🍊Ketujuh

1.5K 119 2
                                    

"Lo gak mampir?" Tanya Jonah setelah turun dari motor Amy. Cewek itu mengeratkan peganganya pada stang motor.

"Emang ini rumah lo?"

"Bukan."

"Terus ngapain ngajak mampir?" Amy menyalakan mesin motornya. "Dasar sengklek!"

"Gue traktir."

Amy mematikan mesin motornya cepat, memicingkan mata pada Jonah. "Baik bener? Lo mau nyogok gue kah?"

Jonah menghela nafas pelan. "Kan tadi lo sendiri yang minta traktirin."

"Oh, iya ya." Amy turun dari motornya. Melepas helm di kepalanya. "Gue kira kapasitas otak lo cuma 2 GB-gak ingat sama ucapan lo sendiri. Ternyata ingat juga rupanya dengan ucapan lo tadi. Ayo."

Amy berjalan lebih dulu, diikuti oleh Jonah dari belakngnya.

"Lo mau apa?"

Amy memutar bola matanya malas. "Come on, Jo. Lo cuma ngajak gue ke warung bakso, kan mustahil kalau gue minta spaghettie."

Cowok itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sial! Kenapa otaknya jadi blank begitu. "Maksud gue lo mau berapa mangkuk?"

"Tiga." Amy menjawab dengan semagat empat lima. "Boleh gak?"

Jonah mengangguk, meski dia sebenarnya terkejut dengan porsi makan cewek itu. "Gak deh, satu aja." Ujar Amy berubah pikiran ketika pelayan datang.

"Mbak, baksonya dua porsi sama lemon tea dua." Kata Amy mewakili. Pelayan tersebut mengangguk lalu pergi.

"Kenapa?"

Amy mengerenyitkan dahi. "Apanya yang kenapa?"

"Kenapa lo cuma pesan satu, gue sanggup kok bayar dua."

"Lo tahu kan warung es krim di sebelah?"

Jonah mengangguk.

"Lo juga tah kan warung spaghettie di sebelahnya?"

"Iya." Jonah mulai merasa ini seperti teka-teki.

"Lo juga tahu warung sate di sebelahnya lagi kan?"

Jonah mengangguk cepat. "Kenapa emangnya?"

Amy tersenyum penuh. "Gue mau meinta traktir lo itu semua."

"Hah?"

Amy malah terkikik melihat wajah cengo Jonah. "Lo kan baik, Jo." Puji cewek itu manis. Jonah menghembus nafas kasar.

"Dasar siput!"

~•~•~•~

"Jo, lo tahu gak? Amy mengunyah cepat satenya. " Puput sama Ian pacaran."

Jonah mendongak. "Ngapain lo ngurusin hidup orang?"

"Ih, denger dulu dong." Amy merapikan sekejap kunciranya lalu melanjutkan makanya. "Ian itu sukanya sama kawan Puput, parah kan?"


"Emang sampai berdarah?"

Amy mengeratkan peganganya pada sendok dan garpu. Cowok itu memang tidak bisa diajak bercanda.

"Denger," Jonah mengaduk pelan minumanya. "Gak usah ngurusin hidup orang. Hidup lo aja belum benar. Kepo gak masalah, tapi gak lebih baik lo kepo sama tambang minyak lo yang masih memproduksi jerawat heh?"

Amy mengangguk lemah. "Iya juga sih. Tapi kan hobi gue ngegosip, Jo."

"Gila!" Cibir Jonah melirik jam tanganya. "Cepetan deh makanya, udah mau sore nih."

My Kriting GirlWhere stories live. Discover now