🍊Sebelas

1.4K 127 1
                                    

"Lama amat lo pulang," ujar Amar bersidekap dada di depan pintu. Matanya mengawasi gerak-gerik Amy yang baru saja melepaskan helm orenya yang selaras dengan warna motornya. Dasar maniak oren!

"Dari mana?" tanya Amar kian berniat mengekesekusi. "SMA gue lihat dari dua jam yang lalu udah pulang tuh. Lo keliaran ya?"

"Gak usah sewot lo, cebong! Minggir, gue mau masuk. Lapar nih." Amy menggeser tubuh Amar dari pintu lalu melangkah masuk. Tv yang menyala membuat cewek itu teringat sesuatu.

"Dora udah main ya?"

"Udah lah, malah udah habis lagi." Jawaban Amar sontak membuat Amy cemberut. "Yah gak bisa nonton dong."

"Lebay lo!" cibir Amar. "Udah besar masih aja nonton Dora. Sana lo nonton Anak Langit, lumayan nambah wawasan cinta tuh. "

"Sibuk aja lo," geram Amy melangkah ke kamarnya. Ia membanting tasnya di kasur lalu melirik pada jam dinding di kamarnya yang berwarna oren. "Jam empat?" gumamnya. "Anjir, lama juga gue makan dengan Jojo ya."

Teringat nama Joanah membuat Amy segera melihat jaket dipinggangnya. Cewek itu tersenyum merekah. Ini kan jaket Jonah yang sudah ia idam-idamkan dari beberapa bulan lalu. "Akhinya," gumam Amy melepaskan jaket tersebut lalu memandangnya dengan binar bahagia.

"Lihat aja, gak bakal gue pulangin nih" ujarnya terkikik. "Oh, iya si pangeran kodok kan mau datang. Gue mandi dulu deh."



~•~•~



Amy tengah menggoreng ayam kala Amar berteriak. " Kak, ada abang ganteng pakai kacamata. Mukanya mirip Harry Potter reinkarnasi kesembilan. Katanya mau ketemu kakak. "

Amy memutar kepala. "Axel ya?" balasnya berteriak.

"Katanya iya," teriak Amar dari ruang tengah. "Bang, susul aja kakak di dapur. Lagi goreng ayam tuh dia, katanya kelaparan dari zaman purba."

Axel hanya terkekeh kecil, lalu menganggukkan kepala. Berjalan melewati ruang tamu dan ruang keluarga, lalu berbelok ke kiri dimana dapur minimalis Amy berada. Dia sudah pernah kesini, jadi mustahil jika ia tersesat.

"Kelaparan?"

Amy yang tengah menggoreng lantas berbalik dengan sutil ditanganya. "Iya, kelaparan nih gue."

Axel terkekeh, menyodorkan kresek hitam yang ia bawa. "Apaan nih? Kulkas dua pintu atau piring cantik?"

"Emang muat?" tanya Axel terkekeh.

Dahi Amy mengerenyit. "Apanya?"

"Kulkasnya lah, Amy" balas Axel greget. "Tuh gue bawain lo sate. Tadinya mau beliin lo pizza tapi gak deh keenakan di lo-nya."

"Huwaaaa, makasih pangeran kodok." Amy lantas duduk di kursi makan. "Gue mau makan dulu deh kalau gitu, lo lanjutin ya goreng ayamnya."

Axel terkekeh. Katanya dia diundang makan nastar kok malah jadi babu sih. Tapi ya bodo lah. Yang penting dia punya kawan ngomong saat ini. "Xel, ini bukan sate kodok kan?"

"Kayaknya sih iya."

"Seriusan?" tanya Amy terkejut. "Pantaslah gue rasa lain."

Axel tergelak. " Ya bukan lah, Amy. Ini tuh sate daging sapi."

"Gue gak suka sapi," ujar Amy mengigit satenya lagi.

"Loh, tapi kok dimakan?" bingung Axel.

"Gue gak suka sapi, tapi suka daginya hehehe."

"Dasar aneh!" cibir Axel membalikkan ayam di kuali. "Katanya ada nastar, mana?"

My Kriting GirlWhere stories live. Discover now