? Lo mau nanya kenapa gue masih ganteng?"

"Narisis!" Irsla langsung menyuarakan kejijikanya. Namun daripada berdebat ia memilih melanjutkan kalimat, "cewek yang di foto profil lo siapa?"

Tadi keduanya sudah sempat bertukar nomor. Tentu saja Irsla langsung antusias dengan teman lamanya tersebut, namun begitu melihat foto profil berubah menjadi seorang gadis keriting kepalanya penuh tanda tanya.

"Kucing gue." Jawaban asal Jonah menimbulkan ketidakpuasan dimata Irsla.

"Masa sih kucing?"

Jonah mengangguk mengiyakan. Ketika Irsla membuka mulut ia meneguk air mineral dari botol, mau tak mau cewek itu menutup mulut dulu.

Dari sisi lain Amy and the geng melangkah masuk. Pupilnya membesar ketika melihat Jonah disana. Namun ia mengingatkan diri untuk tetap tenang. Tidak punya hak, tidak pantas, Amy ingat itu.

"Mampus!" Vila yang menumpang dalam rombongan mencibir. "Gue bilang juga apa, mustahil si Jonah suka sama lo."

Teriris, itulah yang terjadi pada hati Amy. Ngilu merayapi dadanya, lama kelamaan disertai panas emosi yang minta diledakkan.

"Jangan sembarangan!" Erela tanpa perasaan menarik kuat telinga Vila. Cowok itu meringis heboh minta dilepaskan, namun Erela tidak melakukannya.

Keributan yang datang membuat atensi Jonah berpindah. Ia menikmati ekspresi Amy yang tenang. Jangan-jangan dia beneran gak suka sama gue, Jonah langsung negatif.

"Nah itu kucing gue." Seruan Jonah membuat Irsla mengikuti arah pandang cowok itu. Siapanya Jonah, jelas itu pertanyaan utama di kepala Irsla kala maniknya melihat perempuan real dari foto profil Jonah.

My Kriting GirlWhere stories live. Discover now