Prolog🍊

5.5K 225 9
                                    

"Lo ini cewek bukan sih?"

Jamie tergagap, menoleh pada cowok disebelahnya yang bertopang dagu dengan wajah datarnya. "Eh, maksud lo apa?"

Tidak menjawab, cowok itu malah mengeluarkan ponselnya yang bersimbol  apel digigit entah oleh siapa. "Eh, lo ngasih gue hp?"

Jamie membolak-balikkan ponsel keren itu. Jonah memutar bola matanya malas. Cewek partner duduknya itu seperti orang kudet saja. "Berkaca!"

"Hah?"

"Berkaca, oon." Jonah memegangi ponselnya. Mengarahkan layar hitamnya pada Jamie, cewek itu menatap pantulan wajahnya dan cowok ganteng itu bergantian.

"Kenapa?"

"Coba lihat wajah lo!"

"Masih ada." Balas Jamie polos. Cowok ganteng dengan tubuh proporsional dan raut sedatar triplek itu menghembuskan nafas kasar, kembali menyembunyikan ponselnya ke dalam saku bajunya.

"Bukan itu." Katanya mencoba sabar. "Wajah lo,"

"Kenapa?" Jamie memotong cepat seraya memegang dua pipinya. "Kenapa wajah gue? Ada laba-laba kah?"

"Bukan, bego." Kesabaran Jonah habis. "Wajah lo tuh berminyakan,  enek gue lihatnya. Lap kek atau apa lah," cowok itu sewot dibuatnya. Jamie hanya memandangnya aneh lalu mengelap wajahnya dengan kedua tanganya.

"Aishhhh." Jonah menyambar kedua tangan Jamie. "Jangan pakai tangan, oon. Tangan lo banyak bakterinya."

"Hah? Masa sih? Tapi ini gak ada." Jamie malah sibuk memandang kedua tanganya sementara Jonah menarik nafas untuk membuang amarahnya.

"Dasar cewek bego !" Cibirnya lalu berjalan keluar kelas.

Jamie memutar badanya kebelakang, Virka disana tengah mengecat kuku indahnya. "Vir, wajah gue berminayakan ya?"

Virka menatapnya sekejap, lalu kembali pada aktifitasnya. "Iya, kalau lo kumpulin gue rasa bisa dijual ke pedagang gorengan."

Jamie cemberut, kembali pada mejanya. Bukan minyak di wajahnya yang jadi masalah, tapi sewotnya partner duduknya itu yang menjadi masalah.

"Ah, bodo. Lagian kalau emang beneran bisa dijual ke pedagang gorengan ya gak apa-apa. Kan gue bisa jadi CEO minyak wajah muehehe"







🍊🍊🍊








"Woi, triplek."  Vila yang tengah duduk di parkiran melambaikan tanganya. "Datar amat muka lo, bosan tahu gue lihatnya."

"Gue bukan bosan lagi, malah udah mual kali." Balas Jack tergelak.

"Duh, lo hamil ya? Berapa bulan? Siapa bapaknya? " tanya Paja beruntun.

"Mas, kamu harus tanggung jawab." Jack belagak seperti wanita kurang belaian yang meminta pertanggung jawaban kepada Jonah atas perbuatan khilaf mereka. Cowok datar itu dalam sekejap menggeplak kepalanya kuat. Jack meringis. Berlari kepada Vila.

"Anjir, kepala gue mau hilang rasanya."

"Mampus lo!" Vila malah kian mencibir. "Makanya jangan sok jadi banci, udah tahu si Jonah aseksual. Malah di goda, ya gak mempan lah ."

"Vil, lo pernah lihat sepatu terbang gak?" Tanya Jonah bersiap melepa sepatunya. Vila menggeleng cepat.

"Ampun, Jo. Maaf kan lah mulut gue yang khilaf ini. Janji, besok gue ulangin lagi."

Pasha tergelak, menepuk kuat bahu Jonah. Cowok itu menepisnya cepat. Malah bertanya manusia bucin yang kini bersama Bulan. "Bumi mana?"

"Ah, biasa. Ngurusin bini dia lah." Balas Vila berkaca pada spion motor. "Beuhh, wajah gue kian hari kian ganteng ya?"

My Kriting GirlOù les histoires vivent. Découvrez maintenant