TigaPuluh🍊

1.8K 184 18
                                    

"Sebentar lagi."

Ekor mata Bulan lantas mengikuti pergerakan Jonah dari daun pintu ke kasurnya. "Apanya?"

"Lo bakalan punya kakak ipar," Jonah mendudukkan badanya di pinggir ranjang Bulan yang sudah beserakan oleh buku. "Keponakan juga."

"Mulai gak beres nih," kata Bulan menutup buku ditangannya.

"Gue serius." Jonah berujar bahkan sebelum Bulan mempertanyakannya.

"Lo takut dilangkahi gue ya?" tebak Bulan mengingat Bumi yang gencar mengajaknya nikah. Kemungkinan besar sekali jika Jonah tidak segera tancap gas dia akan dilangkahi oleh Bulan.

"Pertama sih gitu." Jonah menyandarkan badannya di punggung kasur. "Kedua, I'm not wanna be alone anymore."

"Iya juga. Kalau lo sendirian terus, kemungkinan lo bakalan mati muda kelelep sepi."

Jonah mengangguk saja, meski dalam hati ia tetap menegarkan dirinya untuk mandiri—tanpa siapapun.

"So, siapa cewek beruntung yang udah bikin abang gue ini luluh heh?"

Jonah terkekeh, memandang lekat wajah Bulan yang sangat mirip dengan almarhuma ibunya tersebut.

"Alah, gak usah sok misterius. Palingan juga si keriting Amy kan?" lanjut Bulan sebelum Jonah sempat membuka mulut.

"Kenapa?" tanya Jonah ingin tahu.

"Kok kenapa? Yeee memang udah jelas aja kali, akhir-akhir ini kemana lo pergi pasti bawa Amy."

Jonah tidak menyangkalnya. Akhir-akhir ini memang separuh waktunya dihabiskan bersama Amy. Nyaman saja yang ia rasa, tidak ada jemu yang melanda meski terkadang bocah itu teramat oon.

"Kenapa lo gak milih cewek lain?" Bulan bersidekap dada, mulai mengintrogasi 5W+1H dari abangnya tersebut. "Yang lebih enak dipandang mata, misalnya. Atau, yang lebih pinter otaknya."

"Gue kembalikan lagi pertanyaan lo. Kenapa lo gak milih cowok selain Bumi? Yang lebih mandiri misalnya. Atau, yang lebih bagus mulutnya."

Bulan menekuk muka.

"Gak bisa jawab kan? Sama," kata Jonah tersenyum menang. "Kalau bisa request jodoh, gue juga mau yang perfect kali. Sekuat wonder woman, secantik Kendal Jenner, Sepintar Najwa Shihab and sealim Aisyah istri Rasulullah."

"Sayang gak bisa," sambung Bulan menghela nafas. "Kita gak pernah bisa milih kita dengan siapa, tapi siapa yang ada pada kita saat ini pertahanan kan lah! Dia berkonspirasi dengan Tuhan untuk membuat kita bahagia, ya meski saat ini doang."

Sayang Jonah tidak seperti Bulan. Dia tidak ragu sama sekali menjalin hubungan dengan Amy. Bulan ini memang terlalu memikirkan resiko di atas bahagia. Poor Bumi, pikir Jonah.

"Anyway, emangnya Amy mau sama lo?"

"Remeh banget sih mulut lo," kata Jonah asal menarik lengan Bulan. "Gue ini titisan Manu Rios versi 9 yang udah diupdate malah, gak ada kurang, banyaknya lebih. Mustahil cewek seperti Amy gak suka sama gue, itu kalau dia cewek normal ya."

"Tapi bukanya Amy udah dijodohin sama Axel ya?"

Suek! Wajah Jonah masam seketika. "Siap yang bilang?"

"Gue," balas Bulan percaya diri. "Berdasarkan cerita Amy kalau dia dan Axel saling dikenalin sama orang tuannya. Itu cewek terlalu bego, maksud orang tua kalau begitu pasti gak jauh-jauh dari menjodohkan."

"Lo kebanyakan nonton drama." Kata-katanya santuy, tapi nyatanya sampai Bulan siap mengerjakan tugasnya Jonah masih bengong—apa benar yang dikatakan Bulan ya?

My Kriting GirlWhere stories live. Discover now