🍊Sembilan Belas

1.2K 119 6
                                    

Bug

"Eh anjir," gerutu Pasha memegang dadanya. "Apa-apaan sih lo, Jo?" serangnya menyorot tajam manik cowok dihadapannya.

"Tuh ambil balik strawberry lo" kesal Jonah mendudukkan badannya di bangku. "Gak guna!" cibirnya lagi kian emosi.

"Dih dasar kadal air! Udah ngambil semuanya eh malah marah-marah lagi" kata Pasha ikut menggerutu.

"Berisik lo!" geram Jonah melempar kulit kacang bekas dari meja pada Pasha. Cowok charming dan pencinta kerapian itu mendelik tajam.

"Kenapa lo, bangke? kerasukan?" sindirnya seraya membuka box strawberry tadi.

"Banyak tanya!" desis Jonah malah beranjak pergi. "Habisin tuh strawberry! Sampe lo mampus sekalian" suruhnya kejam.

Pasha kembali mendelik tajam, memandang bingung cowok tinggi dan proporsional itu yang kemudian menghilang dari pandanganya.

***

Langit cerah dan angin bertiup kencang tapi sialnya dada Jonah tetap panas seperti kebakaran. Menatap malas sekelilingnya, cowok itu terus berjalan tak tentu arah dengan dua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. Beberapa cewek yang lewat mencuri-curi pandang, tapi ia sama sekali tidak berniat membagi senyumnya atau bahkan sekadar menatap balik pasang mata tersebut.

"Datar amat sih" gerutu salah seorang cewek yang lewat. Bukan Jonah namanya jika dia peduli dengan omongan orang. Dengan langkah lebar ia terus berjalan hingga sorak sorai perempuan mengambil atensinya.

Disana cewek cantik nan imut yang Vila comblangkan padanya sedang bercanda bersama teman-temanya.

"Latihan?"

Sontak cewek-cewek tersebut terlonjak kaget. Kemunculan Jonah disana adalah penyebabnya. Indy mengangguk dengan tersipu. Biasa, baper karena berekspetasi Jonah datang untuk menemuinya.

"Oh" Jonah manggut-manggut. Duduk di stand penonton. "Ngapain lo pada disini?" sinis Jonah yang lantas membuat cewek-cewek itu kembali bergerak untuk latihan.

Pandanganya kosong, tapi karena Indy ada dihadapannya. Semua cewek disana jadi berbisik-bisik kalau dia tengah memperhatikan si cute girl itu. Jonah Bodo amat. Malah bersidekap dada dan kian berniat membuat Indy baper.

Cantik darimananya sih? batin cowok itu penasaran.

"Woi, man" tepukan dibahunya membuat Jonah tersentak. Memutar kepalanya 90 derajat tanpa ekspresi. "Ngapain lo disini?"

"Eits, jangan tanya kenapa gue disini. Tapi kenapa lo disini? Come on, Jonah Pradava bukan orang yang suka berkumpul dengan cewek kan?" goda Vila seraya mendudukkan badannya di samping cowok itu. "Santuy, gue tahu kalau lo lagi berbunga-bunga kan?" lanjutnya mulai membuat Jonah kesal.

"Sok tahu!" cibir Jonah kembali memfokuskan pandanganya. "Kata lo dia cantik, cantik darimananya?"

Vila lantas meluruskan pandanganya. Dalam hati ia yakin Jonah sudah sangat gesrek. Bahkan kakek-kakek yang otaknya hampir eror saja tahu kalau Indy itu cantik.

"Dari segala segi lah, dodol! Emang lo gak punya mata heh?"

"Segala segi yang lo maksud itu apa?"

"Badanya bagus" kata Vila menjelaskan. "Kayak model-model papan atas lah pokoknya."

"Bagus darimana? Badan hampir bulat kayak bola gitu" cibir Jonah tak terima.

"Woi, lo gak lihat tuh! Kayak gitar spanyol loh."

"Gue gak suka gitar spanyol" sanggah Jonah cepat. "Gue sukanya gitar Indonesia."

"Wtf?" Vila melirik tajam cowok disebelahnya.

My Kriting GirlWhere stories live. Discover now