Enam Puluh Dua 🍊

322 66 14
                                    

"Yakin mau sekolah?"

Amy mengangguk seraya bergerak mengenakan masker.

"Gatal gak?" tanya Axel kemudian. Dia membantu membawakan tas Amy masuk ke dalam mobil.

"Enggak."

"Serius?"

Amy menutup kembali pintu mobil. "Iya."

Jika sudah demikian, Axel tidak bisa lagi membantah. Dia menyalakan mesin mobil. Menggiringnya ke jalanan yang mulai ramai.

"Mau beli makanan dulu gak?"

"Mama udah bawain bekal."

"Oh."

Responnya memang begitu. Tapi pada kenyataannya Axel memberhentikan mobil di salah satu supermarket. Dia mengajak Amy turun.

"Pangeran kodok mau beli apa?"

"Batu bata," sarkas Axel.

Amy pun cemberut, membuat tangan cowok itu langsung bergerak mengusak-usak rambut Amy.

"Pangeran kodok ihh. Jadi berantakan nih." Amy segera sibuk merapikan rambutnya. Axel pula malah melangkah ke stand camilan. Dia mengambil cukup banyak dari sana, alhasil Amy menjadi kepo.

"Kok banyak banget?"

"Uang-uang gue, kenpa lo yang sewot?"

"Kan cuma bertanya."

"Udah! Pilih gih apa yang lo mau?"

"Serius?"

"Hmm."

"Yahuu." Amy meraih camilan yang ia suka hingga tangannya penuh.

Setelah itu Axel benar-benar yang membayarnya. Tentu saja Amy sangat senang. Kapan lagi dia ditraktir oleh manusia pelit itu.




🍊•🍊•🍊




Sementara itu di parkiran yang mulai ramai, Jonah berdiri dengan tubuh bersandar di bumper mobil. Dua maniknya menatap lurus ke gerbang utama.

"Jonah!" Indy menepuk bahunya.

Jonah hanya melirik malas. "Mau apa lo?"

Indy tercengir lebar. "Gak mau apa-apa hehehe."

"Pergi sana!" usir Jonah.

Pagi ini dia sudah cukup emosi melihat wajah Nasya. Please, jangan tambah emosi dia lagi dengan manusia sejenis Indy.

"Lo nungguin siapa?"

Jonah tidak membalas. Indy segera saja menebak dengan yakin. "Amy?"

"Hmm."

"Jo, lo udah tunangan."

"Terus? Kenapa kalau gue udah tunangan?" sembur Jonah galak. "Berisik banget. Pergi lo!"

Bukannya pergi, Indy malah mendudukkan tubuh di atas bumper mobil Jonah. "Lo gak suka sama Nasya ya?"

"Bukan urusan lo!"

"Jujur aja kali, Jo. Gue gak akan bocorkan ke siapa-siapa kok."

"Nasya itu cantik dan baik. Kenapa lo gak suka?" lanjut Indy karena tidak mendapat balasan Jonah.

"Udah gue bilang bukan urusan lo!"

Indy mencebik bibir pinknya. "Marah terus. Cepat tua lo."

Jonah memasukkan dua tangannya ke saku hoodie, lalu dia berjalan pergi dengan langkah panjang. Daripada emosi, lebih baik dia segera menjauh.





My Kriting GirlWhere stories live. Discover now